Totalitas KASIH

Renungan Harian Misioner
Jumat, 10 Juni 2022
P. S. Henrikus Balzano

1Raj. 19:9a,11-16; Mzm. 27:7-8a,8b-9abc,13-14; Mat. 5:27-32

Kasih Tuhan itu total, tidak berubah dan tetap selamanya. Kasih manusia yang seringkali berubah-ubah sesuai dengan dinamika kehidupan. Tetapi Tuhan tetap menyertai manusia agar tetap tinggal dalam kasih-Nya. Dalam kasih itu pula manusia dapat terus mengembangkan kehidupan yang lebih berbahagia.

Pengalaman bangsa Israel, meski mereka telah meninggalkan perjanjian kasih dengan Tuhan, tetapi Tuhan tetap menyertai mereka. Dia memberikan nabi dan raja untuk menjadi tanda kehadiran Tuhan yang menuntun dan menyelamatkan. Pengurapan seseorang menjadi nabi dan raja menjadi lambang pencurahan kasih yang menguduskan dan meneguhkan. Tuhan Allah memahami bagaimana bangsa Israel sebagai salah satu bangsa besar yang hidup di antara bangsa-bangsa lain juga ingin tampil menunjukkan jati diri mereka. Tuhan Allah menghendaki agar Israel tampil dengan baik dan benar sebagai bangsa pilihan yang dikasihi-Nya. Maka pengangkatan nabi dan raja menjadi jaminan supaya penampilan Israel itu sungguh sesuai dengan kehendak Tuhan.

Demikian pula dalam hidup bersama, kasih Tuhan itu harus nampak dalam kasih kepada sesama. Perzinahan dan perceraian tidak sesuai dengan semangat kasih yang harus dihidupi, dikembangkan dan diperjuangkan. Bahkan memandang dengan menginginkan yang disertai dengan motivasi tidak baik pun sudah tidak dibenarkan. Manusia yang dikarunia Tuhan akal budi, hati nurani dan kehendak bebas harus dapat menimbang mana yang baik dan benar untuk dilaksanakan.

Kita semua adalah duta kasih yang diutus untuk mewujudnyatakan kasih itu di dalam kehidupan. Lewat sakramen yang kita terima dan rayakan, kita telah memperoleh curahan kasih Tuhan yang melimpah itu. Semoga kita tidak menutup saluran kasih itu dengan berbagai motivasi hidup kita yang tidak tepat. Maka kita perlu terus-menerus memurnikan kasih kita dengan mendekatkan diri kepada Sang Sumber Kasih. Kita kembali kepada perjanjian kasih yang telah Tuhan tunjukkan secara utuh, penuh dan total dalam pengorbanan salib.

Salib sebagai lambang perutusan misioner kita tetap kita pegang dengan bangga. Dari situlah kita memperoleh kekuatan untuk menghidupi panggilan kita seturut tugas perutusan Yesus Kristus sebagai nabi, raja dan imam yang turut mengembangkan dan menyucikan dunia. Semoga kita tetap setia menghayati kasih Tuhan dalam tugas perutusan hidup kita.

(Antonius Sussanto OMI – Pastor Rekan Paroki St. Stefanus Malinau, Keuskupan Tanjung Selor)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Cinta keluarga Kristiani

Kita berdoa untuk keluarga-keluarga Kristiani di seluruh penjuru dunia, semoga mereka memiliki dan mengalami cinta tanpa syarat dan mengutamakan kesucian dalam menjalani hidup sehari-hari.

Ujud Gereja Indonesia: Pendidikan yang kritis

Kita berdoa, semoga lembaga pendidikan dan keluarga mendidik anak-anaknya agar dapat bersikap kritis dan realistis terhadap tawaran-tawaran palsu dan kemewahan di sosial media.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s