Renungan Harian Misioner
Senin dalam Pekan Suci, 29 Maret 2021
P.S. Bertold
Yes. 42:1-7; Mzm. 27:1,2,3,13-14; Yoh. 12:1-11
Dalam bukunya yang berjudul “Menampakkan Kasih Kristus Dalam Hidup” (terjemahan), Santo Alfonsus de Liguori menulis begini, Pada suatu hari Allah berkata kepada Santa Teresa: “Segala sesuatu yang dilakukan tidak untuk-Ku menjadi tidak berguna”. Jika kita bisa mengerti kebenaran ini: “Satu hal yang perlu” – tidak perlu menjadi kaya dengan harta benda dunia; tidak perlu dihormati di antara sesama saudara; tidak perlu menikmati kehidupan mewah; tidak perlu mendapat pangkat tinggi di kantor; tidak perlu terkenal karena kepintaran. Hanya satu hal yang perlu, yakni mengasihi Allah dan kehendak-Nya. Kita melakukan hanya satu hal, dan hanya satu hal saja, yakni untuk memperoleh kasih sejati dari Yesus.
Bacaan Injil hari ini (Yoh. 12:1-11) berkisah tentang kasih sejati Maria akan Yesus. Maria melakukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan karena cinta. Ia mengambil sesuatu yang paling berharga yang dia miliki dan menghabiskannya untuk Yesus. Tindakan Maria digerakkan oleh satu hal dan hanya satu hal, yaitu cintanya akan Yesus dan rasa syukurnya akan belas kasih Allah. Dia telah melakukan sesuatu yang tidak akan pernah dilakukan oleh seorang wanita Israel di depan umum. Dia tidak memikirkan harga minyak itu. Dia tidak memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya. Dia tidak peduli dengan penilaian orang akan dirinya sebagai seorang perempuan yang membiarkan rambutnya turun untuk menyeka kaki Tuhan Yesus. Bagi seorang perempuan yang sudah menikah, melepaskan rambut di depan umum merupakan tanda ketidaksopanan yang parah. Singkatnya, Maria tidak peduli dengan berbagai pikiran dan penilaian orang terhadap dirinya karena satu hal yang paling perlu bagi dia adalah melakukan apa yang menyenangkan Tuhannya.
Dalam kerendahan hatinya, Maria merunduk untuk mengurapi kaki Yesus dengan minyak narwastu murni yang mahal harganya dan menyekanya dengan dengan rambutnya. Biasanya yang diminyaki adalah kepala, bukan kaki. Maria meminyaki kaki Yesus, dan bukan kepala-Nya. Dengan cara ini, Maria menunjukkan kerendahan hati di depan Tuhannya, yang dia kasihi. Sikap rendah hati dan tindakan kasih Maria inilah yang berkenan di hati Yesus. Ketika Yudas Iskariot protes: “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar, dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?”, Yesus memberikan respon: “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku” (Yoh. 12:5-7). Perkataan Yesus ini memang amat mengejutkan karena dalam budaya Yahudi, pengurapan selalu terkait dengan suasana yang ramai dan nikmat, bukan suasana penguburan. Orang tidak mau memikirkan atau berbicara soal kematian di tempat pesta. Perkataan Yesus sebagai tanggapan atas protes Yudas Iskariot menunjukkan bahwa Yesus memihak pada Maria, dan menolak keberatan Yudas. Pemakaian minyak mahal itu yang disimpan oleh Maria sampai saat itu sudah sangat tepat. Ada kemungkinan Maria telah memahami perkataan-perkataan Tuhan Yesus mengenai kematian-Nya yang mendekat, tetapi barangkali Maria menjadi seperti Kayafas, yang mengucapkan perkataan yang lebih dalam dari pada pemahamannya. Begini perkataan Kayafas: “Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini binasa” (Yoh. 11:49). Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu, ia bernubuat bahwa Yesus akan mati untuk seluruh bangsa; bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai berai (Yoh. 11:50-52). Yesus melihat makna yang terdalam dari tindakan Maria: “Dia melakukan ini mengingat hari penguburan-Ku”. Tampaknya, tanpa menyadarinya Maria telah menegaskan bahwa kematian Tuhan Yesus telah dekat. Maria mengantisipasi kematian Kristus. Betapa pun banyaknya Maria ingin membantu orang miskin pada umumnya, dia telah menyimpan yang paling berharga ini untuk Kristus. Bertentangan dengan para pemimpin religius pada waktu itu, Maria percaya kepada Yesus: berbeda dengan kebanyakan orang yang percaya secara umum, iman Maria mencakup pekerjaan Sang Juruselamat, yakni kematian-Nya.
Dalam masa pekan suci ini, kita merayakan, menghadirkan dan merenungkan peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus. Santo Thomas dari Villanova mengatakan: “Pandanglah Salib, lihatlah sengsara dan kematian yang mengerikan yang Yesus Kristus derita untukmu, dan dengan bukti-bukti kasih-Nya yang begitu banyak dan luhur, engkau tidak lagi ragu bahwa Dia mengasihi engkau, dan sungguh sangat mengasihimu”. Maria telah menerima dan mengalami kasih Yesus. Kini, ia membalas kasih Yesus dengan melakukan sesuatu yang berkenaan dengan kematian Yesus dan penguburan-Nya. Santo Alfonsus de Liguori mengatakan: “Betapa gembiranya Yesus bila kita selalu merenungkan sengsaranya. Perkataan: “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku” (Yoh. 12:7) mengungkapkan perasaan senang dan gembira yang dialami Yesus ketika dia mengalami kasih sejati Maria. Setiap kita dikasihi oleh Yesus. Kita hendaknya belajar dari Maria bagaimana melakukan satu hal yang perlu dalam hidup kita. yaitu mengasihi Yesus dan kehendak-Nya.
(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen STKIP Weetebula, NTT)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Evangelisasi:
Sakramen rekonsiliasi: Marilah kita berdoa agar melalui sakramen rekonsiliasi, kita membarui diri lebih dalam, sehingga dapat merasakan belaskasih Allah yang tiada batasnya. Kami mohon…
Ujud Gereja Indonesia:
Perhatian pada yang pokok: Semoga umat Katolik selalu belajar untuk lebih memperhatikan hal-hal yang pokok, baik jiwa maupun raga. Kami mohon…
Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:
Dalam bulan yang dipersembahkan kepada Santo Yoseph ini, izinkanlah kami mendapat Roh, yang terbuka untuk mendengarkan Kehendak-Mu, supaya dapat mengabdi Keluarga Kudus. Kami mohon…
Amin