Renungan Harian Misioner
Sabtu Pekan II Prapaskah, 19 Maret 2022
HARI RAYA S. YOSEF SUAMI SP. MARIA
2Sam 7:4-5a.12-14a.16; Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Rm 4:13.16-18.22; Mat 1:16.18-21.24a atau Luk 2:41-51a
SANTO YOSEF: Sangatlah umum dikatakan di kalangan kita, bahwa anak itu “karunia Allah”. Bapak-Ibu memang menjadi partner dari Allah dalam melaksanakan Penciptaan tanpa henti. ‘Exhortatio FAMILIARIS CONSORTIO’ ditulis oleh Seri Paus untuk menggarisbawahi sikap iman itu: bahwa Allah mengikutsertakan “orang tua” untuk menghadirkan Penciptaan di masa sekarang. Lebih lanjut, orang tua ditugaskan untuk menjadi “pendidik utama” dari “orang muda” yang disambutnya dalam Keluarga. Pada waktu dikunjungi Malaikat Gabriel, Perawan Maria dipercaya untuk menjadi Bunda Sang Putera, yang sudi menjadi Puteranya, yang dilahirkan Bunda Maria. Pesta St. Yosef adalah Momentum penting yang dipilih oleh Gereja, untuk melanjutkan peringatan Penjelmaan Allah Putera di Keluarga Nasaret. Sebab, menurut Filipi 2:5-11 jelas bahwa Allah Putera mengosongkan Diri menjadi manusia: dan itu terjadi dalam Keluarga Nasaret. Untuk itulah mengapa Yosef ditugaskan untuk mendampingi Bunda Yesus: supaya “membesarkan dan mendidik Kanak-kanak Yesus”. Kita boleh berterima kasih kepada Allah bahwa memilih Yosef; kita juga seyogianya bersyukur, bahwa Yosef menyediakan diri untuk mengambil bagian dalam mendampingi Sang Putera, merendahkan Diri dan mau menyatukan Diri dengan Keluarga Kudus Nasaret. Sebagai Keluarga yang mewarisi Tradisi Abraham-Ishak-Yakub, mereka harus menjalankan kebiasaan berbincang-bincang, berdoa bersama, berunding mengenai caranya melaksanakan Liturgi Yahudi: dari yang paling agung, seperti Paskah, sampai yang paling sederhana, dalam setiap kesibukan kekeluargaan sehari-hari. Sebab, sebagai generasi baru, Kanak-kanak Yesus membutuhkan ‘pelajaran dan pendidikan’, bagaimana tumbuh sebagai keturunan Yakub dan mempelajari pesan-pesan Musa serta menggumuli liturgi harian.
Maka BACAAN PERTAMA: 2 Samuel 7:4-5a.12-14a.16 memperlihatkan, bagaimana Allah Bapa sudah merencanakan jauh-jauh hari, bagaimana mau “melanggengkan Kerajaan Daud”, yang dianugerahkan kepada Umat Israel. Dari satu sisi menjadi jelas, bahwa Yosef melayani pelanjutan keturunan Daud, yang terpilih; dari sisi lain, Keluarga Nasaret merupakan “tanda dan sarana” yang dikaruniakan Allah kepada Masa Baru untuk menghadirkan Mesias. Dengan demikian, Yosef adalah sekaligus bagian dari “Keturunan Daud”, dan juga bagian Allah melaksanakan Perjanjian Yang Diperbarui, bahwa “Sang Perempuan akan melahirkan Anak, yang akan menghancurkan penyebab dosa manusia” (Lih. Kej. 2).
REFLEKSI KITA: Sejauh mana kita sering mengkontemplasikan anak cucu Daud, yang diikutsertakan dalam proses penyelamatan manusia? Syukurilah.
BACAAN II: Paulus melalui surat Roma 4:13.16-18.22 mengajak kita mengimani, bahwa keselamatan bagi semua orang dianugerahkan Allah melalui Sang Putera, yang berkenan menjadi “Kanak-kanak Yesus, yang dididik oleh Yosef, orang sederhana dari Nasaret”. Itulah juga, sekali lagi, cara Tuhan menyelamatkan manusia semua: melalui kerendahan hati yang sangat mengagumkan. Dalam hal itu, Allah yang penuh kerahiman telah memenuhi Perjanjian Baru, melalui cara, yang amat menyatu dengan jalan yang umum dalam Penciptaan, yaitu melewati Keluarga “biasa”.
REFLEKSI KITA: Marilah kita bersyukur seutuh hati karena Allah mengutus Putera-Nya menyelamatkan kita melalui ‘Keluarga biasa’.
BACAAN INJIL: Lukas 2:41-51, dalam perikop ini, kepada kita dilukiskan, bagaimana Yosef mendampingi Bunda Maria dihadapkan dengan “Kanak-kanak Yesus” yang memang “anak mereka, yang merepotkan” namun juga “Anak, yang menyadari sebagai Sang Putera, yang datang ke Rumah Bapa-Nya”. Dengan demikian, rupanya Yosef memberi pelajaran mendalam di rumah mereka, mengenai peran Kenisah dalam kaitan dengan Hidup Keluarga Mereka, yaitu satunya Sang Bapa dan Sang Putera. Oleh sebab itu, mereka semakin bersyukur atas panggilan mereka mendampingi Sang Putera untuk dibesarkan: siap untuk menjalankan Pengutusan Publik di Galilea dan Yudea.
REFLEKSI KITA: Marilah kita mensyukuri Kemurahan Hati Allah, yang melibatkan Yosef dalam proses penebusan. “Santo Yosef doakanlah iman kami, agar semakin dekat dengan Puteramu”.
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Menghadapi tantangan bioetika
Kita berdoa untuk umat Kristiani yang menghadapi tantangan bioetika baru; semoga mereka dapat terus membela martabat segenap umat manusia dengan doa dan tindakan.
Ujud Gereja Indonesia: Pengabdian politik
Kita berdoa, semoga di alam demokrasi ini para elit politik dan pemerintah menggunakan kewenangannya untuk mengabdi dan menata masyarakat dan bukan untuk menguasainya.
Amin