Renungan Harian Misioner
Kamis Pekan IV Prapaskah, 31 Maret 2022
S. Benyamin
Kel. 32:7-14; Mzm. 106:19-20,21-22,23; Yoh. 5:31-47
Pada hari ini, Persiapan Paskah kita memasuki hari ke-30. Pemazmur mengangkat tema tentang ‘kemurahan Tuhan’ sementara Musa, dalam Bacaan Pertama, memberi kesaksian tentang bagaimana wujud tanggapan terhadap kemurahan hati Tuhan tersebut terwujud dalam khidupan Umat Allah Perjanjian Lama, khsusunya dalam kasus ‘anak lembu tuangan’ itu. Di dalam Bacaan Injil, Tuhan kita Yesus Kristus menegaskan kembali tentang kesaksian Musa plus kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai diri-Nya, sebagai pintu masuk menuju kepada iman dan keselamatan. Untuk dapat mengimani Yesus, selain berbagai kesaksian tersebut di atas, ada kesaksian lain yang lebih utama, yakni ‘perbuatan-perbuatan Tuhan kita Yesus Kristus sendiri.’ Melalui berbagai Aksi Nyata itulah Tuhan kita Yesus Kristus memperkenalkan dirinya, dan siapa yang percaya kepada-Nya akan selamat!
Kesaksian Musa tentang kemurahan Tuhan
Perjalanan Umat Allah Perjanjian Lama menuju ke Tanah Terjanji, sudah mencapai “setengah jalan,” yakni bahwa mereka telah mencapai Gunung Sinai (Keluaran 32:7). Namun di dalam perjalanan ini, umat Allah yang dahulu berteriak meminta pertolongan Tuhan (Keluaran 2:23-24; 3:7-9), justru mengingkari Tuhan yang telah membawa mereka sejauh ini, dengan penyembahan berhala (Keluaran 32:8-9). Atas tindakan menyembah berhala itu, Tuhan murka dan mau membinasakan bangsa itu. Namun, Musa atas nama Israel memohon pengampunan Tuhan, sehingga kebinasaan itu tidak menimpa Israel. Musa mengingatkan Tuhan akan janji-Nya kepada Israel, dan Allah berkenan mengurungkan hukuman yang dirancang-Nya bagi Israel (Keluaran 32:10-14). Sekalipun Israel berkhianat terhadap-Nya, namun Allah mendengarkan Musa dan memberikan pengampunan kepada bangsa itu! Allah Israel selain Allah yang cemburu, tetapi juga murah hati dan pengampun!
Kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Pribadi Yesus
Ketika orang-orang Farisi, orang-orang Saduki dan para ahli Taurat mempersoalkan identitas dan berbagai tindakan-Nya, Yesus merujuk kepada jawaban Yohanes Pembaptis. Ketika dia ditanyai tentang jati diri Yesus, Yohanes Pembaptis memperkenalkan Yesus sebagai, “Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29). Rujukan kepada kesaksian Yohanes ini diserta dengan semacam keluhan, bahwa mereka yang mendengarkan kesaksian itu tidak percaya kepadanya (Yohanes 5:33-34).
Kemurahan Tuhan dalam Aksi Nyata Yesus
Selain kesaksian Musa dan kesaksian Yohanes Pembaptis wujudnya adalah ‘kata-kata,’ Yesus membuka mata para pendengar-Nya tentang suatu bentuk kesaksian yang lebih kuat, yakni melalui Aksi Nyata yang Dia lakukan di dalam hidup-Nya. Tentang Aksi Nyata yang dilakukan-Nya ini, kita dapati dalam jawaban Yesus kepada para murid yang diutus Yohanes untuk mengecek jati-diri Tuhan. “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik” (Matius 11:4).
Nasib orang percaya dan orang yang tidak percaya kepada Yesus
Dengan memperkenalkan Yesus sebagai “Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia”, (Yohanes 1:29), Yohanes sudah membukakan perbendaharaan berkat yang dapat diperoleh manusia, apabila mereka mendengarkan kesaksiannya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, yakni “pengampunan atas dosa-dosa mereka.” Dan mereka yang berbahagia untuk mengalami aneka berkat yang mengalir dari Aksi Nyata Tuhan kita Yesus Kristus, adalah orang-orang sebelumnya adalah orang buta, orang lumpuh, orang kusta, orang tuli, orang mati, dan orang-orang miskin (Matius 11:4). Kondisi mereka dipulihkan Yesus, karena Dia mendapati dalam diri orang-orang ini iman. Hampir dalam setiap peristiwa penyembuhan yang dilakukan Yesus, soal iman ini selalu Dia tegaskan. Berulang kali kita mendengar kata-kata penyembuhan ini dari mulut Yesus, “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau” (Matius 9:22; Markus 5:34; 10:52; Lukas 7:50; 8:48; 17:19; 18:42).
“Iman,” itulah pintu masuk kepada keselamatan yang dikerjakan Yesus. Orang-orang Yahudi di dalam Injil Yohanes hari ini, dihadirkan sebagai “orang-orang yang tidak mau datang kepada Yesus” (Yohanes 5:39-40), “orang-orang yang tidak mempunyai kasih akan Allah, dan tidak menerima Yesus” (Yohanes 5:42-43), “orang-orang yang tidak percaya kepada kesaksian Musa” (Yohanes 5:46-47). Oleh karena tidak percaya kepada kesaksian Musa, maka nasib mereka ini akan sama seperti orang kaya dalam kisah Lazarus itu (Lukas 16:29-31).
Demikian, terhadap Aksi Nyata yang dilakukan Yesus, orang-orang akan terbagi ke dalam dua kelompok: mereka yang percaya akan selamat, dan mereka yang tidak percaya tidak selamat. Ya Tuhan Yesus, tambahkanlah iman kami. Amin!
(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Menghadapi tantangan bioetika
Kita berdoa untuk umat Kristiani yang menghadapi tantangan bioetika baru; semoga mereka dapat terus membela martabat segenap umat manusia dengan doa dan tindakan.
Ujud Gereja Indonesia: Pengabdian politik
Kita berdoa, semoga di alam demokrasi ini para elit politik dan pemerintah menggunakan kewenangannya untuk mengabdi dan menata masyarakat dan bukan untuk menguasainya.
Amin