Hikmat ALLAH Memberi Kita Hati Yang Baik

Renungan Harian Misioner
Jumat Adven II, 10 Desember 2021
P. S. Perawan Maria dr Loreto

Yes. 48:17-19; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Mat. 11:16-19

Dalam setiap zaman, selalu saja ada satu angkatan, yaitu sekelompok orang yang menolak tawaran Kerajaan Sorga dan selalu berusaha menghancurkannya. Angkatan ini antara lain adalah orang fasik yang berdiri di jalan orang berdosa, dan duduk dalam kumpulan pencemooh. Mereka seperti sekam yang ditiupkan angin dan jalannya menuju kebinasaan. Mereka seperti anak-anak yang memperoleh pengajaran yang baik, namun tidak pernah bisa berubah menjadi lebih baik dari pengajaran itu. Cukup sulit untuk menyamakan seperti apa orang-orang seperti ini?

Pada zaman Yesus, ada orang Farisi dan Ahli Taurat yang disebut angkatan yang jahat dan tidak setia (Mat. 12:38-39). Mereka mewakili kelembagaan agama yang tidak mau tahu tentang Yesus dan pengajaran-Nya, tidak mau turut serta menjalaninya sesuai pada panggilan dan kehendak-Nya. Berawal dari Adam, dosa kerap dilakukan terlebih karena ketidaktahuan atau kebodohan daripada karena kejahatan belaka – lebih merupakan ‘sikap’ kekanak-kanakan dan keras kepala daripada sebuah kehendak bebas. Demikian pula mereka yang membunuh Yesus, mereka melakukannya tanpa tahu apa yang mereka perbuat! Namun kejahatan karena sikap kekanak-kanakan seperti ini selalu menjadi sebuah tindakan tragis.

Karenanya, Yesus membandingkan kelakuan mereka dengan kelakuan anak-anak yang sedang bermain drama dalam hidup ini: sebuah drama yang menampilkan tingkah laku dalam kehidupan manusia. Hanya ada dua tema pada jalan cerita dalam drama kehidupan ini, yaitu kesedihan dan sukacita. Pada setiap angkatan, Allah menawarkan dua tema ini. Yang pertama adalah tawaran Yohanes (Pembaptis): yaitu pertobatan dari kejahatan yang harus diperankan dengan rasa sedih dan malu untuk menyambut kebaikan. Suatu ajakan memainkan peran yang menyanyikan kidung duka dan tangisan karena kejahatan dan dosa yang telah dilakukan. Dengan berpuasa (tidak makan dan tidak minum) ia sendiri menolak ikut serta dalam kebodohan dosa dan mengajak orang-orang mengambil bagian pada pertobatan. Yohanes, seperti dikatakan Paulus, mengundang semua angkatan untuk mengalami dukacita yang datang dari Allah dan menghasilkan buah kehidupan. Dukacita menurut kehendak Allah yang menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan, tidak akan disesali, dan menghindarkan diri kita dari dukacita dunia yang menghasilkan kematian (2Kor. 7:9-10).

Jalan cerita yang kedua adalah tema yang ditawarkan Yesus, dengan adegan sukacita pesta pernikahan yang diiringi alunan seruling dan tari-tarian. Tawaran sukacita pernikahan antara manusia dan Sang Anak Domba. Jika kita mau menerima tarian sukacita ini, kita mesti lebih dulu menarikan tarian ratapan Yohanes. Kehidupan yang ditawarkan Yesus dipenuhi tarian dan sukacita karena cinta yang dianugerahkan Allah sejak awal penciptaan, tidak sepenuhnya dialami manusia yang memilih mengikuti bujukan iblis dan mulai menyukai kejahatan. Karena itu, Allah menawarkan kembali jalan kehidupan kepada manusia lewat para nabi-Nya, supaya manusia merasa jijik terhadap kejahatan itu, dan meratapi sambil menyesali kesalahannya serta mau bertobat.

Jadi, Yohanes menawarkan puasa, agar kita berlatih mendengarkan suara hati, dan berusaha untuk tidak membungkamnya dengan pelbagai alasan. Sebab jika kita tidak mampu berduka atas kejahatan dan dosa-dosa yang sepantasnya kita sesali, kita tidak akan pernah mampu bersukacita atas kebaikan dan anugerah Allah yang ditawarkan Yesus. Sedangkan tawaran Yesus adalah dengan menyediakan makan dan minum pada meja perjamuan pesta di mana Dia, Sang Imanuel hadir di tengah-tengahnya untuk mengasihi, mengundang serta memberi anugerah pengampunan-Nya kepada kita, orang-orang berdosa ini. Perbuatan-perbuatan Yohanes dan Yesus adalah perbuatan hikmat Allah karena mengakui bahwa Allah itu benar: Ia memanggil orang-orang untuk bertobat, mengajaknya bersukacita atas anugerah serta pengampunan-Nya. Hikmat seperti ini akan disambut oleh orang-orang kecil, yang hati nuraninya seperti anak-anak. Hikmat Allah ini akan memberi kita hati yang baik, yang meratapi dengan sedih akan kejahatan dan dosa, serta bersukacita akan kebaikan dan kemurahan Allah. Bukan hati yang jahat yang bersukacita akan kejahatan dan bersedih atas kebaikan-Nya. (ek)

 (Antonius Ekahananta – Awam Katolik Pengajar Misi Evangelisasi)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Evangelisasi:

Katekis: Marilah kita berdoa bagi para katekis, yang dipanggil untuk mewartakan Sabda Allah: semoga mereka menjadi saksinya, dengan berani dan kreatif, serta dalam kuasa Roh Kudus. Kami mohon…

Ujud Gereja Indonesia:

Para peternak: Semoga semua pihak yang berwenang menolong para peternak untuk meningkatkan usaha mereka agar mereka dapat hidup layak dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Kami mohon…

Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:

Berkenanlah memadukan kami dengan Keluarga Kudus, mengikuti pelayanan Santo Yoseph, memberikan bakti kepada Bunda Maria dan mengimani Sang Putera. Kami mohon…

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s