Mari Ikut “Bangkit” dan Terus Setia

Renungan Harian Misioner
Sabtu, 16 April 2022
SABTU SUCI

Kej. 1:1 – 2:2 (atau lebih singkat Kej. 1:1,26-31a); Mzm. 104:1-2a,5-6,10,12,13-14,24,35c atau Mzm. 33:4-5,6-7,12-13,20,22; Luk. 24:1-12

Pada hari ini, kita memasuki hari Sabtu Suci atau Vigili Paskah pada perayaan malam nanti. Tibalah kita pada penghujung sekaligus puncak dari Triduum Sacrum yaitu perayaan Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus. Dalam Injil hari ini yaitu dari Injil Lukas dibuka dengan sebuah kisah yang lazimnya terjadi di kalangan orang Yahudi yaitu membawa rempah-rempah yang wangi ke kubur: “Pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, wanita-wanita pergi ke makam dan membawa rempah-rempah yang telah mereka sediakan” (Luk 24:1). Sekiranya ini dilakukan oleh wanita-wanita yang dimaksud oleh Lukas untuk mengharumkan kubur karena setelah tiga hari tentu mayat mengeluarkan bau busuk apalagi dalam kondisi iklim yang panas. Adakah alasan teologis di balik tindakan wanita-wanita ini?

Rasa-rasanya mereka tidak berharap bahwa Yesus akan bangkit dan berusaha sedapat mungkin untuk menjaga selama mungkin agar jenazah Yesus awet dalam waktu yang lama. Atau mungkin mereka lupa akan pesan kebangkitan yang Yesus wartakan selama berada bersama dengan mereka? Ternyata wanita-wanita ini lupa, dan beberapa waktu kemudian teringatlah mereka akan perkataan Yesus setelah mendapat penampakan dari 2 malaikat (Injil Matius dan Markus hanya menyebut seorang malaikat Tuhan) yang berpakaian putih berkilau-kilauan yang membawa pesan, “Mengapa kamu mencari yang hidup di antara orang mati?” (Luk. 24:5). Dalam Injil hari ini, saya ingin mengajak kita untuk melihat dua tokoh sentral dan belajar dari mereka yaitu Maria Magdalena yang mewakili wanita-wanita lainnya dan Petrus yang dipilih sebagai pemimpin para rasul yang juga menyangkal Yesus sebanyak tiga kali.

Setelah mendengar apa yang dikatakan para malaikat kepada mereka, wanita-wanita ini kembali dan menceritakan semua tentang apa yang mereka saksikan: batu sudah terguling, tidak menemukan jenazah Yesus dan berita kebangkitan yang disampaikan oleh para malaikat, “Mengapa kamu mencari yang hidup di antara orang mati? Dia tidak lagi di sini. Dia sudah bangkit.” Wanita-wanita yang menjadi saksi kebangkitan untuk pertama kali dan Injil Lukas menempatkan Maria Magdalena sebagai yang pertama. Siapa Maria Magdalena ini? Dalam Lukas 8:2–3, menerangkan bahwa Maria Magdalena adalah salah seorang dari perempuan-perempuan yang ikut serta dalam pewartaan-pewartaan Yesus dan menyokong pewartaan Yesus “dengan kekayaan mereka”. Nas yang sama juga menerangkan bahwa Yesus mengusir tujuh roh jahat dari dalam dirinya. Maria Magdalena mengalami pengalaman bersama Yesus yang luar biasa dan dari pengalaman itu, ia kemudian setia mengikuti Yesus bahkan menyokong perwartaan Yesus dengan apa yang ia miliki. Buah-buah kesetiaannya ini berlimpah-limpah dalam hidupnya, ia boleh menjadi saksi pertama dari kebangkitan Yesus bahkan menjadi yang pertama pula mewartakan tentang Yesus yang bangkit. Dari Maria Magdalena, kita belajar dua hal. Pertama, berita kebangkitan harus diwartakan segera begitu pula hal-hal yang baik dalam kehidupan kita harus kita bagikan kepada orang lain. Kedua, kita percaya bahwa setia mengikuti Yesus akan menghasilkan buah yang berlimpah-limpah dalam kehidupan kita.

Kembali pada pewartaan kebangkitan Yesus oleh Maria Magdalena dan wanita-wanita lainnya, ternyata para rasul tidak percaya bahkan menganggapnya sebagai cerita omong kosong. Rupa-rupaya para rasul juga lupa akan perkataan-perkataan Yesus selama berada bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada satu yang percaya yaitu Petrus. Ia segera berdiri dan berlari ke makan Yesus. Kata ‘berdiri’ dan ‘berlari’ di sini selalu membuat saya merinding membayangkannya. Bagaimana seorang yang telah mengalami kehancuran karena telah mengkhianati Gurunya sendiri sebanyak tiga kali masih bisa berdiri tegak dan berlari mencari Tuhan dan tidak lagi melihat ke belakang? Mengapa saya katakan demikian? Banyak dari kita, setelah mengalami kegagalan biasanya terus meratapi kegagalan itu, berputus asa dan semakin hancur. Namun berbeda dengan Petrus, ia mampu bangkit dari keterpurukannya, ia menyesali segala perbuatannya dan tentunya ‘telah menjalani pertobatan’ hingga akhirnya ia mampu ‘berdiri’ dan ‘berlari’ lagi. Mungkin inilah alasan Yesus memilihnya sebagai pemimpin para rasul lainnya. Ia pribadi yang memiliki kebesaran hati. Ia mau menyesali dan menangisi kegagalannya lalu bertobat. Dari pertobatannya itu melahirkan buah-buah kebangkitan pula. Ia mampu berdiri dan berlari, melanjutkan misi Yesus yakni mewartakan Kerajaan Allah.

(RD. Hendrik Palimbo – Dosen STIKPAR Toraja, Keuskupan Agung Makassar)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Tenaga kesehatan

Kita berdoa untuk para tenaga kesehatan yang melayani orang sakit dan lansia, terutama yang berada di negara-negara miskin; semoga mereka mendapat dukungan yang memadai dari negara dan komunitas setempat.

Ujud Gereja Indonesia: Bersikap terhadap konsumerisme

Kita berdoa semoga kita tetap bersikap sederhana dan tidak tergoda untuk memiliki barang yang tidak kita perlukan di tengah gelombang konsumerisme yang mendikte dunia.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s