“Orang Buta” Doktrinnya Salah dan Sesat!

Renungan Harian Misioner
Minggu, 27 Februari 2022
HARI MINGGU BIASA VIII

Sir. 27:4-7; Mzm. 92:2-3.13-14.15-16; 1Kor. 15:54-58; Luk. 6:39-45

Tugas para murid, dahulu dan kini, adalah: meneruskan karya dan pewartaan Yesus, sang Guru. Kualitas seperti apakah yang diharapkan dari seorang murid Yesus untuk tugas sebesar itu? Dalam injil hari ini, Yesus meneruskan ajaran-Nya (dalam Khotbah di Tanah Datar, Luk. 6:20-49) tentang tugas dan kualitas yang Ia harapkan dari mereka. Seperti biasa, sang Guru bijak tidak berkhotbah abstrak, tetapi menyampaikannya lewat tiga kiasan singkat.

Pertama, setiap murid diberi-Nya tugas membimbing sesama. Menjadi murid Yesus berarti berjalan bersama Dia. Selama hidup-Nya, Yesus membimbing para murid-Nya untuk berjalan bersama Dia ke Yerusalem. Dalam perjalanan itu, Ia mengajar dan membentuk mereka sebagai saksi, sebab mereka melihat tindakan dan teladan-Nya serta mendengar firman dan pewartaan-Nya. Tugas membimbing sesama itu diteruskan oleh para murid-Nya. Akan tetapi, tugas ini menuntut kualitas yang mumpuni. Selama sendiri masih “buta”, pengajarannya pasti kabur dan tidak jelas, doktrinnya salah dan sesat. Ia sesat dan menyesatkan (ay. 39). Solusinya apa? Teruslah belajar dari Sang Guru! Jadikan Dia dan ajaran-Nya sebagai pedoman, bukan dari ajaran, teori dan guru lainnya. Yesus juga menegaskan agar para murid-Nya belajar dari Dia sampai tamat, agar mencapai kualitas yang sama dengan-Nya (ay. 40).

Kedua, setiap murid diberi tugas untuk membantu sesama agar mampu melihat diri dan mengatasi kekurangannya. Akan tetapi, ia sendiri harus terlebih dahulu berkaca dan mawas diri. Saya dan Anda dipanggil untuk selalu mendeteksi dan mengoreksi kesalahan dan kelemahan sendiri. Selama Saya masih belum mengenal diri dan belum menjalankan jalan dan ajaran Sang Guru, belum mengasihi dan murah hati seperti Dia, mata Saya masih terhalang balok besar. Ini kondisi yang tidak mumpuni untuk melihat dan mengoreksi orang lain! (ay. 41-42). Akan tetapi, kondisi ini tidak dapat juga dijadikan dalih untuk tidak peduli dan tidak saling mengoreksi. Yesus justru memerintahkan: “keluarkan dahulu balok di matamu” baru Saya dapat melihat dengan jelas untuk “mengeluarkan serpihan kayu dari mata saudaramu” (ay. 42). Saling mengoreksi itu tugas, tetapi harus didahului oleh kualitas mawas diri!

Ketiga, teruslah bersatu dengan Sang Guru! Persatuan itu ibarat pohon dan buahnya (ay. 43-44): relasi yang hakiki dan menghidupkan. Persatuan dengan sang Guru ini menjadi tugas utama para Murid, demi menjamin kualitas kemuridan dan pewartaannya. Dengan selalu bersatu dengan Yesus, Saya dan Anda selalu punya model dan pegangan yang jelas dalam mengajar dan mengarahkan. Dengan bersatu dengan Yesus, perbendaharaan hati kita selalu terisi dengan harta Injil yang berbuah dalam pelbagai ucapan dan tindakan kasih (ay. 45). Dengan bersatu dengan Yesus, Saya dan Anda akan selalu tahu diri bahwa kita ini buta dan tak sempurna, yang harus selalu Ia buka dan Ia sempurnakan. Hanya Dialah sumber pengetahuan dan kesempurnaan kita. Jika Dia sudah membenahi dan meresapi hati kita dengan kekayaan Injil-Nya, barulah kita layak mengajar dan mengarahkan sesama.

(Hortensius Mandaru – Lembaga Alkitab Indonesia Jakarta)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Para biarawati dan perempuan hidup bakti
Kita berdoa untuk para biarawati dan para perempuan yang menjalani hidup bakti; kita berterima kasih atas misi perutusan dan keberanian mereka; semoga mereka dapat terus menemukan cara untuk menanggapi tantangan zaman ini.

Ujud Gereja Indonesia: Kesinambungan pengolahan sampah plastik
Kita berdoa, semoga upaya-upaya pribadi dan kelompok untuk mengurangi dan mengolah sampah plastik dapat menjadi upaya pemberdayaan masyarakat karena didukung pemerintah dan institusi-institusi sosial.

Amin

3 respons untuk ‘“Orang Buta” Doktrinnya Salah dan Sesat!

  1. Terimakasih Tuhan,aku percaya sepenuhnya atas penyertaan-Mu dalam hidupku. Jadikanlah aku orang yg rendah hati dan tidak sombong, dan pakailah aku seturut kehendak-Mu. Amin ❤️🙏

    Suka

    1. Sebelum menuntun orang lain kita harus mawas diri dan rendah hati serta selalu mau belajar sebagai murid pada Sang Guru abadi Tuhan Yesus

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s