Hari Minggu Paskah IV ini sekaligus merupakan Hari Doa Panggilan Sedunia ke-59. Dalam pesannya, Bapa Paus Fransiskus mengatakan bahwa, “Kita semua dipanggil untuk ambil bagian dalam misi Kristus untuk menyatukan kembali umat manusia yang terpecah-pecah dan mendamaikannya dengan Allah.”
Pada Hari Minggu, 08 Mei 2022, merayakan Hari Doa Panggilan Sedunia ke-59, anak dan remaja SEKAMI di Keuskupan Tanjung Selor hadir pada perayaan Ekaristi dengan mengenakan pakaian khusus yang menunjukkan keberagaman profesi dan budaya. Perayaan Ekaristi di Gereja Katedral Santa Maria Assumpta, Tanjung Selor itu dipimpin oleh RP. Domi Pareta, OMI.


Selesai misa, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke komunitas religius dan keuskupan. Bapa Uskup Keuskupan Tanjung Selor, Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF, menyambut kedatangan anak-anak dan para remaja dengan sukacita. Mereka satu persatu menyalami gembala mereka dengan antusias.


Dalam pesan singkatnya pada anak-anak, Bapa Uskup mengisahkan dua cerita mengenai bagaimana panggilan itu bisa datang tanpa diduga dan direncanakan oleh manusia. Bapa Uskup menekankan, “Tuhan selalu memanggil kita dengan cara yang tidak biasa.”

Selain di Paroki St. Maria Assumpta, Katedral Tanjung Selor sebagai pusat keuskupan, perayaan Hari Doa Panggilan Sedunia ke-59 juga dilakukan di paroki-paroki lainnya di wilayah Keuskupan Tanjung Selor. Perayaan ini diharapkan bukan sekadar menjadi momen berkumpul bersama, namun dapat membangkitkan kesadaran anak-anak dan remaja misioner akan panggilan mereka sebagai murid-murid Kristus.



RD. M Nur Widipranoto, Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia dalam pesannya untuk Hari Doa Panggilan Sedunia ke-59 di majalah MISSIO menulis: Doa bagi panggilan khusus ini menjadi tanggapan nyata atas perintah Tuhan, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Mat. 9:38; Luk. 10:2).
Tema tahun ini adalah “Dipanggil Menjadi Sahabat Seperjalanan”. Paus Fransiskus telah mencanangkan Sinode Gereja 2021 – 2023 dengan tema “Menuju Gereja Sinodal: Persekutuan, Partisipasi, dan Misi”. RD. M Nur Widipranoto menulis, untuk Gereja Sinodal, dibutuhkan imam dan religius hidup bakti bersemangat sinodal pula. Artinya, dipanggil menjadi sahabat seperjalanan. Para imam dan religius hidup bakti melangkah keluar, berjalan bersama dengan sesama warga Gereja maupun bersama sesama warga masyarakat. Imam dan religius hidup bakti hadir menghidupi persekutuan, partisipasi, dan misi.

Paus Fransiskus juga mengingatkan bahwa, Misi ini hanya dapat dilaksanakan jika semua bidang kegiatan pastoral saling bekerja sama dan yang lebih penting, melibatkan semua murid Tuhan. Karena “berdasarkan baptisan mereka, semua anggota Umat Allah telah menjadi murid-murid yang diutus (lih. Mat. 28:19). Semua yang dibaptis, apapun posisi mereka di dalam Gereja atau tingkat pengajaran iman mereka, adalah agen evangelisasi” (Evangelii Gaudium, 120).
Selamat Merayakan Hari Doa Panggilan Sedunia ke-59.
(Angel – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)