Renungan Harian Misioner
Selasa Pekan V Prapaskah, 05 April 2022
P. S. Vincensius Ferrer
Bil. 21:4-9; Mzm. 102:2-3,16-18,19-20; Yoh. 8:21-30
Para sahabat misioner yang terkasih, selamat berjumpa kembali dalam Renungan Harian KKI Edisi Hari Selasa Pekan V Masa Prapaskah. Pada Hari ke-35 Masa persiapan Paskah ini, Pemazmur menghadirkan Tuhan Allah sebagai Penolong yang mendengarkan doa-doa orang yang berseru kepada-Nya. Namun setelah mendapatkan pertolongan tersebut, manusia dengan mudah meninggalkan Allah.
Allah yang Penolong dan Setia
Kata-kata Pemazmur yang menjadi Refrein untuk Mazmur Tanggapan terhadap Bacaan Pertama hari ini, mengingatkan kita kepada saat-saat awal ketika Tuhan Allah mulai turun tangan untuk membebaskan umat pilihan-Nya dari perbudakan Mesir. Awal dari kisah Keluaran tersebut adalah karena doa-doa umat pilihan Allah itu juga. Oleh karena beratnya kerja paksa yang mereka alami, maka mereka berteriak meminta pertolongan Tuhan. Terhadap teriakan minta tolong tersebut, Tuhan Allah menunjukkan diri sebagai Allah yang mendengar dan yang memberikan pertolongan, dengan mengutus Musa untuk membebaskan umat pilihan-Nya ini (Keluaran 3:7-10).
Rancangan untuk pertolongan Allah bagi umat pilihan-Nya ini adalah bukan hanya membebaskan mereka dari perbudakan, tetapi juga membawa kembali mereka itu ke negeri yang dahulu Dia janjikan kepada Abraham, untuk menjadi milik pusaka mereka (Kejadian 17:8). Maka, pertolongan yang diberikan Allah kepada umat pilihan-Nya ini sesungguhnya menunjukkan bahwa Tuhan Allah Israel itu bukan hanya mendengarkan doa dan memberikan pertolongan, tetapi bahwa Dia adalah Allah yang setia kepada perjanjian-Nya. Dan karena itu Dia menuntut hal yang sama dari umat-Nya, yakni bahwa dari pihak umat itu, harus juga ada kesetiaan untuk hidup sesuai dengan hukum-hukum dan ketetapan Allah (Kejadian 17:9-16).
Manusia yang sering berubah setia
Kesetiaan dan ketaatan yang diharapkan Tuhan dari umat pilihan-Nya itu, seringkali diingkari. Salah satu contoh pembangkangan terhadap kesetiaan dan janji-janji Allah ini adalah sikap dan tingkah laku yang ditunjukkan umat Allah sepanjang perjalanan mereka keluar dari Mesir menuju ke Kanaan. Ketika mengalami kehausan dan kelaparan di padang gurun, mereka bukannya berteriak meminta pertolongan kepada Tuhan seperti yang mereka lakukan sewaktu di Mesir itu. Sesungguhnya Tuhan Allah sedang mengantar mereka menuju kepada tanah yang Dia janjikan, namun tindakan penyelamatan-Nya malah dianggap sebagai tindakan untuk membunuh bangsa itu. Suatu perlawanan yang memutarbalikkan rancangan keselamatan yang justru sedang dikerjakan Allah bagi mereka (Bilangan 21:4-5).
Terhadap ketidaksetiaan umat pilihan-Nya ini, Tuhan Allah menghukum dan mendisiplinkan mereka dengan mengirimkan ular-ular tedung kepada bangsa yang tidak setia itu (Bilangan 21:6). Mendapatkan hukuman mati, dengan gigitan ular-ular tedung tersebut, Israel menjadi sadar bahwa mereka telah berdosa melawan Tuhan. Mereka menyesali dosa dan kesalahan mereka, lalu mendatangi Musa untuk memohonkan pengampunan kepada Allah. Dan ketika Allah melihat pertobatan mereka, Diapun mengampuni mereka. Di sini kita melihat, bahwa sekalipun Israel seringkali tidak setia, namun Tuhan Allah Isreal adalah Allah yang senantiasa setia kepada apa yang telah Dia janjikan kepada bangsa-Nya itu. Maka, selain sebagai penolong yang setia, yang mendengarkan doa-doa umat-Nya, Tuhan Allah Israel juga tampil sebagai Allah yang pengampun!
Perlawanan dan ketidaksetiaan umat Allah Perjanjian Lama sebagaimana yang kita temukan di zaman Musa, selanjutnya terulang kembali di zaman Yesus. Demikian, ketika Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai dan hubungan-Nya dengan Sang Bapa yang mengutus Dia, para pendengar-Nya kemudian terbagi ke dalam dua kelompok: mereka yang percaya dan menerima Dia sebagai utusan Bapa, namun ada juga yang belum bisa menerima Dia (Yohanes 8:25-30).
Ketaatan yang membawa kehidupan vs ketidaktaatan yang membawa maut
Permenungan kita atas Firman Tuhan hari ini, baik dari Bacaan Pertama, Mazmur Tanggapan dan Bacaan Injil mengantar kita kepada dua pilihan dengan konsekuensi berbeda. Demikian, ketika manusia memilih untuk taat dan setia untuk menghayati hidup sesuai dengan rancangan keselamatan dan kehendak Allah, mereka ini akan mendapatkan berkat dan hidup. Sementara mereka yang tidak setia kepada rancangan keselamatan dan kehendak Allah, mereka ini akan mati dalam dosa mereka (Yohanes 8:24). Agar supaya dapat merayakan Paskah Bersama Tuhan kita Yesus Kristus di dalam kebangkitan-Nya, marilah kita sambut undangan tobat dan pembaruan diri, yang secara istimewa Dia bukakan bagi kita sepanjang Masa Prapaskah ini. Amin!
(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Tenaga kesehatan
Kita berdoa untuk para tenaga kesehatan yang melayani orang sakit dan lansia, terutama yang berada di negara-negara miskin; semoga mereka mendapat dukungan yang memadai dari negara dan komunitas setempat.
Ujud Gereja Indonesia: Bersikap terhadap konsumerisme
Kita berdoa semoga kita tetap bersikap sederhana dan tidak tergoda untuk memiliki barang yang tidak kita perlukan di tengah gelombang konsumerisme yang mendikte dunia.
Amin