Keterpesonaan Terhadap ALLAH

Renungan Harian Misioner
Senin, 09 Agustus 2021
P. S. Teresia Benekdita dr Salib

Ul. 10:12-22; Mzm. 147:12-13,14-15,19-20; Mat. 17:22-27

Sampai saat ini, kita masih berjuang untuk mengatasi Covid-19 yang mengancam hidup kita. Kehadirannya membuat kita takut. Di salah satu group WhatsApp, para anggotanya sedang ramai mendiskusikan dan mengevaluasi usaha pemerintah khususnya para tenaga medis dalam menangani penyebaran dan korban virus tersebut. Salah satu anggota group mem-posting kutipan dari Thomas Jefferson “Ketika rakyat takut kepada pemerintahnya, maka itulah tirani; akan tetapi ketika pemerintah yang takut terhadap rakyatnya maka itulah kemerdekaan”. Tentu Thomas Jefferson mengungkapkan hal tersebut dalam situasi tertentu.

Dalam bacaan pertama hari ini, Nabi Musa menyampaikan beberapa hal yakni takut terhadap Allah, mencintai-Nya, melayani-Nya dan memegang teguh perintah dan ajaran-Nya. Dengan mengikuti beberapa hal tersebut yang dikehendaki oleh Allah, umat Israel akan hidup baik, merdeka dan kudus. Pada kesempatan ini, kita akan merenungkan apa yang dimaksud dengan takut terhadap Allah yang banyak kali muncul dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Dalam Kitab Amzal dikatakan bahwa takut terhadap Allah adalah awal dari kebijaksanaan (1:7), awal dari usaha untuk membangun relasi yang membawa pada kemerdekaan-keselamatan. Orang Israel memahami “takut terhadap Allah” sebagai suatu devosi yang total untuk Allah. Rasa takut yang dimaksud di sini bukan takut secara psikologis sebagaimana kita alami ketika berhadapan dengan Covid-19. Akan tetapi, rasa takut yang dimaksudkan adalah rasa keterpesonaan/kekaguman terhadap kebaikan dan kemuliaan Allah sedemikian rupa sehingga pada saat yang sama memampukan seseorang pada proses penyerahan diri secara total kepada-Nya melalui berperilaku secara baik (moral), berdoa dan memuji Allah secara baik dan kudus (spiritual) dan melaksanakan perintah-Nya (hukum). Maka alasan untuk berbuat baik tidak didasarkan pada ketakutan terhadap Allah yang berlaku seperti hakim yang jahat melainkan pada Allah yang penuh kerahiman dan kasih. Hal ini terlihat jelas dalam diri Yesus Kristus yang melakukan kebaikan dan kekudusan bukan karena takut, melainkan karena kecintaan-Nya terhadap Bapa dan umat-Nya. Dalam bacaan Injil hari ini, karena terdorong oleh belaskasihan dan bukan ketakutan, Yesus tidak mau mempermalukan dan menyakiti pemungut bea maka itu Ia menyuruh para murid untuk memberikan pajak-Nya dan murid-murid-Nya.

Dalam keseharian, terkadang kita berbuat baik, berdoa, bekerja, dll didasari oleh ketakutan terhadap Allah, orang tua, pemerintah, dan masyarakat. Sebagai orang dewasa dalam iman, kita perlu memurnikan motivasi dan gambaran Allah kita. Di waktu kecil, kita beriman secara kekanak-kanakan yang dimotivasi oleh ketakutan, tetapi ketika dewasa, kita sebaiknya beriman secara dewasa. Rasul Paulus mengatakan bahwa “Ketika saya kecil, saya berbicara, berpikir, merasa seperti anak-anak, namun ketika dewasa, saya meninggalkan sifat kekanak-kanakan saya” (1Kor. 13:11).

Saat ini di Mongo Bendugo, Sierre Leon, Afrika Barat, lagi musim hujan dan banyak kubangan air di jalan raya dan salah satu kubangan berada di depan pastoran. Banyak motor ojek melewatinya dengan kecepatan tinggi. Maka itu tanpa menunggu pemerintah untuk memperbaiki dan terdorong oleh rasa cinta terhadap Tuhan dan orang-orang Mongo, Br. Kornel, Fr. Antony, dan saya menimbun kubangan tersebut dengan tanah berpasir. Meskipun pekerjaan ini belum selesai, setidaknya kami mengungkapkan rasa cinta kami kepada mereka dengan kemampuan kami yang ada. Amin.

(RP. Erik Tjeunfin, SX – Misionaris Xaverian)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Evangelisasi:

Gereja: Marilah kita berdoa bagi Gereja, agar menerima dari Roh Kudus, rahmat dan kekuatan untuk memperbarui dirinya dalam cahaya Injil. Kami mohon…

Ujud Gereja Indonesia:

Menanggulangi masalah rasialisme: Semoga pemerintah dikaruniai kejernihan hati dan pikiran dalam membimbing masyarakat agar tidak mudah terpancing oleh isu perbedaan sosial, budaya dan ras yang mudah meledak. Kami mohon…

Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:

Perkenankanlah kami menyertai Santo Yoseph untuk memperoleh Roh Kerendahan Hati, agar dalam kemerdekaan sejati dapat menyerahkan diri kepada Kehendak-Mu. Kami mohon…

Amin

Tinggalkan komentar