Kiriman ALLAH

Renungan Harian Misioner
Sabtu Pekan Adven III, 23 Desember 2023
P. S. Yohanes dr Kety

Mal. 3:1-4; 4:5-6; Mzm. 25:4bc-5ab,8-9,10,14; Luk. 1:57-66

Allah itu mengagumkan. Tidak enak rasanya “tidak dapat berbicara, seperti seorang Zakharia, yang sering ditugasi untuk berperan di Kenisah maupun menjadi pemuka keluarga dalam suku bangsa, yang mementingkan seorang Bapak sebagai pemimpin keluarga”. Namun, nyatanya, itulah jalan yang dipakai Allah. Suami Elisabet itu tunduk pada cara yang dipilih Allah. Dalam pada itu, bersamaan dengan itu, istri Imam itu diberi anugerah berupa kehamilan, walau sudah lama tidak menerimanya. Dari awal zaman, Allah memang sering memilih jalan berkarya, yang tidak senantiasa mudah dipahami manusia, sehingga sesekali manusia melanggarnya dan oleh karenanya Adam dan anak cucunya banyak yang berdosa (namun kita tahu, bahwa bahkan cukup dini Alkitab menunjukkan, betapa kemurahan hati Allah sudah menjanjikan “anak sang Perawan yang akan membenahi cacat, yang diakibatkan oleh dosa”. 

Refleksi kita: sejauh manakah kita percaya, bahwa Allah itu pasti mempunyai Kehendak, yang muaranya adalah Kebaikan Ilahi, sebab Ia amat mencintai manusia, seberapa pun manusia berdosa? 

Bacaan I: Maleakhi 3:1-4.4:5-6: kalau sejak awal, Israel mempercayai Kehendak Alah yang penuh cinta, maka mereka juga senantiasa memperoleh KIRIMAN dari Allah, walau tidak senantiasa diduga-duganya. Oleh sebab itu, Israel tidak jarang menerima “kiriman Allah”, yang memang amat mengagumkan. Nabi Elia, adalah seorang Nabi, yang amat dijunjung tinggi di kalangan anak cucu Abraham-Ishak dan Yakub. Bahwa hal itu disebut dalam bacaan pertama ini, hendaknya menyebabkan kita sadar, bahwa kita sedang mendekati peristiwa, yang amat berharga: dalam cerita maupun dalam kenyataan. Kiriman Allah bukanlah seseorang biasa, melainkan Seseorang Yang Dikirimkan Secara Istimewa. Pilihan bacaan Maleakhi ingin menegaskan ‘momentum’ berharga, yang sedang disongsong oleh paguyuban umat beriman. Keunggulan peristiwa itu ditunjukkan juga, karena dikaitkan dengan relasi kekeluargaan, yang dijelaskan dan nantinya nampak dalam “Keluarga Nasaret” juga. 

Marilah kita merenungkan: betapa Allah melibatkan keluarga, dalam menyampaikan kiriman Allah, untuk mewujudkan Penebusan yang menyelamatkan kita.

Bacaan Injil: Lukas 1:57-66: dalam kelahiran “Nabi Terbesar”, yaitu Yohanes Pembaptis, terpaparlah, betapa Yang Ilahi merangkum Yang Manusiawi, dengan pelahiran, yang juga mengandung “Kiriman terpadu dari Allah dengan cara Istimewa, menggunakan Nama khusus serta dengan urut-urutan khas”. Pengistimewaan beraneka dalam kejadian amat manusiawi ketika Yohanes Pembaptis dilahirkan, adalah gambar dari “Hadirnya Kiriman Ilahi dalam Kodrat Manusiawi”. Perpaduan itu sudah memperlihatkan “tanda dan sarana” (sakramen), bagaimana Kerahiman Ilahi menjadi KIRIMAN ILAHI, yang dikaruniakan Allah. Dalam peristiwa itu, Allah menghadirkan “cara-Nya mengawali Pengiriman Kehendak-Nya menyelamatkan manusia, di tengah umat manusia”. 

Marilah kita memuliakan nama-Nya, yang meresapi cara-cara manusia demi pengudusan, yang kemudian akan dilaksanakan Yohanes Pembaptis dengan dampak luas. “Tuhan ampunilah kami dan berkatilah kami hingga bersih oleh baptisan Yohanes dan Penebusan Yesus”

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Untuk mereka yang berkebutuhan khusus – Kita berdoa untuk mereka yang hidup dalam berkebutuhan khusus, semoga mereka menjadi pusat perhatian masyarakat dan lembaga-lembaga dapat memberikan program-program bantuan inklusif yang menghargai partisipasi aktif mereka. 

Ujud Gereja IndonesiaPerubahan iklim – Kita berdoa, semoga kita bersyukur bahwa Tuhan telah berkenan menjadi manusia yang hidup di dunia, dan karena rasa syukur itu kita terdorong untuk secara individual maupun kelompok ikut mengatasi masalah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang kini mengancam bumi sebagai rumah kita bersama. 

Amin

Satu respons untuk “Kiriman ALLAH

Tinggalkan Balasan ke Jemi Tafuli Batalkan balasan