Bukan Derita Namun Ungkapan Syukur

Renungan Harian Misioner
Selasa Biasa VIII, 01 Maret 2022
P. S. David

1Ptr. 1:10-16; Mzm. 98:1,2-3ab,3c-4; Mrk. 10:28-31

SYUKUR: Pada awal doa-d0a hari pertama Maret kali ini kita diajak untuk bersama penulis Mazmur (50:14) bersyukur. Alasannya: Allah sudah memberi karunia, yang tidak terbilang jumlahnya. Petrus memberi teladan dalam menunjukkan sikap ‘penuh syukur’ itu, – bahkan dalam bekerja banyak untuk jemaat (1Ptr 1:10-16). Padahal kita tahu, bahwa Pemuka para Rasul itu memang sudah melayani umat banyak sekali. Memang, bersama para Nabi Perjanjian Lama, yang dikerjakan Petrus adalah memuji Tuhan, yang melimpahkan karunia begitu banyak kepada dirinya dan seluruh umat, yang ditebus Sang Kristus. Artinya, Penatua dari para Rasul itu menyadari sepenuh hati, betapa Allah mendahuluinya melimpahkan berkah. Tentang berkah itulah ia menjalankan pewartaan kepada semua orang: agar orang merasakan, betapa baik Allah itu. Kalau demikian, mereka hidup dengan menghayati dipenuhi Roh Kudus. Dengan demikian, mereka dikuduskan.

Mazmur 98, dalam doa tanggapan mendorong umat untuk mengenali penyelamatan, yang dilimpahkan kepada seluruh manusia. Oleh sebab itu, Perayaan Ekaristi ini diwarnai oleh syukur dan terimakasih atas Penyelamatan Allah melalui Sang Putera. Kesadaran tersebut merupakan buah dari Sabda Tuhan Yesus ketika dalam Mrk. 10:28-31 memberi jawab kepada pertanyaan para Murid. Sebab, pada suatu titik, para murid mengira, bahwa mereka sudah berbuat banyak sekali untuk Tuhan: seakan-akan, itulah maknanya kalau mereka mewartakan Kabar Baik dan meninggalkan banyak hal supaya dapat memenuhi permintaan Allah dalam Sang Guru. Dikiranya, “meninggalkan keluarga, sahabat, kekasih, harta, kekuasaan adalah jasa yang mereka berikan kepada Yang Mahakuasa”. Mereka lupa, bahwa semua yang mereka katakan “mereka korbankan” itu sebenarnya berasal dari Allah Bapa semua. Yesus mengingatkan, bahwa “meninggalkan semuanya itu adalah mengembalikan segala kepada Allah dan karena itu justru akan mendapat pemulihan, yang jauh lebih berharga – berlipat ganda”.

REFLEKSI KITA: dapat saja kita mengira, bahwa sekarang pun, kita sudah menderita banyak bagi Tuhan atau meninggalkan banyak kenikmatan demi Allah, sebenarnya kita melakukan semuanya itu sebagai ungkapan rasa terima kasih dan karena itu membuka budi, hati dan aksi kita demi kemuliaan Allah. “Tuhan sambutlah kami”.

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Menghadapi tantangan bioetika
Kita berdoa untuk umat Kristiani yang menghadapi tantangan bioetika baru; semoga mereka dapat terus membela martabat segenap umat manusia dengan doa dan tindakan.

Ujud Gereja Indonesia: Pengabdian politik
Kita berdoa, semoga di alam demokrasi ini para elit politik dan pemerintah menggunakan kewenangannya untuk mengabdi dan menata masyarakat dan bukan untuk menguasainya.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s