Renungan Harian Misioner
Senin, 16 Mei 2022
P. S. Andreas Bobola
Kis 14:5-18; Mzm 115:1-2.3-4.15-16; Yoh 14:21-26
Dalam salah satu amanat perpisahan-Nya, Yesus mengingatkan kembali kepada kita semua untuk memegang perintah-Nya dan melakukannya, sebagai bukti bahwa kita mengasihi Dia. Menaati perintah Yesus bukanlah sebuah pilihan, melainkan suatu bukti ketaatan. Sekalipun ketaatan ini tidak pernah akan sempurna, tetapi harus dilakukan dengan sungguh-sungguh sebagai wujud ungkapan iman yang timbul dari kasih kita kepada-Nya. Kasih kepada Kristus inilah yang menjadi bukti nyata, bukan untuk sekadar kelihatan melakukan perintah-Nya. Kasih ini timbul dari iman yang memberi hidup kekal. Iman yang kita peroleh karena kasih karunia dan kehadiran-Nya yang menyelamatkan.
Mereka yang benar-benar mengasihi Kristus dan sungguh-sungguh menaati Firman-Nya akan mengalami kehadiran dan kasih dari Bapa dan Anak yang datang kepada setiap orang yang percaya, melalui Roh Kudus (lih. Yoh. 14:18). Jadi, kesadaran akan kasih Bapa bergantung pada kasih kita kepada Yesus, dan ketaatan kita kepada Firman-Nya. Mereka yang tidak menaati ajaran-Nya, tidak mengasihi Yesus secara pribadi. Tanpa kasih itu, mereka tidak memiliki iman yang menyelamatkan (bdk. 1 Yoh. 2:3-4). Maka, kurang tepat jika mengatakan bahwa orang tetap selamat sekalipun mereka berhenti mengasihi Kristus dan mulai hidup yang ‘meninggalkan’ kebenaran-Nya, karena hal ini bertentangan dengan perintah Yesus tadi. Sebaliknya, walaupun Tuhan Yesus pergi, kita masih dapat mempunyai hubungan yang khusus dengan-Nya melalui Roh Kristus, yang diutus oleh Bapa dalam Nama-Nya.
Kehadiran Roh Kudus sama dengan kehadiran Yesus. Kehadiran Roh Kudus dalam hidup para murid Yesus adalah pasti, karena Roh Kudus diutus oleh Yesus dan Allah Bapa. Namun tanpa kepergian Yesus, Roh Kudus tidak mungkin datang. Para murid seharusnya tidak perlu bersedih atas kepergian Yesus. Kepergian ini menandakan bahwa misi-Nya di dunia telah selesai. Dengan demikian Roh Kuduslah yang akan meneruskan misi pengajaran dan pelayanan Yesus di dunia. Roh Kudus membukakan pengertian murid-murid tentang Yesus dan karya penyelamatan-Nya. Roh Kudus juga yang menolong para murid mengenal kebenaran dan cara hidup dalam kebenaran-Nya sesuai dengan pengajaran Yesus, yaitu tentang segala kebenaran Allah. Kebenaran yang telah dinyatakan melalui Yesus. Roh Kudus juga yang mengingatkan kembali Firman Tuhan itu.
Menyanyikan lagu pujian dan penyembahan tentang kemuliaan Tuhan Yesus, bukan jaminan bahwa kita mengasihi Yesus. Bahkan menulis renungan inipun sama saja. Jika kita akhirnya tidak mewujudkan kasih kita sebagai murid kepada Tuhannya dengan ketaatan kepada perintah-Nya, dalam segala pikiran, perkataan dan perbuatan kita, itu hanya sia-sia. Penghibur, yaitu Roh Kudus akan menyertai kita secara ilahi agar dalam menaati perintah-perintah Tuhan, kita tidak sendirian dan senantiasa mendapat pengajaran tentang kebenaran yang sesungguhnya. Tujuannya agar kita dapat mengasihi Yesus dengan sungguh-sungguh dan menyenangkan hati Bapa yang mengutus Yesus. Di zaman yang terus berubah ini, kita ditantang untuk selalu mencari cara-cara baru namun kontekstual untuk mewujudkan kasih kita kepada Yesus yang Kasih-Nya tidak pernah berubah.
Konsekuensinya bagi kita para murid-Nya adalah, bahwa hidup kita sebagai seorang murid harus nyata benar berlandaskan Firman Tuhan. Roh Kudus akan mengingatkan kita supaya kehidupan seperti itu terjadi dalam hidup kita. Lebih lagi, kita juga diingatkan bahwa dalam menaati Firman Tuhan, kita tidak mengandalkan kuasa dan pengertian kita sendiri. Tidak jarang kita gagal menaati Firman bukan karena kita tidak mau dan tidak berusaha, tetapi karena kita gagal mengandalkan Roh Kudus dan kuasa-Nya. JIka kita setia mengandalkan Dia, maka segala segi kehidupan kita, segala relasi kita dengan sesama, akan berjalan serasi dengan kebenaran Firman-Nya. Dan dengan demikian hidup kita dalam mengasihi, mengalami dan menyebarkan kabar keselamatan-Nya hanya berlandaskan Firman dan kuasa Roh Kudus yang membawa kemuliaan bagi Allah Bapa di Sorga. (ek)
(Antonius Ekahananta – Awam Katolik Pengajar Misi Evangelisasi)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Bagi Iman kaum muda
Kita berdoa untuk kaum muda yang dipanggil menjalani hidup dengan sepenuh-penuhnya; semoga dalam diri Maria mereka dapat belajar untuk mendengarkan, melakukan diskresi secara mendalam, mempunyai keberanian yang lahir dari iman, dan memberikan diri dalam pelayanan.
Ujud Gereja Indonesia: Menghayati doa rosario
Kita berdoa, semoga bersama Maria kita makin dapat merasakan kesederhanaan dan kedalaman doa rosario, dan mau rajin mendoakannya demi sesama yang memohon doa-doa kita.
Amin