Tindakan Puasa Yang Berdampak Personal Sekaligus Sosial

Renungan Harian Misioner
Sabtu Sesudah Rabu Abu, 05 Maret 2022
Hari Sabtu Imam

Yes. 58:9b-14; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Luk. 5:27-32

Para sahabat misioner yang terkasih: Selamat datang ke dalam Masa Puasa (Persiapan Paskah) hari keempat, Sabtu, 05 Maret 2022. Di dalam hari-hari sepanjang Masa Puasa ini terkandung panggilan sekaligus kesempatan untukmembarui hubungan kita dengan Tuhan” (Bdk. Yoel 2:12-18). Namun selain hubungan dengan Tuhan ini, Masa Puasa juga merupakan kesempatan untuk membarui hubungan kita dengan sesama kita. Dengan demikian, tindakan berpuasa selalu mempertemukan tiga pihak: kita yang berpuasa, dengan Tuhan Allah yang kepada-Nya kita memohonkan pembaruan hidup melalui doa, pantang, puasa dan berbagai aksi lainnya, dan juga dengan sesama kita yang kepada mereka, berkat yang mengalir dari ulah-tapa dan tobat kita, boleh mereka dapatkan. Tindakan berpuasa terwujud baik melalui aspek rohani (Yoel 2:13), maupun juga melalui aspek jasmani (Yesaya 58:2-4).

Puasa yang berkenan dan tidak berkenan kepada Allah

Tindakan berpuasa di mana orang berbalik dari kejahatannya dan bertobat supaya dapat kembali kepada Allah untuk boleh mengatur hidupnya lagi agar sesuai dengan hukum-hukum dan ketetapannya, sungguh merupakan hal yang dikehendaki oleh Allah. Dan tindakan berpuasa seperti ini harus sampai kepada dampak positif yang dapat dirasakan oleh sesama manusia, (Yesaya 58:6-8). Dampak dari tindakan berpuasa itulah yang akan menentukan, apakah puasa yang kita lakukan itu berkenan kepada Allah atau tidak berkenan kepada Allah. Demikian, jikalau dampak dari tindakan berpuasa kita itu berakibat buruk terhadap sesama, maka puasa yang demikian itu “tidak berkenan kepada Allah.” Sebaliknya, yang berkenan kepada Allah, ialah tindakan berpuasa yang membawa dampak positif dalam hubungan kita dengan Allah dan sekaligus juga dalam hubungan kita dengan sesama.

Beralih dari “insan perusak” kepada “insan pembangun”

Dampak negatif dari tindakan berpuasa seseorang de facto tidak berkenan kepada Allah, karena Dia menciptakan manusia bukan untuk menjadi “pembawa kerusakan dan kehancuran” melainkan sebagai “pembangun,” yang menghadirkan kebaikan dan berkat bagi sesama. Karena itu, aksi nyata untuk tindakan berpuasa yang berkenan kepada Allah adalah di satu sisi “membuang atau menghilangkan dari dalam diri kita, semua tingkah laku dan tindakan “merusak” yang membawa dampak buruk bagi sesama manusia”. Di sisi lain, aksi nyata untuk tindakan berpuasa itu juga harus diimbangi dengan hidup menurut hukum-hukum dan ketentuan Tuhan (Yesaya 58:12-14).

Panggilan Lewi sebagai sebuah contoh kasus “pembaruan hidup”

Tindakan berpuasa yang benar pasti menghasilkan pembaruan hidup bagi orang-orang yang melaksanakan puasa tersebut. Di dalam Injil hari ini, Firman Tuhan mempertemukan kita dengan Lewi, si pemungut cukai yang menanggapi panggilan Yesus untuk menjadi pengikut-Nya. Profesinya sebagai pemungut cukai menyebabkan orang-orang Farisi dan para ahli Taurat menggolongkan dia sebagai “orang berdosa.”  Sementara Tuhan kita Yesus Kristus justru melihat dan menerima Lewi bersama rekan-rekan seprofesinya sebagai “orang-orang sakit yang membutuhkan dokter.” Cara pandang terhadap Lewi dan kelompoknya ini kemudian menentukan tindakan: orang-orang Farisi dan para ahli Taurat menjauhkan diri dan tidak mau bergaul dengan para pemungut cukai, sementara Yesus mau mendatangi mereka dan makan-minum bersama mereka (Lukas 5:27-32).

Pada diri Lewi kita juga menemukan, bahwa tindakannya untuk berbalik kepada Yesus dan menjadi pengikut-Nya ternyata membawa dampak bagi orang-orang lain yang seprofesi dengannya. Setelah menjadi pengikut Yesus ini, Lewi si pemungut cukai yang dianggap sebagai orang berdosa ini, kemudian “menjadi berkat bagi kelompoknya”. Lewi menerima Yesus, Dokter segala dokter itu di rumahnya, dan dengan mengumpulkan rekan-rekan seprofesinya saat makan bersama itu, Lewi menghadirkan Yesus sebagai Dokter bagi rekan-rekan seprofesinya itu.

Demikianlah, pembaruan diri yang kita lakukan, antara lain melalui tindakan berpuasa, doa, pantang dan amal kasih, hendaknya juga menjadi pintu masuk bagi pembaruan diri sesama kita, sebagaimana Lewi telah menjadi “pintu masuk” bagi perjumpaan Yesus dengan para pemungut cukai, dan membukakan kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan dalam diri Yesus, seorang dokter rohani yang memang datang dengan tujuan atau misi untuk menyembuhkan orang-orang seperti mereka. Sementara orang-orang Farisi dan para ahli Taurat, oleh karena kesombongan rohani mereka, mereka hanya bisa menghakimi orang-orang tetapi tidak sampai mampu membawa orang kepada pembaruan hidup di dalam Tuhan. Agar tindakan berpuasa kita selama Masa Tobat ini, dapat membawa berkat dan kebaikan bagi sesama kita, salah satu hal yang perlu kita lepaskan dari diri kita adalah sikap menghakimi seperti orang Farisi dan para ahli Taurat itu. Selamat menunaikan Ibadah Puasa. Tuhan Yesus memberkati. Amin!

(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Menghadapi tantangan bioetika

Kita berdoa untuk umat Kristiani yang menghadapi tantangan bioetika baru; semoga mereka dapat terus membela martabat segenap umat manusia dengan doa dan tindakan.

Ujud Gereja Indonesia: Pengabdian politik

Kita berdoa, semoga di alam demokrasi ini para elit politik dan pemerintah menggunakan kewenangannya untuk mengabdi dan menata masyarakat dan bukan untuk menguasainya.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s