Doa Bapa Kami

Renungan Harian Misioner
Selasa Pekan I Prapaskah, 08 Maret 2022
P. S. Yohanes a Deo

Yes. 55:10-11; Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19; Mat. 6:7-15

Saat ini, kita sementara berada dalam masa prapaskah, masa di mana kita mempersiapkan diri untuk merayakan puncak dari karya keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus yang akan terjadi pada masa paskah. Seperti biasanya, masa prapaskah diwarnai dengan tiga hal yakni doa, puasa, dan derma. Dalam bacaan Injil pada perayaan hari Rabu abu dan hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita tentang hal berdoa. Ia mengatakan bahwa dalam doa kita sebaiknya tidak seperti orang-orang Farisi dan mereka yang tidak mengenal Allah yang suka memamerkan diri mereka saat berdoa, mengharapkan pujian dari orang-orang sekitar dan sering bertele-tele atau menggunakan banyak kata dalam berdoa. Di sini Yesus mengajak kita untuk merefleksikan kualitas doa-doa kita.

Dalam bacaan Injil hari ini, Dia menawarkan kepada kita sebuah doa yang sangat baik yakni Doa Bapa Kami. Dalam doa tersebut terlihat bahwa doa yang baik adalah doa yang tersusun dari beberapa hal yakni pengenalan terhadap Allah, pujian/kemuliaan dan harapan atau permintaan dari si pendoa. Selain itu juga, dalam doa tersebut, kita diarahkan untuk tidak bertele-tele dalam berdoa tetapi to the point pada inti doa. Dalam perjumpaan-Nya dengan orang-orang yang sakit, Yesus tidak mengharapkan dari mereka (dan kita) suatu doa dan proses administrasi yang panjang dan lama, melainkan iman yang kuat dan seruan dari hati yang terdalam (bdk. Mat. 8:1-17).

Selanjutnya, kita dapat menggunakan doa Bapa Kami untuk melakukan doa pemeriksaan batin sebelum tidur malam. Sejauh mana kita memuliakan Allah, membiarkan kerajaan-Nya nampak dalam tindakan kita, melakukan kehendak-Nya, memanfaatkan dengan sebaik-baiknya rezeki yang diberikan-Nya, adanya rasa penyesalan atas dosa-dosa kita dan tidak membiarkan diri untuk jauh dari hadapan-Nya agar tidak jatuh dalam pencobaan. Dengan melakukan pemeriksaan batin berdasarkan doa Bapa Kami, kita sebenarnya menceritakan kembali karya penyelamatan Allah dan pergulatan hidup kita. Doa Bapa Kami tidak lagi menjadi mantra, melainkan penghayatan terhadap kehadiran Allah yang nampak jelas dalam pengalaman hidup kita.

Oleh karena itu, dalam masa prapaskah ini, kita perlu memperbaiki cara dan isi dari doa-doa kita. Selanjutnya kita dapat menggunakan doa Bapa Kami untuk melakukan pemeriksaan batin baik secara personal maupun secara komunal. Amin.

(RP. Erik Tjeunfin, SX – Misionaris Xaverian)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Menghadapi tantangan bioetika

Kita berdoa untuk umat Kristiani yang menghadapi tantangan bioetika baru; semoga mereka dapat terus membela martabat segenap umat manusia dengan doa dan tindakan.

Ujud Gereja Indonesia: Pengabdian politik

Kita berdoa, semoga di alam demokrasi ini para elit politik dan pemerintah menggunakan kewenangannya untuk mengabdi dan menata masyarakat dan bukan untuk menguasainya.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s