Kasihilah Musuhmu & Berdoalah Bagi Mereka yang Mencaci Kamu

Renungan Harian Misioner
Kamis, 10 September 2020
P. S. Theodardus

1Kor. 8:1b-7,11-13; Mzm. 139:1-3,13-14ab,23-24; Luk. 6:27-38

Kita pasti pernah mendengar kalimat: manusia menjadi serigala bagi manusia. Pernyataan ini sesungguhnya mau mengungkapkan satu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa ada kecenderungan dari manusia untuk menghancurkan sesamanya. Sikap agresif ini ada dalam diri setiap manusia. Sebagai contoh bila kita dikuasai oleh satu keinginan atau kebutuhan tertentu yang mendesak, kita bisa menjadi berlaku agresif merampas atau menghancurkan pihak yang lain dalam tujuan memenuhi keinginan atau kebutuhan kita itu. Dalam konteks ini hukum rimba mulai berlaku. Penghancuran dengan prinsip balas dendam: mata ganti mata, gigi ganti gigi mulai diberlakukan.

Salah satu hal yang sering kita biarkan bertumbuh dan akhirnya menjadi budaya dalam kehidupan kita adalah mempertahankan Harga Diri dengan prinsip balas dendam. Merasa malu dan harga diri terinjak-injak kalau tidak mampu membalas dendam terhadap lawan yang menghina atau berusaha mengancam diri kita. Bertindak brutal, “nekat-bodoh”, dan membunuh seringkali dilakukan hanya karena masalah sepele. Lebih mengadalkan kekuatan otot dari pada otak, lebih memilih mempertahankan harga diri dengan berani kehilangan nyawa dari pada bersikap rendah hati demi kenyamanan dan kebaikan bersama. Memaafkan kerap kali dianggap sebagai sikap lemah, sebaliknya balas dendam dianggap hebat.

Yesus dalam Injil yang kita renungkan ini mengajarkan demikian: “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu. Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu, berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain…”

Merefleksikan Kasih yang dituntut oleh Yesus ini memang sangat sulit untuk dilakukan. Bagaimana mungkin saya harus mencintai musuh saya, dan harus mendoakannya? Apakah tidak salah? Tidak bodohkah saya? Bila kita sampai berpikir demikian, maka marilah kita bertanya pada diri kita sendiri: sungguh berimankah saya? Pada titik ini iman kita diuji, kemuridan kita ditantang, yakni soal semangat penyangkalan diri dan kesetiaan memikul salib. Kita harus sadar bahwa hakikat Cinta Kristiani adalah salib. Artinya mengasihi sampai kita sendiri merasa sakit. Dan ingatlah Tuhan Yesus telah membuktikan kepada kita bahwa di ujung salib ada kebangkitan, dan sukacita. Itu artinya diakhir dari rasa sakit karena mengasihi ada sukacita yang siap menanti.

Camkanlah kata-kata Tuhan berikut ini: Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya.

(RD. Stefanus Si – Imam Keuskupan Weetebula)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Evangelisasi:

Hormat terhadap sumber daya alam: Semoga semua sumber daya bumi ini tidak dikuras dan dirampas dengan serakah, tetapi dibagikan dengan adil, disertai rasa syukur dan penghargaan terhadap alam. Kami mohon…

Ujud Gereja Indonesia:

Menciptakan udara bersih: Semoga dalam partisipasi untuk menciptakan udara bersih, keluarga-keluarga Katolik berinisiatif menjalankan sumbangan yang sederhana dengan menghijaukan lingkungannya masing-masing. Kami mohon…

Ujud Khusus:

Kami mempersembahkan tekad kami untuk mendaraskan upaya keadilan kami pada Sang Sabda sendiri. Kami mohon…

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s