Kebenaran Berbuah Penganiayaan

Renungan Harian Misioner
Hari Senin, 06 Mei 2024
P. S. Dominikus Savio

Kis. 16:11-15; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Yoh. 15:26 – 16:4a

Injil hari inii termasuk dalam pengajaran Yesus, tentang bagaimana harus melekat kepada-Nya, bagaimana seharusnya saling mencintai dan tentang perlawanan serta permusuhan dari kalangan keagamaan. Melalui perumpamaan pokok anggur dan ranting-rantingnya, kita mengerti bahwa kita harus tinggal di dalam kasih Kristus, dan kita mengerti juga bahwa dengan bersikap demikian, kita akan menghasilkan buah. Namun dengan adanya sikap mengasihi seperti yang diajarkan Kristus dan tumbuhnya buah dari relasi kita dengan-Nya itu, muncullah perlawanan tersebut. Dunia pasti membenci hubungan yang erat antara murid-murid dengan Tuhan Yesus. Kalangan yang membenci orang-orang yang percaya kepada Yesus inilah yang disebut ‘dunia’ dalam istilah yang dipakai Yohanes.

Peringatan Yesus itu mengikuti kenyataan bahwa para murid menanggung kebencian dunia, karena Yesus telah lebih dahulu dibenci, ditolak (dan nantinya dibunuh), sebab para murid telah dipilih oleh Yesus dan bukan menjadi bagian dari dunia itu lagi. Sebuah konsekuensi yang diperoleh karena murid melekat pada-Nya, maka segala permusuhan yang diterima Yesus, akan ditanggung oleh para muridnya juga. Hal ini terjadi karena dunia tidak mengenal Siapa yang mengutus Yesus. Mereka telah melihat pekerjaan-pekerjaan-Nya di tengah-tengah mereka, tapi tetap membenci Yesus maupun Bapa tanpa alasan (bdk. Yoh. 15:18-25).

Namun murid-murid tidak akan menghadapi perlawanan dan kebencian itu sendirian, segala kesusahan yang mereka alami akan diredakan dengan kehadiran dan karya Roh Penghibur itu. Sang Penghibur, yaitu Roh Kebenaran yang akan diutus oleh Yesus, akan melanjutkan pekerjaan-Nya dalam bentuk tanda-tanda serta pekerjaan-pekerjaan baik yang dilakukan oleh mereka. Kesaksian Roh Penghibur ini mutlak diperlukan. Tetapi murid-murid dan para pengikut-Nya, juga harus bersaksi tentang Yesus, karena kebenaran tentang Bapa dan Yesus akan menjadi jelas melalui kesaksian Roh Kudus. Kewajiban ini berlaku terutama bagi para rasul, karena mereka dari semula ada bersama-sama dengan Dia dan bertanggung jawab meneruskan kesaksian ini kepada generasi selanjutnya. Mereka mengikuti Tuhan Yesus sejak permulaan pelayanan-Nya; ini juga merupakan syarat mutlak ketika mereka memilih pengganti Yudas, di mana dia adalah orang yang “senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya.” (bdk. Kis. 1:21-22)

Kemudian Yesus melanjutkan dengan memberikan banyak peringatan kepada para murid-Nya mengenai sikap permusuhan dunia ini. Ungkapan “supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku,” menyiratkan bahwa para murid sesungguhnya memang masih berharap supaya Yesus datang sebagai Mesias yang mendirikan Kerajaan Allah secara duniawi. Jika hal itu terjadi, mereka sudah membayangkan kenikmatan yang akan dialami. Namun ketika Yesus menjelaskan bahwa Dia harus pergi, bahkan harus mengalami pengkhianatan, harapan para murid itu sirna. Terlebih lagi, mengetahui bahwa karena kejadian itu, mereka pun akan menghadapi bahaya penganiayaan, bahkan pembunuhan. Tapi Yesus sadar, bahwa bahaya yang paling utama adalah iman mereka goncang, dan kemungkinan mereka akan murtad.

Lalu Yesus memperingatkan lagi kalau akan tiba waktunya ketika orang-orang yang membunuh mereka akan menyangka bahwa mereka berbuat bakti kepada Allah. Penganiayaan yang dinubuatkan Yesus ini adalah apa yang akan terjadi berdasarkan kepentingan agama. Nubuat yang sama yang disampaikan Yesus tentang akhir perjalanan hidup Rasul Petrus (lih. Yoh. 21:18-19). Inilah realitas yang dihadapi para rasul, terutama yang mendengarkan nubuatan ini, kecuali Yohanes sendiri. Pada awal gereja perdana, orang Yahudi menganiaya orang-orang kristiani. Kisah Stefanus yang dilempari batu sampai mati dapat langsung dihubungkan dengan penganiayaan yang dimaksud itu.

Membunuh orang dan merasa bahwa dengan itu ia berbakti pada Allah, sehingga merasa dirinya saleh, merupakan realitas yang menyedihkan dalam segala zaman dan semua agama. Zaman kita sekarang pun tidak berbeda situasinya. Menurut Yesus, hal ini tidak lain disebabkan karena penganiaya-penganiaya itu tidak mengenal siapa Yesus, dan tidak mengenal Bapa. Kebencian dan kekejian mereka itulah bukti ketidakpercayaan mereka. Sebab orang yang mengenal dan mengasihi Allah, tidak akan dikendalikan keinginan untuk berbuat kejam. Dalam berbagai kesempatan lain, Yesus juga berulang kali menunjukkan para pembenci yang berencana membunuh-Nya. Bagi para murid, ini jelas menunjukkan bahwa mereka, pada waktunya, akan mengalami perlakuan yang sama. Dan jika pada waktunya penderitaan ini terjadi dalam kehidupan mereka, mereka akan mengingat bahwa hal ini sudah dinubuatkan oleh Tuhan Yesus. Kegenapan nubuat ini adalah kebenaran yang memberi mereka kekuatan dalam kesusahan yang sedang mereka hadapi. Apakah kebenaran ini juga menguatkan kita untuk terus bersaksi? (ek)

(Antonius Ekahananta – Awam Katolik Pengajar Misi Evangelisasi)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Formasi para religius dan calon imam – Semoga para biarawan dan biarawati, serta para calon imam, tumbuh dalam panggilan mereka sendiri melalui pembinaan pribadi, pastoral, spiritual dan komunitas, sehingga mereka mampu menjadi saksi Injil yang kredibel. 

Ujud Gereja IndonesiaContent creator dan influencer – Semoga para content creator dan influencer mampu memproduksi konten-konten yang mengandung pesan positif, kejujuran, dan membangun persatuan. 

Amin

Tinggalkan komentar