Renungan Harian Misioner
Kamis, 25 November 2021
P.S. Katarina dr Aleksandria
Dan. 6:12-28; MT Dan. 3:68-74; Luk. 21:20-28
Pertanyaan penting yang patut kita jawab terkait dengan akhir zaman: Apakah kita percaya bahwa dunia sebagaimana yang kita kenal saat ini sedang bergerak menuju kehancuran sebagaimana yang Yesus ramalkan? Gambaran kenabian Yesus mengenai kehancuran kota suci Yerusalem, kehancuran dunia, hari pengadilan terakhir bukan sesuatu yang baru bagi orang-orang Israel. Para nabi telah meramalkan kejadian-kejadian seperti ini berabad-abad sebelumnya: “Sungguh, hari Tuhan datang dengan kebengisan, dengan gemas dan dengan murka yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memunahkan daripadanya orang-orang yang berdosa” (Yes. 13:9-13). Demikian pula nabi Yoel (2:1-2), nabi Amos (5:18-20, dan nabi Zefanya (1:14-18) meramalkan kejadian yang sama.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus memperingatkan bahwa kehancuran Yerusalem sudah dekat. Kehancuran Yerusalem merupakan sebuah risiko dari penolakan terhadap Injil. Menurut sejarahwan Yosefus, lebih dari satu juta orang meninggal ketika orang-orang Roma menghancurkan Yerusalem beserta bait suci pada tahun 70 M. Penghancuran Yerusalem diakibatkan oleh pengabaiannya terhadap kunjungan Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus: “….dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau” (Luk. 19:44).
Yesus juga berbicara mengenai penghakiman pada akhir zaman, yakni penghakiman terhadap mereka yang menolak Sabda Allah dan tidak menghiraukan rahmat dan keselamatan yang ditawarkan oleh Allah. Yesus memberitahukan pula murid-murid-Nya mengenai imbalan bagi orang yang mengikuti-Nya. Yesus berjanji bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan mereka sendirian, bahkan pada saat mereka mengalami kesengsaraan atau kesukaran besar. Para santo dan martir yang mengalami penyiksaan dan kematian telah membuat penjara-penjara mereka menjadi suatu kuil pujian dan tempat penggantungan mereka menjadi takhta kemuliaan Allah. Mereka mengenal dan mengalami kehadiran Yesus Kristus yang menyelamatkan bersama mereka dalam segala situasi. Yesus yang sama menganugerahkan kita keselamatan dalam menghadapi ancaman-ancaman dunia. Yesus berkata: “tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang” (Luk. 21: 18). Siapa saja yang berjalan bersama Yesus mungkin saja kehilangan tubuh mereka, tetapi bukan jiwa mereka.
Anugerah terbesar yang tak seorang pun dapat ambil dari kita dan yang membuat kita lebih bersyukur atasnya adalah penebusan kita melalui darah Yesus yang sangat mulia, yang dicurahkan di salib demi dosa-dosa kita, serta pengangkatan kita melalui Kristus sebagai anak-anak Allah. Yesus Kristus telah menebus kita dari perbudakan dosa, ketakutan akan kematian, dan dari kehancuran kekal. Tuhan Yesus akan membangkitkan tubuh-tubuh kita untuk menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, yaitu tubuh yang tidak lagi tunduk pada penyakit, kematian dan kebusukan. Sebagai pengikut Yesus, kita bersyukur karena harapan kita berlabuh di surga. Yesus berjanji akan kembali membangun kerajaan damai dan kebenaran-Nya serta membenarkan semua orang yang percaya kepada-Nya. Orang-orang Kristen tentu tidak luput dari malapetaka-malapetaka yang mengerikan (Luk. 21:25-26). Sama seperti orang-orang lain, kita pun akan panik dan ketakutan. Namun, di tengah-tengah malapetaka dan kepanikan itu, umat Kristiani harus berdiri tegak dan mengangkat muka. Semua malapetaka itu seharusnya kita artikan sebagai tanda-tanda datangnya pembebasan: “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu”(Luk. 21:19). Penghakiman Allah merupakan sebuah tanda harapan bagi mereka yang menaruh kepercayaan kepada-Nya. Apakah kita berharap pada Allah dan janji Kristus untuk datang kembali menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru (Yes. 65:17 dan Why. 21:1)?
Marilah kita berdoa supaya Tuhan Yesus memenuhi hati kita dengan rasa syukur atas anugerah penebusan serta menambahkan harapan dan kerinduan kita akan kedatangan-Nya dalam kemuliaan. Semoga saat kedatangan-Nya membawa sukacita bagi kita. Kita mohon pula bantuan Yesus agar kita sanggup menerima Sabda Allah, melayani Yesus dengan setia dan memanfaatkan sebaik-baiknya waktu hidup kita dalam terang kedatangan-Nya kembali sehingga ketika kejadian yang diramalkan Yesus terjadi, kita sanggup bangkit dan mengangkat muka untuk menyambut Dia yang datang untuk membebaskan dan menyelamatkan kita. Bangkitlah dan angkatlah mukamu!
(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen STKIP Weetebula, NTT)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Evangelisasi:
Orang-orang yang menderita karena depresi: Semoga mereka yang menderita karena depresi dan kelelahan mental mendapat dukungan dan tuntunan ke hidup yang lebih baik. Kami mohon…
Ujud Gereja Indonesia:
Penghayatan iman: Semoga keluarga Katolik dapat menghayati iman secara lebih baik dalam kehidupannya. Kami mohon…
Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:
Sudilah mempersatukan kami dengan semua saudari dan saudara kami, yang sudah meninggal dan mendoakan kami, sebagaimana Santo Yoseph merestui pelayanan Sang Putera. Kami mohon…
Amin