Yesus: Sang Pemuas Kerinduan Hati akan Allah

Renungan Harian Misioner
Juma Pekan II Paskah, 16 April 2021
P.S. Bernadetha Soubirous

Kis 5:34-42; Mzm. 27:1.4.13-14
Yoh 6:1-15

Pertanyaan penting yang sebaiknya diajukan oleh setiap kita yang masih hidup dan berziarah di dunia ini: Dapatkah sesuatu yang ada di dunia ini sungguh memuaskan kerinduan dan kelaparan yang kita alami akan Allah? Jawaban atas pertanyaan ini menentukan orientasi hidup kita: hidup yang berorientasi pada dunia atau pada Allah. Kisah tentang orang banyak yang berbondong-bondong mengikuti Yesus merupakan kisah pencarian pemenuhan kerinduan hati akan Allah dan rasa lapar akan sabda kehidupan. Sejumlah besar orang yang mengikuti Yesus, mendengarkan pengajaran-Nya bukanlah ingin mencari pemuasan rasa lapar akan makanan, melainkan karena mereka lapar akan sabda kehidupan. Alasan mereka mengikuti Yesus adalah karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit (Yoh. 6:2). Mukjizat membuktikan adanya penyertaan Allah dan bukti orang itu diutus Alah (Yoh. 3:2). Mukjizat adalah perbuatan yang mempunyai asal adikodrati dan dilakukan dengan kuasa adikodrati (lih. Kis. 8:13 Kis. 19:11). Mukjizat berfungsi sebagai tanda kekuasaan ilahi (Luk. 23:8; Kis. 4:16, 30, 33). Rasa lapar akan sabda kehidupan hanya dipuaskan oleh Yesus yang adalah utusan Allah, datang dari Allah dan memiliki kuasa ilahi yang berasal dari Allah.

Yesus melihat bahwa orang banyak yang mengikuti-Nya karena rasa lapar akan sabda kehidupan, juga mengalami rasa lapar akan makanan. Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” (Yoh. 6:5). Murid-murid Yesus sebetulnya ingin memulangkan orang banyak itu karena mereka tidak mempunyai makanan untuk diberikan kepada mereka. Para murid pun terkesan mengomel soal berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk membeli makanan bagi orang sebanyak itu, sekurang-kurangnya 6 bulan gaji. Yesus, Sang Roti Hidup, tidak peduli dengan omelan atau reaksi para murid yang sedikit bernada protes. Andreas, salah seorang murid, memberitahu Yesus: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” (Yoh. 6:9). Yesus mengambil yang sedikit yang mereka miliki -lima roti dan dua ikan- dan mengucap syukur kepada Bapa-Nya yang di surga, membagikan roti kepada semua orang dan mereka makan sampai kenyang. Potongan-potoangan roti yang tersisa berjumlah 12 bakul penuh. Bagaimana reakasi orang-orang yang menyaksikan mukjizat itu? Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: “Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia” (Yoh. 6:14).

Pemberian makan kepada lima ribu orang oleh Yesus adalah satu-satunya mukjizat yang diceritakan dalam keempat Injil. Apa makna dari mukjizat ini? Mukjizat pemberian makan kepada sejumlah besar orang itu menunjuk pada bekal yang diberikan Allah berupa manna di padang gurun bagi umat Israel di bawah kepimpinan Musa (Kel. 16). Makanan untuk bekal sehari-hari ini di padang gurun yang tandus memberi pertanda roti surgawi sejati yang Yesus akan berikan kepada para pengikut-Nya. Yesus adalah roti sejati dari surga yang memberi kita hidup yang berkelimpahan.

Yesus membuat suatu pernyataan yang hanya Allah dapat membuatnya: Dia adalah Roti Surga yang Sejati, yang dapat memuaskan kelaparan yang kita alami.Mukjizat penggandaan roti merupakan gambaran awal kelimpahan roti Ekaristi atau Perjamuan Tuhan. Ketika kita menerima roti dari meja Tuhan, kita mempersatukan diri dengan Yesus Kristus, yang membuat kita bersatu dalam tubuh dan darah-Nya. Ignasius dari Antiokia menyebutnya “suatu roti yang menyediakan obat keabadian, penangkal kematian, dan makanan yang membuat kita hidup selamanya dalam Yesus Kristus”. Makanan adikodarati ini menyembuhkan jiwa dan raga kita serta menguatkan kita dalam perjalanan surgawi kita. Makanan inilah yang membuat kita hidup selamanya dalam Yesus Kristus.

Ketika kita mendekati Meja Tuhan dalam setiap perayaan Ekaristi, apa yang kita harapkan untuk kita terima? Apakah kita mengharapkan penyembuhan, pengampunan, kenyamanan dan ketenangan jiwa kita? Tuhan menyediakan lebih banyak untuk kita, lebih daripada yang dapat kita minta atau kita bayangkan. Buah utama dari penerimaan Ekaristi pada Meja Tuhan adalah suatu persatuan yang intim dengan Yesus Kristus, Penyembuh Ilahi dan Penyelamat. Sebagaimana perawatan secara fisik mengembalikan kekuatan yang hilang, demikian pula Ekaristi menguatkan kita dalam beramal dan memampukan kita untuk melepaskan kelekatan-kelekatan tak teratur terhadap dunia dan membuat kita lebih berakar kuat dalam cinta akan Yesus.

Pemberian makan kepada lima ribu orang menunjukkan kemurahan hati dan kebaikan Allah yang luar biasa terhadap kita. Ketika Allah memberikan, Ia memberikan secara berkelimpahan. Dia memberikan lebih dari yang kita butuhkan untuk diri kita sendiri sehingga kita mempunyai sesuatu untuk berbagi dengan sesama, khususnya mereka yang berkekurangan dan mengalami berbagai kesulitan. Yesus mengambil sesuatu yang kecil (sedikit) yang kita miliki dan menggandakannya demi kebaikan orang lain. Yesus sendiri dapat memuaskan rasa lapar kita akan sabda kehidupan dan memuaskan kerinduan hati kita yang terdalam akan Allah.

(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen STKIP Weetebula, NTT)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Evangelisasi:

Hak asasi: Kita berdoa bagi mereka yang mempertaruhkan hidupnya dengan memperjuangkan hak asasi di bawah kepemimpinan yang diktator, rezim otoriter dan bahkan negara demokrasi yang sedang krisis. Kami mohon…

Ujud Gereja Indonesia:

Para petugas bidang kesehatan: Semoga para petugas medis dan para peneliti bidang kesehatan dikaruniai keutamaan untuk selalu waspada, siap sedia, serta rela menolong sesama, terlebih dalam situasi darurat kesehatan. Kami mohon…

Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:

Perkenankanlah kami dilimpahi rahmat, seperti Santo Yoseph, untuk mengimani Sang Putera, yang diutus untuk memulihkan Kerajaan Allah, sampai menderita, Wafat dan Bangkit melampaui segala kenyamanan dunia. Kami mohon…

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s