Bersandar pada Yesus

Renungan Harian Misioner
Minggu Pekan Biasa XIV, 09 Juli 2023

Za. 9:9-10; Mzm. 145:1-2,8-9,10-11,13cd-14; Rm. 8:9,11-13; Mat. 11:25-30

“Pada waktu itu berkatalah Yesus, Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau  nyatakan kepada orang kecil” (Matius 11:25).

Pernyataan Yesus ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan dan pengetahuan sejati bukanlah hasil dari kecerdasan manusia semata, tetapi merupakan pemberian Allah. Allah menyembunyikan kebijaksanaan-Nya dari orang-orang yang angkuh dan mengandalkan pengetahuannya sendiri, namun menyatakan kebijaksanaan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati dan bersedia menerima kebenaran-Nya. Yesus lalu mengajak semua yang lelah dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya. Ia berjanji memberikan mereka kelegaan dan beban yang ringan. Yesus menawarkan jalan yang berbeda dari kehidupan yang serba sibuk dan penuh dengan beban yang ditawarkan dunia.

Bagaimana tepatnya cara hidup yang dimaksud Yesus? Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma yang kita dengarkan hari ini, menyampaikan dengan jelas: hidup dalam Roh dan tidak menuruti keingingan daging. Paulus mengingatkan bahwa sebagai jemaat Kristiani kita tidak lagi hidup dalam daging karena Allah sendiri tinggal dalam diri kita. Karena Allah tinggal dalam diri kita, maka yang kita lakukan harusnya menampilkan buah-buah roh: “buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri”  (Galatia 5:22-23) dan menolak keinginan daging, “… pencabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan…, perkataan yang kotor, yang kosong, atau yang sembrono”  (Efesus 5:3-4).

Dengan hidup dalam roh, kita dapat dengan bebas memenuhi ajakan Yesus untuk datang kepada-Nya. Untuk dapat sampai kepada Yesus kita hanya diminta untuk membuka diri dan membiarkan rahmat Allah bekerja dalam hidup kita.

Dalam kehidupan kita setiap hari, kadang kita meragukan kuasa Yesus. Kita masih mencari kuasa lain untuk membenarkan tindakan dan perkataan kita, atau mencari kuasa lain yang kepadanya kita bersandar. Kita tidak melibatkan Yesus dalam kehidupan setiap hari dan tampaknya lebih percaya pada “tuan-tuan lain” hingga akhirnya kita merasa lelah, capek, stres, jenuh, butuh piknik. Terlalu sering, kita terjebak dalam pemikiran dan pemahaman kita sendiri dan merasa bahwa kita bisa mengendalikan segalanya. Melalui bacaan Injil hari ini, Allah mengajak kita untuk mengakui keterbatasan kita dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Ketika kita membuka hati dengan rendah hati, Allah akan memberikan roh kudus-Nya menerangi budi dan tindakan kita.

Mari dengan rendah hati kita datang kepada Yesus dan membuka diri seutuhnya pada kasih Allah yang tidak terbatas serta membiarkan karya Allah bekerja dalam seluruh hidup kita. Amin.

(Ignasius Lede – Komisi Karya Misioner KWI)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Kehidupan Ekaristi– Kita berdoa semoga umat Katolik menempatkan perayaan Ekaristi sebagai jantung kehidupan, yang mengubah hubungan antar sesama secara mendalam, dan terbuka pada perjumpaan dengan Tuhan dan sesama.

Ujud Gereja Indonesia: Kesadaran berpolitik – Kita berdoa, semoga banyak orang muda Katolik terpanggil untuk terjun dalam dunia politik dan menjadi pejabat-pejabat di pemerintahan, agar mereka bisa turut ikut membuat kebijakan demi pembangunan bangsa dan penyelesaian persoalan sosial.

Amin

Tinggalkan komentar