Cukup Iman Sebesar Biji Sesawi

Renungan Harian Misioner
Senin, 11 November 2024
P. S. Martinus dari Tours

Tit 1:1-9; Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6; Luk 17:1-6; atau dr RUybs

Ketika Yesus memberikan peringatan kepada para murid-Nya, mereka menyadari penuh betapa beratnya untuk bisa menjaga diri mereka sendiri. Awalnya Yesus menyatakan situasi dunia dan kondisi manusia, “Tidak mungkin tidak akan ada hal yang menyebabkan orang berbuat dosa..” Ini bukan pembenaran atas dosa, tapi di dunia memang akan selalu ada pendosa. Meski para pewarta dan murid Kristus gencar menyebarkan Firman Tuhan, setan juga akan giat bekerja merayu dan menggoda manusia agar terjatuh dalam dosa. Namun, Yesus melanjutkan dengan tegas, “… celakalah orang yang mengadakannya. Lebih baik baginya jika sebuah batu giling diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada menyebabkan salah satu dari orang-orang kecil ini berbuat dosa.” Manusia bisa saja tanpa sengaja jatuh dalam dosa karena kelemahan dagingnya, tapi jangan sengaja berbuat dosa dan membuat orang lain berdosa! Yesus tidak ingin manusia berdosa, karena itu berarti terpisah dari Allah.

Para murid diminta untuk menjaga diri, supaya bukan saja kebal dari dosa, tetapi juga tidak menjadi berdosa ketika menghadapi orang-orang berdosa. Kuncinya satu saja: ampuni! Teguran diperlukan, tetapi pengampunan adalah mutlak! Yesus tidak minta para murid menghakimi orang berdosa agar setelah itu mereka kembali ke jalan benar. Tidak. Itu yang sering dilakukan manusia, yang merasa ‘lebih benar’ sehingga harus ‘mengadili’ dosa orang lain. Awalnya dengan teguran. Kemudian berubah menjadi hujatan, dan meningkat menjadi gugatan serta penghakiman. Itu bukan cara Yesus. Ia ingin semua selamat. Tidak ada seorang pun yang tertinggal di belakang. Untuk itu pengampunan harus diberikan berkali-kali, selama penyesalan ada. “… jika ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.” Ini ajaran yang sulit untuk diterima. Jangankan untuk dipraktikkan, untuk dicerna akal sehat pun tidak mudah.

Para rasul berespon dengan sebuah permintaan, Tambahkanlah iman kami!” Ini pandangan orang-orang pada umumnya: semakin besar, semakin hebat. Apa-apa dinilai dari ukuran dahulu, karena manusia cenderung suka akan yang besar: nama, posisi, prestasi, harta, agar: terlihat, diakui, dikagumi dan diingat. Sekali lagi Yesus meluruskan cara berpikir umum yang salah ini. Sekiranya kamu mempunyai iman sekecil biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.” Kalimat Yesus bermakna ganda. Pertama, kecaman atas para murid-Nya sendiri yang sama sekali belum memiliki iman. “Sekiranya kamu mempunyai iman sekecil biji sesawi saja…” Bahkan iman sebesar biji sesawi saja mereka tidak punya. Kedua, Yesus ingin menekankan bahwa beriman bukan soal besar dan kecil, tapi soal kualitas iman: benar dan otentik. Jika iman kita benar dan otentik maka akan memiliki daya dan dampak nyata.

Iman itu tidak tampak, seperti halnya pikiran dan perasaan. Namun kita dapat memahami pikiran dan perasaan seseorang dari perilakunya. Begitu pun dengan iman, akan terungkap dalam tingkah laku. Iman sejati akan melahirkan perilaku yang benar, setia dan dapat diteladani.

(Budi Ingelina – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalOrang tua yang kehilangan anak – Semoga semua orang tua yang berduka karena meninggalnya putra atau putri mereka mendapatkan dukungan dari komunitas dan dianugerahi kedamaian dan penghiburan dari Roh Kudus. 

Ujud Gereja Indonesia: Para imam, bruder, dan suster usia lanjut – Semoga para imam, bruder, dan suster usia lanjut tetap menemukan api cinta Tuhan dalam hidup mereka, serta bersedia membagikan inspirasi serta kisah kasih Allah pada generasi muda. 

Amin

Tinggalkan komentar