Renungan Harian Misioner
Rabu Adven II, 09 Desember 2021
P. S. Yohanes Didaci Cuauhtlatoatzin
Yes. 41:13-20; Mzm. 145:1,9,10-11,12-13ab; Mat. 11:11-15
Para sahabat misoner yang terkasih, Shalom. Kita jumpa kembali dalam Ren-Har Misioner KKI Edisi Hari Kamis, Pekan II Adven: 09 Desember 2021. Secara liturgis, Masa Adven dibagi ke dalam 4 pekan dengan tema berikut pokok pewartaan masing-masing. Pekan I Adven adalah Pekan Pengharapan, pekan II Adven adalah Pekan Perdamaian, pekan III Adven adalah Pekan Gaudette atau Kegembiraan, dan pekan IV Adven adalah Pekan Cinta-kasih. Selanjutnya dari “isi” Firman Tuhan, Pekan I dan II Adven mengarahkan kita kepada kedatangan Yesus yang kedua kali, sementara Pekan III dan IV Adven mengarahkan kita kepada kedatangan-Nya yang pertama, dengan puncaknya pada Perayaan Natal. Dan dengan demikian, Pekan I dan II Adven merupakan “penantian” untuk kedatangan Yesus yang kedua kali, sedangkan Pekan III dan IV Adven merupakan “kenangan” akan kedatangan-Nya yang pertama kali.
Merujuk kepada “bingkai liturgis” tersebut di atas, kita berada pada pekan II dengan Firman Tuhan yang mengarahkan kita kedatangan Yesus yang kedua kali. Untuk “hari” kedatangan Yesus yang kedua kalinya ini, ada banyak nama yang diberikan. Surat-surat Rasul Paulus menyebut hari itu sebagai “Hari Tuhan” (1 Tes. 1:10, 2:19, 3:13, 4:14-18, 5:2,23), yang dipopulerkan dengan istilah “Parousia”, sebagai ungkapan tentang cara hidup komunitas kristiani, yang sedang menanti-nantikan kedatangan Tuhan, [Bdk. Helmut Koesler, “Imperial Ideology and Paul’s Eschatology ini 1 Thessalonians,” dalam Paul and Empire: On and Power in Roman Imperial Society, peny. Richard A. Horsley (Harrisburg, PA: Trinity Press University, 1997), hal 158-159: Jurnal ABDIEL Vol. 2. No. 1 April 2018 hal 34].
Sekarang mari kita beralih kepada pesan-pesan Firman Tuhan, untuk kita semua yang sedang menantikan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus ini, baik sebagai “pedoman” untuk merayakan kenangan akan kelahiran-Nya, maupun sebagai “tuntunan” untuk mempersiapkan diri bagi kedatangan-Nya yang kedua. Satu ungkapan kunci dari nubuat Nabi Yesaya untuk ini, ialah bahwa pada hari itu, Allah akan menghadirkan diri-Nya sebagai penolong bagi umat-Nya, (Yes. 41:13-14). Selanjutnya, pertolongan Allah ini akan berlaku pertama-tama bagi Israel, umat pilihan-Nya, dan kemudian bagi seluruh ciptaan-Nya. Karena Allah tidak menghendaki seorangpun dari anak-anak-Nya ini hilang (Yes. 42:20. Mat. 18:14). Selain sebagai penolong, Tuhan Allah kita juga akan mendatangi kita, umat-Nya, sebagai Allah yang pengasih dan penyayang, Allah yang panjang sabat dan besar kasih setia-Nya (Mzm. 145:8).
Nah, apa yang perlu kita lakukan supaya dapat memperoleh pertolongan Allah, dan dapat mengalami kasih setia-Nya pada hari kedatangan-Nya ini? Ternyata, Firman Tuhan merekomendasikan kepada kita seorang tokoh panutan, yang cara hidupnya perlu kita ikuti, ketika kita mempersiapkan diri menyambut kelahiran Putera-Nya dan kedatangan kedua Sang Putera itu, yakni Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis ini adalah pribadi yang terlahir dari wanita, yang mampu mewujudkan kehendak Allah secara utuh (Mat. 11:11a). Melalui cara hidup ala Yohanes Pembaptis ini, orang-orang dia arahkan supaya membuka diri guna menyambut “Dia yang terkecil dalam Kerajaan Surga, namun lebih besar dari Yohanes”, yakni Yesus Kristus sendiri, (Mat. 11:11b. Bdk. Maleakhi 3:1).
Sebagai re-presentasi Yesaya dan pesan kenabian-Nya, kehidupan Yohanes ditandai oleh dua hal penting. Pertama: sikapnya yang tegas melawan dosa dan kejahatan, sekalipun ia harus berkorban nyawa karenanya (Mat. 14:4. 10-12). Kedua: Yohanes mengantarkan Andreas kepada iman akan Yesus, Sang Anak Domba Allah, dan kemudian Andreas membawa Petrus kepada Yesus (Yoh. 1:36. 40-42). Selanjutnya terbukalah mata rantai ini, di mana orang-orang yang sudah menemukan Mesias dalam diri Yesus, mengantarkan orang-orang lain lagi kepada iman akan Yesus. Di dalam sejarah Gereja Indonesia, ada banyak orang yang telah muncul sebagai Yohanes Pembaptis ini. Sebut saja Barnabas Sarikromo, yang mengantarkan orang-orang dari Sendangsono kepada iman akan Yesus. Ada juga sin-she Paulus Tsen On Ngie, yang mengantarkan orang-orang dari Sungaiselan, Pulau Bangka, kepada iman akan Yesus. Nah, sejak saat saudara menerima Yesus (= dibaptis) hingga hari ini, sudah berapa orang yang saudara antar kepada iman akan Tuhan kita Yesus Kristus melalui cara hidupmu: tutur-kata, sikap dan tingkah-lakumu? Dengan kata lain, sebagaimana Yohanes Pembaptis,demikianlah cara hidup kita hendaknya menjadi “alamat” di mana orang-orang menemukan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, Dia yang mendatangi kita dengan pertolongan dan dengan kasih setia-Nya. Semoga ada. Amin [RMG].
(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Evangelisasi:
Katekis: Marilah kita berdoa bagi para katekis, yang dipanggil untuk mewartakan Sabda Allah: semoga mereka menjadi saksinya, dengan berani dan kreatif, serta dalam kuasa Roh Kudus. Kami mohon…
Ujud Gereja Indonesia:
Para peternak: Semoga semua pihak yang berwenang menolong para peternak untuk meningkatkan usaha mereka agar mereka dapat hidup layak dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Kami mohon…
Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:
Berkenanlah memadukan kami dengan Keluarga Kudus, mengikuti pelayanan Santo Yoseph, memberikan bakti kepada Bunda Maria dan mengimani Sang Putera. Kami mohon…
Amin