Renungan Harian Misioner
Senin Biasa V, 7 Februari 2022
P. S. Rikardus
1Raj. 8:1-7,9-13; Mzm. 132:6-7,8-10; Mrk. 6:53-56
Wajar sebagai manusia kalau kita merasa takut, cemas, dan khawatir. Apalagi dalam situasi yang tampaknya serba sulit. Para rasul dalam bacaan Injil hari inipun merasa ketakutan. Perahu mereka diombang-ambing angin ribut. Namun Yesus datang menemui mereka.
Ketakutan, kecemasan, seringkali menghalangi hati kita untuk percaya dan ‘melihat’ Allah dalam hidup kita. Rasul-rasul karena diliputi ketakutan bahkan mengira Yesus adalah hantu. “Ketika mereka melihat Dia, mereka mengira Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak.” (Mrk. 6:49). Baru setelah Yesus berseru, “Tenanglah, Aku ini, jangan takut!” – mereka menjadi tenang kembali.
‘Jangan takut’, itulah yang selalu disampaikan Yesus kepada murid-murid-Nya. Ia juga saat ini sedang menyapa kita dan mengatakan hal yang sama. Namun, mengapa kita belum sanggup mendengar-Nya? Yohanes dalam bacaan pertama membantu kita untuk kembali sadar bahwa ‘Allah adalah Kasih’. “Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia” (1Yoh. 4:16).
Sebagai pengikut Kristus, kita mengimani Allah sebagai Kasih. Dengan demikian, ketika kita saling mengasihi, kita sadar atau tidak, telah menghadirkan Allah secara nyata. Namun kita akan sanggup untuk mengasihi jika kita dekat dengan Allah. Cinta kasih kita menjadi nyata ketika kita benar-benar bersatu dengan Kristus.
Hari ini dalam Injil, banyak orang mencari Yesus dan berharap disembuhkan dari penyakit mereka. Ke manapun Yesus pergi, orang berbondong-bondong mencari-Nya. Dan dikisahkan dalam Injil hari ini, Yesus menyembuhkan mereka semua. Yesus sering berkata kepada orang-orang yang mengharapkan kesembuhan, “Imanmu telah menyelamatkanmu”.
Tidak jarang kita lupa bahwa iman kita akan Yesus-lah yang menyelamatkan kita. Hanya iman kita yang membuat segala tindakan cina kasih kita menjadi tanda kehadiran Allah. Tanpa iman itu, cinta kita palsu. Tindakan kita, betapapun tampak mulia hanya merupakan kebohongan belaka. Orang-orang akan datang hanya untuk mencari keuntungan dari kebaikan kita namun mereka tidak merasakan kehadiran Allah di sana.
Maka, marilah kita senantiasa ingat, bahwa hanya bersama Yesus, kita benar-benar menjadi saksi Cinta Allah di tengah kehidupan kita sehari-hari. Hanya jika kita membiarkan Roh Kudus memimpin hati kita, orang-orang yang kita jumpai merasakan kehadiran Allah.
(Br. Kornelius Glossanto, SX – Misionaris Xaverian)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Para biarawati dan perempuan hidup bakti
Kita berdoa untuk para biarawati dan para perempuan yang menjalani hidup bakti; kita berterima kasih atas misi perutusan dan keberanian mereka; semoga mereka dapat terus menemukan cara untuk menanggapi tantangan zaman ini.
Ujud Gereja Indonesia: Kesinambungan pengolahan sampah plastik
Kita berdoa, semoga upaya-upaya pribadi dan kelompok untuk mengurangi dan mengolah sampah plastik dapat menjadi upaya pemberdayaan masyarakat karena didukung pemerintah dan institusi-institusi sosial.
Amin
Tuhan Yesus,Engkaulah Andalanku.
Tuhan Yesus, kuatkan lah iman ku, teguhkan lah pengharapan ku dan tambahkanlah cintaku kepada-Mu ❤️🙏
SukaSuka