17 dan 18 Mei 2022
Desa Silva Rahayu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Kaltara
Silva Rahayu – Hutan Lestari Tempat Keberagaman Hidup
Desa Silva Rahayu yang terletak di Kabupaten Bulungan, awalnya merupakan sebuah wilayah Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT). Penduduk berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur dan transmigran lokal dari Suku Tidung, Kabupaten Bulungan. Tempat yang sebelumnya bernama UPT VI Salimbatu ini kemudian berubah nama menjadi Silva Rahayu, yang berarti Hutan Lestari. Stasi Silva Rahayu merupakan salah satu stasi dari Paroki Santa Maria Assumpta Katedral, Keuskupan Tanjung Selor.


Umat Katolik di desa ini awalnya datang dari NTT, sebagian suku Maumere dan Ende. Jumlah umat pada tahun 1992 sekitar 100 KK dan terus berkembang hingga sekarang. Tantangan utama berasal dari interal umat yang berasal dari daerah, suku, bahasa, budaya dan karakter yang berbeda. Namun perbedaan dapat diatasi dengan berjalan bersama, saling mendukung demi kepentingan bersama. Seperti halnya pembangunan Gereja yang diresmikan hari ini.


Awal munculnya wacana pembangunan Gereja permanen dimulai tahun 2005, saat itu jumlah umat terus bertambah. Pada tahun 2013 dibentuk panitia dan terbit SK dari Pastor Paroki. Panitia pun mengajukan proposal ke pemerintah daerah yang kemudian memberikan dana dua kali, dengan total dana sebesar 850 juta rupiah. Selain itu, pembangunan juga didukung oleh dana dari paroki dan stasi, sumbangan umat, serta biaya swadaya umat dalam bekerja. Umat sukarela bekerja tanpa dibayar. Dukungan ini sangat berpengaruh dalam tuntasnya pembangunan Gereja.
Peresmian Gereja Katolik Stasi St. Fransiskus Asisi Silva Rahayu
Kehadiran Gereja Katolik di Stasi Silva Rahayu disambut baik oleh masyarakat, bahkan saudari-saudara dari agama lain. Terlihat jelas sukacita dan dukungan dalam perayaan peresmian Gereja, yang juga dihadiri oleh: para Kepala Desa sekitar, Bapak Wakil Bupati Bulungan dan tim, Ketua FKUB Kabupaten Bulungan, Ketua FKUB Tanjung Palas Tengah, pemerintah daerah, antara lain: pihak aparat, pihak pengurus Gereja, dll. Meskipun jalan menuju ke desa ini tidaklah mudah, karena beberapa titik longsor dan rusak berat, namun tidak menghalangi para undangan untuk datang.

Uskup Keuskupan Tanjung Selor, Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF bersama Wakil Bupati Bulungan, Bapak Ingkong Ala, S.E., M.Si menggunting pita peresmian Gereja Katolik Stasi St. Fransiskus Asisi Silva Rahayu. Sebelum menggunting pita, Bapak Ingkong Ala berucap, “Kami resmikan Gereja ini dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Semoga Tuhan memberkati umat dalam Gereja ini.”

Pesan-Pesan Toleransi Hidup Beragama dari Para Pemimpin
Ketua Stasi, Bapak Maximus Boy Nggaro membuka pidato dengan menyambut kedatangan seluruh hadirin. Kepala Desa Silva Rahayu, Bapak Mustofa dalam kata sambutannya mengatakan, “Mudah-mudahan dengan diresmikannya Gereja ini, akan membangun hubungan toleransi antarumat beragama. Tempat ibadah dibangun bukan sekadar simbolis, tetapi untuk membangun silahturahmi satu sama lain.” Bapak Kepala Desa juga mengingatkan agar umat Katolik yang masih ogah-ogahan ke Gereja, harus lebih semangat lagi. Pesan ini disambut para hadirin dengan tepuk tangan.

Sementara itu Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF dalam kesempatan ini mengatakan bahwa desa yang kecil ini mencerminkan kebhinekaan Indonesia, seperti Indonesia mini. Bapa Uskup terkesan akan sambutan dari saudari-saudara Muslim serta agama lain yang ikut mengambil bagian dalam perayaan. Mgr. Paulinus berpesan bahwa hal ini sangat penting saat ini menggunakan keberagaman, tidak hanya menerima keberagaman dalam agama Katolik sendiri, namun merawat seluruh kesatuan kita, dengan sungguh-sungguh melanjutkan apa yang sudah diperjuangkan sebagai bangsa.

Bapak Wakil Bupati, Ingkong Ala, S.E., M.Si dalam sambutannya menekankan, “Dalam bahasa Yunani, Gereja artinya sekumpulan orang yang percaya akan Yesus Kristus.” Gereja sebagai bangunan rohani, bukan sekadar bangunan infrastruktur. Gereja memampukan diri sebagai umat-Nya, sebagai pribadi yang utuh, berkualitas dalam iman dan mampu mengabdikan diri tidak hanya untuk kaum komunal namun bagi seluruh kehidupan umat beragama tanpa terkecuali. Bapak Wakil Bupati mengajak seluruh jajaran umat Katolik untuk menyatukan tekad dan semangat serta iman untuk membangun. Beliau menambahkan, pembinaan dan pembangunan di bidang keagamaan di Bulungan memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting sebagai bagian dalam upaya meletakkan landasan moral dan spiritual.

(Angel – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)