Renungan Harian Misioner
Jumat, 07 Januari 2022
P. S. Raimundus dr Penyafort
1Yoh. 5:5-13; Mzm. 147:12-13,14-15,19-20; Luk 5:12-16
Sampai hari ini, kita masih merasakan suasana natal. Ornamen-ornamen natal seperti lampu, pohon, kartu, dll masih terpasang di rumah kita. Bacaan-bacaan suci hari ini, mengingatkan kepada kita terhadap maksud dan tujuan dari kelahiran Yesus Kristus di malam Natal. Dalam bacaan Injil hari ini Yesus berjumpa dengan seorang kusta yang meminta untuk disembuhkan. Pada zaman Yesus dan bahkan sampai sekarang orang-orang yang memiliki penyakit kusta biasanya diisolasi dan terkadang mereka dikucilkan dalam masyarakat dan institusi rohani. Mereka dianggap sebagai orang-orang yang mendapat kutukan dari Allah. Akan tetapi dalam bacaan Injil hari ini, kita melihat bahwa Yesus menghampiri si kusta. Perlakuan dari masyarakat setempat, protokol institusi agama dan penyakit yang dideritanya membuatnya terbelenggu. Ketika Yesus lewat, ia menghampiri dan memohon untuk disembuhkan. Yesuspun mengabulkan permohonannya dan menyembuhkannya. Yesus mengulurkan tangan-Nya dan menjamahnya.
Di sini kita melihat bahwa, Yesus Kristus melaksanakan proyek ilahi yang direncanakan sebelumnya yakni “Roh Tuhan ada padaKu dan Ia telah mengurapi Aku… untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan… untuk membebaskan orang-orang yang tertindas” (Luk. 4:18-19). Yesus, Allah dan Penyelamat dapat menyentuh penderitaan manusia, ketika manusia membiarkan untuk disentuh dan dijamah oleh-Nya. Dalam bacaan pertama hari ini dikatakan bahwa “Barangsiapa memiliki Anak [Yesus Kristus], ia memiliki hidup” (1Yoh. 5:12). Orang yang sebelumnya mengidap kusta dalam bacaan injil, kini dibebaskan dari penyakit tersebut, disembuhkan oleh Yesus Kristus yang adalah Sang Sumber Kehidupan. Menariknya, penginjil Lukas dalam bacaan hari ini tidak memberikan nama kepada si kusta. Ia tidak memiliki nama. Pertanyaannya, siapakah namanya? Sebagaimana kita sekarang ini mengalami penderitaan, kita bisa saja menempatkan diri kita sebagai orang yang mengalami kusta secara spiritual dan fisik. Kita perlu memohon kepada Yesus untuk menyentuh dan menjamah penderitaaan yang kita miliki. Amin.
(RP. Erik Tjeunfin, SX – Misionaris Xaverian)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Persaudaraan sejati
Kita berdoa untuk mereka yang menderita karena perundungan dan diskriminasi agama; semoga hak asasi dan martabat mereka diargai karena sesungguhnya kita semua bersaudara sebagai umat manusia. Kami mohon…
Ujud Gereja Indonesia: Menangkal hoaks
Kita berdoa, semoga di tengah simpang-siurnya informasi, gosip dan hoaks yang memancing emosi, kita tetap menanggapinya dengan hati lembut dan akal sehat. Kami mohon…
Amin