YESUS Memanggil Nama Setiap Kita

Renungan Harian Misioner
Minggu, 08 Mei 2022
HARI MINGGU PASKAH IV
Hari Doa Panggilan Sedunia ke-59

Kis. 13:14,43-52; Mzm. 100:2,3,5; Why. 7:9,14b-17; Yoh. 10:27-30

Injil hari Minggu ini adalah lanjutan dari pewahyuan Yesus tentang diri-Nya sebagai Gembala yang baik (Yoh. 10). Yesus secara tidak langsung menjawab pertanyaan orang Yahudi yang penasaran: apakah Dia sungguh Mesias yang dijanjikan dan dinantikan? Secara singkat dan padat, Yesus menyimpulkan relasi-Nya dengan para pengikut-Nya, juga dengan Bapa-Nya. Dengan kata lain, teks ini ingin membuka dan memperkenalkan: Yesus, umat-Nya dan Bapa. Yesus ingin mewahyukan diri-Nya, diri kita dan Bapa-Nya. Dan itu bukan soal teori melainkan relasi, bukan soal tahu tetapi soal mau dan tekad untuk terus terlibat.

Pertama, siapakah kita umat-Nya? Kita adalah domba-domba yang mengenal suara Yesus, sang Gembala (ay. 27). Sudah sejak Yoh. 10:1 Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Gembala yang baik, namun orang Yahudi tidak mampu mengenal Dia, sehingga mereka menolak-Nya. Mengapa? Sebab mereka tidak berelasi dengan Dia. Tanpa relasi yang mendalam dengan sang Gembala, bagaimana mungkin domba mampu mendengar suara dan panggilan-Nya? Jadi, identitas kita sebagai domba-domba-Nya hanya dapat dijamin dan dipertahankan dengan terus berelasi dengan Dia: membuka diri terhadap suara-Nya dan terlibat dalam perutusan-Nya. Tanpa hubungan yang mendalam dengan Yesus, kita akan mengikuti atau dibingungkan oleh pelbagai suara dan panggilan lain yang ditawarkan secara berlimpah oleh dunia masa kini. Mampukah kita? Tentu tidak! Jika kita hanya mengandalkan daya dan upaya manusia. Tetapi Yesus memberikan jaminan yang menggembirakan: kita adalah “anugerah” Bapa (ay. 29). Bukan upaya kita sendiri yang memampukan relasi dengan sang Gembala. Relasi dan hubungan kita dengan Yesus adalah karya “tangan” Bapa sendiri. Karena itu, hubungan kita dengan Yesus tidak dapat dipatahkan atau dibatalkan oleh apa dan siapapun! Penderitaan, ancaman, kejahatan, penguasa dan kegelapan dunia ini tidak akan mampu merebut kita dari tangan Yesus dan Bapa (ay. 28 dan 29).

Kedua, siapa Yesus, sang Gembala?  Yesus menegaskan bahwa Dialah Gembala yang mengenal domba-domba-Nya (ay. 27b). Dia mengenal dan memanggil nama setiap kita. Bukan itu saja! Dia juga memberikan hidup kekal kepada kita domba-domba-Nya (ay. 28). Dengan anugerah hidup kekal itu, relasi kita dengan Dia berlangsung abadi. Hidup yang kita jalankan sekarang dan di sinipun menjadi lebih berarti dan sejati. Kita menghabisi hari-hari kita sebagai domba yang selalu mendengar dan mencari suara dan bimbingan sang Gembala. Kita menggeluti rutinitas secara berkualitas: terarah pada Dia dan diarahkan oleh panggilan-Nya. 

Ketiga, siapa Bapa? Dialah dasar dan penggagas semuanya! Dialah yang memberikan kita kepada Yesus, sang Gembala. Kita adalah anugerah Bapa bagi Sang Anak. Bagi kita, Yesus menghadirkan Allah yang adalah Gembala umat-Nya (Mzm. 23). Yesus dan Bapa adalah satu: Ia bersatu dengan Bapa secara mendalam dan tak terpisahkan. Ia berbicara dan bertindak dalam kesatuan dengan Bapa. Dalam diri Yesus, Bapa sendirilah yang bersabda dan berkarya, menggembala, memelihara dan memberi hidup kekal dan sejati kepada kita domba-domba-Nya.

(Hortensius Mandaru – Lembaga Alkitab Indonesia Jakarta)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Bagi Iman kaum muda

Kita berdoa untuk kaum muda yang dipanggil menjalani hidup dengan sepenuh-penuhnya; semoga dalam diri Maria mereka dapat belajar untuk mendengarkan, melakukan diskresi secara mendalam, mempunyai keberanian yang lahir dari iman, dan memberikan diri dalam pelayanan.

Ujud Gereja Indonesia: Menghayati doa rosario

Kita berdoa, semoga bersama Maria kita makin dapat merasakan kesederhanaan dan kedalaman doa rosario, dan mau rajin mendoakannya demi sesama yang memohon doa-doa kita.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s