Hidup Keagamaan Yang Benar

Renungan Harian Misioner
Kamis, 09 Juni 2022
P. S. Efrem

1Raj. 18:41-46; Mzm. 65:10abcd,10e-11,12-13; Mat. 5:20-26

Bagi orang Yahudi, hidup keagaamaan yang benar adalah menaati hukum taurat. Ketaatan terhadap hukum Taurat menjadi jalan untuk mencapai kesempurnaan hidup. Dikisahkan dalam Kitab Suci, seorang anak muda mendekati Yesus dan bertanya “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup kekal?” Yesus berkata, “Turutilah segala perintah Allah”. Anak itu menjawab, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Yesus menjawab, “Jika engkau hendak sempurna , pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang miskin …” Apa yang terjadi? Pergilah ia dengan sedih, sebab banyaklah hartanya (Mat. 19:16-22).

Dari kisah ini kita dapat melihat bahwa hidup keagamaan tidak bisa hanya didasarkan pada ketaatan terhadap Hukum Taurat. Kehadiran Yesus di dunia bukanlah untuk menghapus hukum ini melainkan untuk menyempurnakannya. Di hadapan Tuhan tidak pernah ada kata “cukup” . Ia juga mengingatkan kembali bahwa “semua hutan tidak cukup kayu bakarnya untuk kurban bakaran dan segala margasatwa tidak cukup untuk persembahan” (Bdk. Yes. 40:16).  

Secara khusus, Injil hari ini juga memberi kita inspirasi tentang bagaimana Yesus melihat makna terdalam dari hukum kelima “Jangan membunuh”,  yang terdapat dalam Taurat Musa (Kel. 20:13). Secara legal, membunuh adalah tindakan menghilangan nyawa seseorang dan melawan kehendak Allah. Ajaran Yesus lebih dalam lagi. Merencanakan pembunuhan saja sudah merupakan pelanggaran terhadap Hukum Taurat. Mengapa demikian? Karena perencanaan merupakan motivasi sadar seseorang yang menjadi awal dari suatu perbuatan. Bisa dimengerti bahwa penyalahgunaan kata-kata atau bahkan kemarahan yang dimotivasi oleh kebencian sudah merupakan pelanggaran terhadap Hukum Taurat. 

Bagi Yesus, hidup keagamaan yang benar adalah hidup yang dilandaskan pada kasih. Ketika kasih menjadi motivasi dasar hidup ini, maka segala perbuatan menjadi sangat berkenan di mata Tuhan. Atas dasar ini St. Agustinus berani berkata: “Kasihilah Tuhan Allah dan lakukanlah apa saja yang engkau mau”.

Itu sebabnya, menilai sebuah perbuatan tidaklah mudah. Manusia melihat apa yang kelihatan tetapi Tuhan melihat apa yang tidak kelihatan. Tuhan mengerti pikiran manusia dari jauh dan melihat sampai kepada kedalaman batinnya (Mzm. 139). 

(RP. Anton Rosari, SVD – Imam Keuskupan Bogor)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Cinta keluarga Kristiani

Kita berdoa untuk keluarga-keluarga Kristiani di seluruh penjuru dunia, semoga mereka memiliki dan mengalami cinta tanpa syarat dan mengutamakan kesucian dalam menjalani hidup sehari-hari.

Ujud Gereja Indonesia: Pendidikan yang kritis

Kita berdoa, semoga lembaga pendidikan dan keluarga mendidik anak-anaknya agar dapat bersikap kritis dan realistis terhadap tawaran-tawaran palsu dan kemewahan di sosial media.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s