Renungan Harian Misioner
Minggu Paskah, 04 April 2021
Kis. 10:34a,37-43; Mzm. 118:1-2,16ab-17,22-23; Kol. 3:1-4 atau 1Kor. 5:6b-8; Yoh. 20:1-9
Cerita Paskah dimulai oleh seorang perempuan hebat. Maria Magdalena paling pertama pergi ke kubur Yesus. Hari pertama menjadi tanda harapan dan awal yang baru, seperti saat Allah menciptakan alam semesta. Akan tetapi, ternyata pagi yang “masih gelap” itu menjadi juga simbol kegelapan hatinya. Dia melihat kubur Yesus dari luar saja. Fokus perhatiannya masih pada kubur dan jenazah. Baginya, Yesus sudah wafat dan berstatus mayat. Maka, begitu melihat batu pintu kubur sudah diambil, kesimpulannya jelas: mayat Yesus sudah dipindahkan atau dicuri orang! Cara melihat yang dangkal, kesimpulan yang tergesa-gesa. Mengapa? Karena Maria berharap mengunjungi mayat, bukan berjumpa dengan Tuhan yang mulia.
Petrus dan Murid yang dikasihi Yesus berlari ke kuburan. Entah mengapa, Petrus kalah-cepat. Yang pasti, siapa yang lebih mengasihi, lebih cepat pula sampai dan menemukan sang Kekasih. Berbeda dengan Maria Magdalena yang hanya melihat dari luar, Murid yang dikasihi Yesus itu melihat ke dalam. Tetapi ia tidak mau terburu-buru masuk. Di hadapan misteri kubur kosong dan kain kafan, ia memilih untuk berhenti. Petrus pun akhirnya tiba dan langsung masuk ke dalam kubur. Itu gaya Petrus banget: cepat beraksi, kurang berefleksi!. Ia melihat kain kafan dan kain peluh yang sudah tertata rapi. Ia menjadi saksi bahwa mayat Yesus tidak mungkin dipindahkan atau dicuri. Maling tidak mungkin berlama-lama membuka dan melipat kain kafan serta kain peluh sebelum membawa mayat Yesus. Konon, ada banyak rumor dan tuduhan bahwa mayat Yesus dicuri atau dipindahkan oleh para pengikut-Nya sendiri. Maka, kesaksian Petrus, seorang “saksi mata” utama, sangat penting untuk menepis “kampanye hitam” seperti itu.
Murid yang dikasihi Yesus akhirnya masuk ke dalam kubur. Setelah merenung di luar kubur, kini ia siap untuk melihat dan percaya. Jelas, imannya menjadi pemuncak cerita. Relasi kasihnya dengan Yesus memampukan dia untuk melihat secara lebih mendalam. Ia mampu “melihat tembus” dan membaca misteri. Setiap hal menjadi isyarat dari sang Kekasih. Kubur kosong, kain kafan dan kain peluh, bukan lagi tanda bahwa mayat Yesus sudah dicuri atau tidak, melainkan bukti bahwa Sang Kekasih sudah bangkit.
Mengimani Kristus yang bangkit itu sulit. Mudah sekali Saya dan Anda hanya berhenti pada liturgi. Pokoknya ada upacara dan pesta. Padahal, kubur kosong menantang kita untuk berlari bersama Murid yang Dikasihi Tuhan, dengan penuh kerinduan untuk mencari Dia. Kita ditantang untuk berhenti dan merenung di hadapan misteri kubur kosong. Kita diundang untuk melihat dan percaya bahwa Tuhan sungguh hadir secara baru dalam hidup kita. Ia hadir secara baru dalam diri sesama, ciptaan, peristiwa dan pengalaman. Itulah ‘ideal’ iman Paskah. Syukurlah, si Murid itu tidak pernah diberi nama. Supaya Saya dan Anda dapat terus berupaya menjadi seperti dia: Murid yang Dikasihi Yesus. Pertanyaannya: sudahkah saya mengasihi, melihat dan percaya seperti dia?
(Hortensius Mandaru – Lembaga Alkitab Indonesia Jakarta)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Evangelisasi:
Hak asasi: Kita berdoa bagi mereka yang mempertaruhkan hidupnya dengan memperjuangkan hak asasi di bawah kepemimpinan yang diktator, rezim otoriter dan bahkan negara demokrasi yang sedang krisis. Kami mohon…
Ujud Gereja Indonesia:
Para petugas bidang kesehatan: Semoga para petugas medis dan para peneliti bidang kesehatan dikaruniai keutamaan untuk selalu waspada, siap sedia, serta rela menolong sesama, terlebih dalam situasi darurat kesehatan. Kami mohon…
Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:
Perkenankanlah kami dilimpahi rahmat, seperti Santo Yoseph, untuk mengimani Sang Putera, yang diutus untuk memulihkan Kerajaan Allah, sampai menderita, Wafat dan Bangkit melampaui segala kenyamanan dunia. Kami mohon…
Amin