Renungan Harian Misioner
Selasa, 09 Juli 2024
P. S. Agustinus Zhao Rong, dkk
Hos. 8:4-7.11-13; Mzm. 115:3-4,5-6,7ab-8,9-10; Mat. 9:32-38
Dalam setiap pengadilan, ada “saksi”, yaitu seorang pribadi, yang justru hidup dan menandakan, bahwa seseorang “yang lain”, yang sebenarnya posisinya lebih penting. Dalam banyak peristiwa gerejawi, sering kali, seorang “SAKSI” KERAP KALI dianggap mengambil kedudukan terpenting. Warna merah, yang dipergunakan dalam upacara, saja sudah membuat dirinya mencolok. Situasi itu sering kali menonjolkan ceritera-ceritera kepahlawanan, yang menonjolkan tindakan-tindakan yang mencuatkan kepahlawanan. Memang suasana mengagumkan ada dalam ceritera.
REFLEKSI KITA: marilah kita ingat, bahwa para ‘saksi iman’ perlu ditempatkan dalam hubungan dengan Sang Kristus, yaitu bahwa dia atau orang itu merupakan SAKSI KRISTUS, dan ditujukan untuk merujuk kepada Sang Pribadi, Utusan Bapa, yang mengarahkan mata hati kita kepada Penebusan-Nya.
Bacaan I: Hos. 8:4-7.11-13 memperlihatkan, bahwa peristiwa seputar seorang Santo atau Santa adalah banyak malapetaka atau kerisauan, yang membuat hati ngeri; namun sesungguhnya dilukiskan, agar orang yang bersangkutan, merujuk kepada SANG KRISTUS, yang agung. Jadi ‘Pahlawan sejati, bukanlah Sang Saksi, melainkan Sang Mesias, yang berkenan mengedangkan Tangan di Salib, supaya orang mengarahkan MATA-HATI kepada Allah, yang menjadi pusat segala peristiwa PENYELAMATAN, yang membuahkan KESEJAHTERAAN ABADI bagi semua orang, yang tersangkut.
REFLEKSI KITA: marilah kita memuliakan Sang Kristus, yang diutus untuk menjadi SAKSI ILAHI, agar kita semua diselamatkan demi pengudusan semua manusia.
Bacaan Injil: Matius 9:32-38 memaparkan di hadapan seluruh indra kita, betapa arah utama segala Peristiwa, yang membuahkan KESAKSIAN itu adalah BERBUAHNYA segala KESAKSIAN itu: terselamatkannya manusia dari segala kelemahan dan dosa. Buahnya, bukanlah ‘kekaguman terhadap manusia yang menjadi saksi itu’, melainkan “DIPERSEMBAHKANNYA KORBAN, YANG MELIMPAHKAN BUAH BERUPA SEMAKIN BERIMANNYA BANYAK SAHABAT TUHAN YESUS”. Lalu, ke sanalah syukur kita arahkan: yaitu ke muara peristiwa itu: yaitu PANEN dari KARYA ALLAH. Yang diharapkan, adalah agar supaya kita jadi menjadi umat Allah, yang membuahkan IMAN AKAN CINTA ILAHI.
REFLEKSI KITA: siapkah kita ikut serta mengambil bagian dalam menjadi saksi, supaya semakin banyaknya orang menjadi beriman kepada Sang UTUSAN demi Penyelamatan Manusia dari segala malapetaka dosa?
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Pelayanan pastoral orang sakit – Semoga Sakramen Pengurapan Orang Sakit menganugerahkan kepada para penerima dan keluarga mereka kuasa Tuhan dan semakin menjadi tanda belas kasih dan harapan bagi semua orang.
Ujud Gereja Indonesia: Pendidikan alternatif – Semoga masyarakat semakin memahami keunikan setiap anak sehingga dapat terbuka pada bentuk-bentuk pendidikan alternatif yang paling sesuai untuk membantu tumbuh dan berkembangnya anak.
Amin
