Nutrisi Rohani yang Kita Rindukan

Renungan Harian Misioner
Rabu, 04 Mei 2022
P. S. Gemma Galgani

Kis. 8:1b-8; Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a; Yoh. 6:35-40

Salah satu kebutuhan pokok yang kita butuhkan untuk hidup adalah makanan. Di dalam makanan itu terkandung gizi dan nutrisi yang membantu pertumbuhan dan perkembangan kita. Kekurangan salah satunya bisa menimbulkan masalah dalam kehidupan. Maka apa yang kurang harus segera dipenuhi demi hidup yang lebih baik.

Demikian pula dalam hidup rohani, kita membutuhkan asupan nutrisi yang menguatkan kita. Dan semua itu sudah disediakan oleh Tuhan Allah secara melimpah. Yesus Kristuslah yang mengatakan dengan jelas kepada kita siapakah makanan rohani kita. “Akulah Roti Hidup,” kata-Nya kepada orang banyak di rumah ibadat di Kapernaum (Yoh. 6:35). Dia menyediakan santapan rohani bagi kita, bukan dari luar, tapi diri-Nya sendiri. Dia menjadi jaminan bagi kita bukan hanya di dunia ini tetapi sampai kepada kehidupan kekal. Yesus memperhatikan dan mengasihi kita, Dia tidak akan membuang kita (Yoh. 6:37), tetapi menganugerahkan kepada kita kehidupan kekal (Yoh. 6:40), hidup bersama Dia dalam kemuliaan. Dia mengharapkan kita percaya sebab dengan kepercayaan itu anugerah yang Dia berikan kepada kita semakin berkembang. Kita sudah menunjukkan kepercayaan kita itu dengan hadir dalam perayaan Ekaristi menyambut Sang Roti Hidup dengan sepenuh hati. Sabda-Nya yang kita baca dan kita renungkan juga menjadi santapan rohani yang menyegarkan, menantang sekaligus meneguhkan. Tentunya kita semakin dikuatkan berkat bekal rohani yang melimpah itu. Apalagi sekarang ini dengan banyaknya tantangan yang kita hadapi sebagai umat beriman kita membutuhkan pegangan sebagai kekuatan dalam melangkah.

Tantangan itu sudah dialami pula oleh para murid Tuhan dalam persekutuan Gereja perdana. Mereka mengalami penganiayaan yang berat dan bisa saja melemahkan kesetiaan iman mereka (Kis. 8:1b). Berkat nutrisi rohani yang mereka sambut dari kehadiran dan pelayanan para rasul mereka sungguh dikuatkan dalam menghadapi tantangan tersebut. Bahkan mereka dengan semangat dan pantang menyerah menjalani tanggung jawab misioner mereka untuk mewartakan Injil (Kis. 8:4). Berkat militansi mereka dan karya Roh yang terjadi, semakin banyak orang dengan bulat hati menerima Injil (Kis. 8:6) dan bersukacita (Kis. 8:8). Mereka memberi teladan kepada kita bagaimana dalam situasi zaman yang penuh dengan tantangan kita tetap maju mewartakan Kabar Sukacita.

Mari kita ingat beberapa hal yang menjadi pegangan hidup kita. Hal-hal tersebut telah kita lakukan tinggal kita mengembangkannya terus-menerus:

  1. Kita harus selalu membangun kerinduan akan Roti Hidup yang kita rayakan dalam perayaan Ekaristi. Kerinduan itu bukan hanya demi pelaksanaan kewajiban semata, tetapi mengalir dari kebutuhan yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita.
  2. Kita merayakannya dalam kebersamaan dan persekutuan. Roti Hidup itu telah menyatukan yang terpisah dan tercerai-berai, menyatukan Allah dan manusia yang terputus karena dosa, menyatukan manusia dengan sesamanya yang terputus karena berbagai permasalahan dalam dunia. Duduk bersama dalam meja perjamuan menjadi tanda persaudaraan dan perdamaian yang meneguhkan.
  3. Keteguhan kita sebagai saudara menguatkan dalam pelayanan. Kita membutuhkan energi rohani dalam melaksanakan karya bakti yang seringkali menghadapi tantangan dan cobaan. Tanggung jawab misioner kita menghendaki kerjasama yang erat supaya suka duka dapat kita rasakan dan bagikan.

Semoga kita semua memperoleh pembaruan kekuatan yang menyegarkan jiwa dan raga kita sehingga hidup dan karya bakti kita menjadi lebih bermakna. Kita saling mendukung dan mendoakan supaya warta sukacita keselamatan semakin meluas dialami dan dirasakan. Tuhan memberkati, Bunda Maria menyertai.

(RP. Antonius Sussanto, OMI – Pastor Rekan Paroki St. Stefanus Malinau, Keuskupan Tanjung Selor)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Bagi Iman kaum muda

Kita berdoa untuk kaum muda yang dipanggil menjalani hidup dengan sepenuh-penuhnya; semoga dalam diri Maria mereka dapat belajar untuk mendengarkan, melakukan diskresi secara mendalam, mempunyai keberanian yang lahir dari iman, dan memberikan diri dalam pelayanan.

Ujud Gereja Indonesia: Menghayati doa rosario

Kita berdoa, semoga bersama Maria kita makin dapat merasakan kesederhanaan dan kedalaman doa rosario, dan mau rajin mendoakannya demi sesama yang memohon doa-doa kita.

Amin

Tinggalkan komentar