Renungan Harian Misioner
Senin Pekan Biasa IV, 29 Januari 2024
P. S. Gildas yang bijaksana
2Sam. 15:13-14,30; 16:5-13a; Mzm. 3:2-3,4-5,6-7; Mrk. 5:1-20
Ada seorang yang dirasuki roh jahat di daerah Gerasa. Ia dikuasai roh jahat sehingga memiliki kekuatan untuk memutuskan belenggu dan rantai yang diikatkan orang-orang sekitar padanya. Ia pun disiksa oleh roh jahat itu, membuat dirinya berteriak-teriak sambil memukuli dirinya sendiri dengan batu. Ia berkeliaran dan tinggal di pekuburan, bersama orang-orang mati, terasing dari komunitas orang hidup. Entah sudah berapa lama diri dan hidupnya terampas oleh roh jahat seperti itu.
Yesus kemudian datang. Ini jelas bukan suatu kebetulan. Perjumpaan dengan sang Guru ini awalnya terlihat menakutkan orang yang kerasukan itu, sebab bukan dirinya yang berhadapan dengan Yesus, melainkan legion. Namun, perjumpaan pribadi dengan Tuhan selalu membebaskan manusia dari belenggu dan derita hidup, sekuat apapun jeratnya. Hal yang sama terjadi pada orang yang kerasukan roh jahat ini. Si legion yang menghuni dirinya dan mengambil alih hidupnya diusir Yesus keluar. Nyawa dua ribu babi menjadi pengganti kebebasan jiwa satu manusia. Ini meresahkan warga, mereka tidak paham akan misi Yesus sehingga mereka mendesak Yesus untuk meninggalkan tempat itu. Meskipun hanya untuk satu jiwa namun Yesus tetap datang untuk menyelamatkannya. Namun di balik keselamatan satu jiwa sebenarnya ada misi yang lebih besar.
Tidak melawan keinginan orang-orang yang tinggal di daerah itu, Yesus pun naik kembali ke perahu. Ia tidak ngotot bertahan atau berusaha menjelaskan perbuatan-Nya pada orang-orang. Pengusiran roh jahat yang dilakukan Yesus tidak dilihat sebagai Kabar Baik, sebaliknya peristiwa itu menakutkan orang-orang. Seperti itulah kenyataan yang ada, dulu maupun kini. Pewartaan Kabar Baik tidak selalu diterima dengan tangan dan hati terbuka. Namun Yesus tidak bekerja sendirian. Ia selalu berjalan bersama para murid. Ia sudah memiliki seorang murid baru di daerah itu, utusan yang akan meneruskan pewartaan Kabar Baik kepada seluruh warga di daerah itu. Kedatangan Yesus memang selalu mengubah diri dan hidup manusia.
Si orang yang pernah kerasukan memohon untuk ikut Sang Guru, tapi ditolak Yesus karena ia sekarang bukanlah hanya seorang warga biasa yang telah kembali kewarasannya. Ia punya tugas besar dan penting, menceritakan mengenai kebaikan dan cinta Tuhan yang sudah diterimanya pada orang-orang sekampungnya. “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah dilakukan Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” (Mrk. 5:19).
Si orang yang pernah kerasukan itu pun pergi dan mulai mewartakan kepada orang-orang yang ditemuinya tentang apa yang telah dilakukan Yesus terhadapnya. Perjumpaan pribadi dengan Sang Guru telah membuatnya merasa dicintai, diterima, dipulihkan harkat dan martabatnya sebagai manusia, serta dikembalikan tempatnya dalam masyarakat. Ia harus menjadi saksi Kasih, itulah perutusan yang diberikan Tuhan padanya. Seperti itulah juga kita saat menyadari betapa kebaikan Tuhan telah membebaskan diri dan hidup kita dari berbagai belenggu dan derita. Kita tidak boleh berhenti hanya menikmati kebebasan yang Tuhan anugerahkan, tetapi harus menjadi saksi akan kasih Tuhan itu, yang telah menyelamatkan kita. Dengan begitu misi pewartaan Kabar Baik akan terus berlanjut dan meluas seperti yang diinginkan oleh Yesus sendiri.
(Budi Ingelina – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Karunia keberagaman dalam Gereja – Semoga Roh Kudus menuntun kita untuk mengenali anugerah berbagai karisma dalam komunitas Kristiani dan menghargai kekayaan berbagai tradisi dan ritus dalam Gereja Katolik.
Ujud Gereja Indonesia: Keluarga muda – Semoga keluarga-keluarga muda menemukan ruang pribadi yang intim dan penuh cinta Ilahi di tengah kesibukan kerja, rumah tangga dan peran dalam Gereja dan masyarakat.
Amin

waaah sayang renungan hari ini ditulis oleh orang yang sama dan dimuat oleh web lain (LBI) jadi gak ada variasi renungan untuk hari ini antara LBI dan KKI…..jangan jangan bakal seminggu ni renungan dari penulis yang sama
SukaSuka