Berjuang Menjadi Garam yang Berguna

Renungan Harian Misioner
Kamis Biasa VII, 24 Februari 2022
P. S. Montanus & Lucius, dkk

Yak. 5:1-6; Mzm. 49:14-15ab,15cd-16,17-18,19-20; Mrk.9:41-50

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyatakan bahwa kebaikan apapun yang ditunjukkan dan bantuan apapun yang diberikan kepada para pengikut-Nya tidak akan kehilangan ganjarannya: “Barangsiapa memberi kalian minum air secangkir oleh karena kalian adalah pengikut Kristus, ia tak akan kehilangan ganjarannya” (Mrk. 9:41). Kita telah dianugerahi ganjaran terbesar, yaitu Allah sendiri yang adalah kasih sempurna dan sumber hidup yang berlimpah-limpah serta kebahagiaan yang tak terhingga. Rasul Paulus menyatakan kepada kita bahwa “kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita” (Rm. 5:5). Kasih Allah memurnikan hati kita dan memaksa kita untuk menyatakan kebaikan dan kemurahan Allah kepada sesama kita yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Kita diciptakan dalam cinta dan untuk cinta. Kemurahan hati yang kita tunjukkan kepada sesama kita yang sedang membutuhkan mengungkapkan rasa syukur kita atas kebaikan dan kemurahan hati Allah yang berlimpah-limpah terhadap kita. Sebagai murid-murid Yesus, kita dipanggil untuk menjadi orang yang murah hati sebagaimana Yesus sendiri adalah murah hati. Yesus tidak pernah menolak untuk memberi kepada siapapun yang membutuhkan dan yang meminta bantuan-Nya. Kita diajak untuk membiarkan kasih Kristus membarui hati kita sehingga kita mampu memperlakukan sesama kita dengan cinta kasih dan belaskasihan.

Yesus juga menginginkan para pengikut-Nya menggunakan ukuran dan patokan yang tegas untuk menghindari kejahatan dan resiko yang membahayakan. Yesus telah menetapkan bagi para murid-Nya satu tujuan tertinggi, yaitu Allah sendiri dan kehendak-Nya. Kehendak Allah inilah yang menuntun kita kepada damai dan kebahagiaan abadi. Sebagaimana seorang dokter melepaskan satu anggota tubuh atau beberapa bagian tubuh dengan maksud untuk mempertahankan hidup dari seluruh tubuh, demikian pula kita harus siap untuk berpisah dengan apapun yang menyebabkan kita berdosa dan yang mengarahkan kita pada kematian spiritual. Yesus memperingatkan para murid-Nya dulu dan kita akan tanggung jawab yang mengerikan, yaitu bahwa kita tidak boleh menjadi batu sandungan di jalan orang lain, tidak melakukan pelanggaran dan tidak memberi teladan yang jahat yang mengarahkan orang lain kepada dosa. Bagi orang-orang Yahudi, mengajarkan orang lain untuk berdosa merupakan dosa yang tidak dapat diampuni. Apabila kita mengajarkan orang lain untuk berdosa, orang itu pun akan mengajarkan orang lain lagi untuk berdosa sehingga rantai dosa tidak akan berakhir.

Apa yang Yesus maksudkan ketika Dia mengatakan “hendaklah kalian selalu mempunyai garam dalam dirimu”(Mrk. 9:50)? Garam sangat berguna pada musim panas sebelum adanya penemuan listrik dan pendingin. Garam tidak hanya memberi rasa lezat pada makanan, tetapi juga mengawetkan daging agar tidak rusak. Garam dipakai sebagai sebuah simbol kebersamaan dan berbagi dalam makan bersama teman-teman. Ungkapan orang Timur Dekat “mengkhianati garam” berarti mengkhianati Tuhan atau Guru atau temannya sendiri. Leonardo da Vinci dalam lukisannya mengenai Perjamuan Malam Terakhir menggambarkan Yudas sedang membalikkan tempat garam. Dengan demikian, secara simbolik Yudas mengidentifikasikan dirinya sebagai pengkhianat Gurunya, yaitu Tuhan Yesus. Yesus menggunakan gambaran garam untuk melukiskan bagaimana para murid-Nya hidup dalam dunia. Sebagaimana garam memurnikan, mengawetkan dan menghasilkan rasa lezat bagi makanan, demikian pula para murid Kristus harus menjadi garam dalam dunia masyarakat manusia untuk memurnikan, mengawetkan dan membawa cita rasa Kerajaan Allah, yaitu kebenaran, damai, sukacita dan belaskasihan. Apa yang Yesus maksudkan dengan ungkapan “digarami dengan api” dan “garam menjadi hambar?” Pada zaman kuno, garam sering dimasukkan ke dalam oven untuk mengintensifkan panas. Ketika garam terbakar dan tidak berguna lagi, garam itu dibuang dan tentu dengan mudah terinjak orang (Mat. 5:13). Yesus ingin memperlawankan garam yang berguna dengan garam yang kehilangan daya untuk mencegah kebusukan (hambar) dengan maksud mendorong para murid-Nya untuk membawa cita rasa kasih, kekudusan dan kebenaran Kristus kepada dunia yang dikuasai oleh keserakahan, ambisi egois serta mengabaikan orang lemah, miskin dan tak berdaya.

Marilah kita berjuang menjadi “garam yang berguna” dengan menjadi pribadi yang murah hati dan menjadi teladan iman bagi sesama. Semoga Roh Kudus senantiasa menuntun kita agar mampu menjadi pribadi yang murah hati, layak menjadi teladan iman dan sanggup meresapkan keutamaan-keutamaan spiritual dalam diri sesama.

(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen STKIP Weetebula, NTT)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Para biarawati dan perempuan hidup bakti
Kita berdoa untuk para biarawati dan para perempuan yang menjalani hidup bakti; kita berterima kasih atas misi perutusan dan keberanian mereka; semoga mereka dapat terus menemukan cara untuk menanggapi tantangan zaman ini.

Ujud Gereja Indonesia: Kesinambungan pengolahan sampah plastik
Kita berdoa, semoga upaya-upaya pribadi dan kelompok untuk mengurangi dan mengolah sampah plastik dapat menjadi upaya pemberdayaan masyarakat karena didukung pemerintah dan institusi-institusi sosial.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s