Serahkan Perkaramu Pada ALLAH

Renungan Harian Misioner
Jumat, 21 Januari 2022
P. S. Agnes

1Sam. 24:3-21; Mzm. 57:2,3-4,6,11; Mrk. 3:13-19; atau dr Ruybs

Hari ini saya memilih memberi komentar atas bacaan pertama yang diambil dari 1Sam. 24:3-21. Diceritakan dalam perikop sebelumnya (1Sam. 18:6-9) bahwa Raja Saul berniat membunuh Daud karena ia iri hati terhadapnya. Penyebab keirihatian Raja Saul terhadap Daud hambanya sebenarnya adalah hal yang sangat sederhana. Dalam peperangan melawan orang Filistin, Daud berhasil mengalahkan Goliat. Saat Raja Saul dan pasukannya kembali dari peperangan, perempuan dari segala  kota Israel menyambut mereka dengan menari-nari sambil bernyanyi, “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Mendengar nyanyian itu bangkitlah amarah Saul, sebab pikirnya: “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu.”

Saya yakin Anda sependapat dengan saya bahwa mestinya Raja Saul tak perlu marah hanya karena mendengar kata-kata dalam nyanyian itu. Melalui nyanyian itu, para perempuan Israel tidak sedang merendahkan Raja Saul. Mereka sedang bersukacita atas kemenangan pasukan Israel yang dipimpin oleh Raja Saul. Raja Saul tidak bisa menangkap hal itu karena di dalam hatinya ada iri hati. Kalau dalam hati kita muncul iri hati terhadap keberhasilan seseorang, kita harus hati-hati karena iri hati bisa membuat orang tidak rasional lagi dan bahkan kalau dibiarkan akan berkembang menjadi kedengkian dan keinginan untuk menyingkirkan serta membunuh orang itu.

Sikap yang ditunjukkan Daud dalam bacaan hari ini sama sekali berlawanan dengan sikap Raja Saul. Meskipun Raja Saul mengejar Daud dan hendak membunuhnya, ketika Daud mendapatkan kesempatan emas untuk membunuh Sang Raja, ia tidak melakukannya. Daud lebih suka menyerahkan perkaranya kepada Tuhan, “Tuhan kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, Tuhan kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.” (1Sam. 24:13). Daud menunjukkan keluhuran hatinya.

Dalam hidup kita kadang-kadang kita mengalami apa yang dialami oleh Daud. Kita dibenci oleh seseorang karena orang itu iri hati terhadap keberhasilan kita. Bila itu terjadi, sikap Daud menjadi teladan bagi kita. Kita tak perlu menghabiskan energi kita untuk menanggapi sikap orang yang membenci kita. Seperti Daud, kita percayakan perkara kita kepada Allah, Hakim yang Maha Adil.

(RP. Yakobus Sriyatmoko, SX – Magister Novis Serikat Xaverian di Wisma Xaverian Bintaro, Tangerang)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Persaudaraan sejati

Kita berdoa untuk mereka yang menderita karena perundungan dan diskriminasi agama; semoga hak asasi dan martabat mereka diargai karena sesungguhnya kita semua bersaudara sebagai umat manusia. Kami mohon…

Ujud Gereja Indonesia: Menangkal hoaks

Kita berdoa, semoga di tengah simpang-siurnya informasi, gosip dan hoaks yang memancing emosi, kita tetap menanggapinya dengan hati lembut dan akal sehat. Kami mohon…

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s