Merangkul Salib KRISTUS yang Menyelamatkan

Renungan Harian Misioner
Kamis Sesudah Rabu Abu, 03 Maret 2022
P. S. Marinus, S. Nikolo d’ Albergati

Ul. 30:15-20; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 9:22-25

Misi: ziarah iman kita merupakan tindakan memilih kehidupan melalui cara mengasihi Tuhan dan mendengarkan suara-Nya. Memilih kehidupan dan keselamatan kekal hanya bisa mungkin terjadi ketika setiap pengikut Kristus berani mengasihi Tuhan dan tetap berpegang pada salib kemenangan Kristus.

Sesama sahabat misioner yang terkasih dalam Kristus, seruan Musa kepada bangsa Israel yang kita dengar dalam Kitab Ulangan hari ini merupakan sebuah peringatan dan penegasan kepada bangsa Israel agar mereka memiliki tanggung jawab dan iman yang nyata yakni mengikuti kehendak Allah, mengasihi dan mendengarkan-Nya. Musa tidak memberi peluang kepada bangsa Israel untuk keluar dari skema iman ini. Jika bangsa Israel ingin memperoleh kehidupan maka tidak ada pilihan lain selain masuk dalam kehendak Allah, mengasihi dan mendengarkan seruan Allah.

Sementara dalam Injil hari ini Yesus mengajak para murid-Nya untuk memikul salib, mengikuti Dia seraya menyangkal diri. Yesus menegaskan bahwa konsekuensi logis serta risiko dari mengikuti Dia adalah menyatukan diri dengan salib dan mengingkari diri. Inilah syarat mutlak yang harus dipatuhi oleh para murid Kristus. Para murid Kristus bukan hanya memikul salib dan menyangkal diri, melainkan secara bebas untuk memilih kehidupan dan keselamatan atau kebinasaan.

Para sahabat misioner yang terkasih, ajakan Musa dalam Kitab Ulangan yang kita dengar hari ini hendaknya bergema dalam telinga iman kita selama masa pra-paskah ini. Kita sedang menjalani masa puasa dan tobat, dan muatan dari masa puasa dan tobat tidak terlepas dari tindakan mengasihi Allah dan mendengarkan suara-Nya. Tindakan iman yang terungkap melalui tobat dan puasa, amal dan doa akan menghantar kita pada pilihan iman yakni kehidupan dan keselamatan.

Sementara ajakan Yesus bagi para murid-Nya kini menjadi ajakan bagi kita semua yang menunjukkan jati diri sebagai pengikut kristus. Yesus tidak hanya mengajak kita untuk mengikuti Dia, melainkan membuka pikiran dan cita rasa iman kita agar kita tiba pada pemahaman bahwa konsekuensi dan risiko sebagai pengikut Kristus hendaknya menjadi pegangan iman kita. Yesus mengundang kita untuk membawa dan memikul salib iman kita seraya menyangkal diri agar kita boleh memiliki identitas sebagai pengikut-Nya.

Para sahabat misioner yang terkasih, tidak sedikit di antara kita yang memandang salib sebagai simbol penderitaan. Dengan demikian kita bisa berkesimpulan bahwa Kristus yang bersedia disalibkan adalah pribadi yang sangat mencintai penderitaan, namun sesungguhnya tidak demikian. Kristus melalui salib-Nya mengajak kita untuk menemukan bahwa makna terdalam dan muatan terpenting dalam salib adalah cinta kasih. Hanya dengan cinta kasih Kristus telah mengubah salib penderitaan menjadi salib keselamatan.

Kristus pun mengajak kita untuk mampu menyangkal diri. Ini tidak berarti bahwa Kristus membiarkan kita untuk menelantarkan diri kita sendiri. Tindakan menyangkal diri berarti memberi ruang dan kesempatan kepada orang lain untuk mengalami kasih dan kebaikan Tuhan melalui diri kita.

Sesama sahabat misioner yang terkasih, selama masa pra-paskah ini, marilah kita membawa salib kita yang memiliki muatan kasih untuk mengikuti Kristus. Semakin besar kasih yang termuat dalam pundak kita, semakin ringanlah salib yang kita pikul. Inilah kesempatan yang sangat berarti bagi kita untuk memilih kehidupan dan keselamatan melalui penyangkalan diri agar sesama kita pun diberi kesempatan untuk mengalami kasih dan kebaikan Tuhan yang menyelamatkan.

Salib kita akan terasa ringan karena bermuatan kasih. Amin.

(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Menghadapi tantangan bioetika

Kita berdoa untuk umat Kristiani yang menghadapi tantangan bioetika baru; semoga mereka dapat terus membela martabat segenap umat manusia dengan doa dan tindakan.

Ujud Gereja Indonesia: Pengabdian politik

Kita berdoa, semoga di alam demokrasi ini para elit politik dan pemerintah menggunakan kewenangannya untuk mengabdi dan menata masyarakat dan bukan untuk menguasainya.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s