Cinta Yang Memeluk Semua

Renungan Harian Misioner
Jumat, 24 Juni 2022
HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS

Yeh. 34:11-16; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Rm. 5:5b-11; Luk. 15:3-7

Orang waktu itu biasa memandang Yesus Kristus sebagai Guru Besar dari Nasaret: Sang Pengajar Agung. Begitu sering kita temukan percobaan untuk mendalami makna “Khotbah di Bukit” atau perdebatan antara Yesus dengan para ahli kitab dan imam; sampai ke ‘pengadilan-Nya’. Namun, rupanya Gereja ingin mengajak umat mendalami relasi dasar, antara Allah dan manusia, yang mau diwartakan melalui Penjelmaan Sang Putera. Kita diajak melihat-Nya sebagai seorang Pribadi penuh kasih sayang, “Yang menganugerahkan Hati-Nya”, melampaui pola manusiawi, yang kerap menyimpan dendam atau kemarahan, mengingat dosa-dosa manusia. Kasih sayang Allah, sebagaimana dihayati Sang Putera, mengatasi hasrat banyak manusia untuk menjauhi Tuhan demi kesukaan sendiri. Relasi Pribadi mendapat warna penting dalam sikap Yesus kepada Gereja dan putera-puteri-Nya.

Bacaan Yehezkiel 34:11-16 melengkapinya dengan segi yang khas Israel, sebagai suku bangsa yang dekat dengan ciptaan-ciptaan lain, seperti hewan dan tetumbuhan. Sebab itu kisah domba sering diceritakan di tengah panorama ladang dan karya demi nafkah Israel: sumber hidup Israel yang besar. Yehezkiel diperlihatkan sebagai nabi yang menonjolkan sifat sebagai “pemberi ketenangan hati domba”. Cinta antar ciptaan dari dulu sampai sekarang senantiasa membawa hati manusia membubung ke cakrawala cinta yang tak terbatas. Secara khusus, relasi pribadi melalui fisik dan afeksi adalah segi penting di dunia pertanian dan peternakan: alam Israel dan kebanyakan bangsa di dunia sekarang. Kasih sayang melingkupi segala malah sejak Kejadian 1:2. Muaranya adalah Keluarga Allah sebagai umat yang dianugerahi kebahagiaan yang menyelamatkan manusia dan ciptaan lain dari segala papa dengan segala segi kemanusiaan di alam. Untuk itu diberikan iman bahwa umat-Nya dijaga Tuhan.

Selanjutnya Paulus menulis kepada jemaat di Roma (Rm. 5:5b-11), bahwa Gereja menemukan di dalamnya: Roh Cinta yang tampak dalam Yesus yang wafat bagi pendosa: dengan tusukan yang amat menyakitkan sebagai tanda kasih sayang. Hati yang ditusuk dan mengalir air dan darah memang menjadi tanda, bahwa Yesus sungguh wafat demi Pengutusan-Nya dari Bapa. Hati itu yang memperlihatkan, betapa Yesus memberikan diri seutuhnya, tidak hanya roti bagi ribuan orang, kesembuhan bagi orang yang tak terbilang jumlahnya, persahabatan bagi para murid. Hasilnya adalah karunia besar: dianugerahkannya damai lahir batin, karena dosa diampuni.

Sumber makna keseluruhannya dipaparkan dalam Lukas 15:3-7: yaitu bahwa Allah mengirim Sang Putra demi penyelamatan semua. Yang satu INI saja pasti tak dilupakan. Bentuk kuantitatif dari cinta kualitatif. Ungkapan ini diberikan karena begitu sering nampak, betapa manusia baru bisa menangkap tanda cinta yang teraba dan terasa. Bentuk fisik dari cinta Ilahi: mengandung warna alami dari Yang Abadi. Allah sudah meresapkan Roh Kasih sedalam-dalamnya. Wahyu yang ingin diungkapkan-Nya adalah bahwa semua dicintai. Jadi tidak ada yang diabaikan. Cinta yang memeluk semuanya.

REFLEKSI KITA: apakah kita sering memperoleh tanda cinta Allah yang terasa dalam kemanusiaan kita? Kita berkali-kali mengucapkan syukur kepada-Nya? Seberapa banyak kita juga mewartakan dan melaksanakan cinta kepada sesama kita? Kalau Santa Margareta Maria Alacoque dan Santo Claudius della Colombiere menjadi rasul-saksi Devosi Hati Yesus Mahakudus, siapkah senyum dan sikap kita memancarkan kasih Yesus? Seberapa sering kita menyimpan amarah, dendam, rasa benci, serta mudah mempersalahkan orang lain? Nyanyikanlah sesuatu lagu tentang “Hati Yesus yang Mahakudus”. Rajinlah mengambil bagian dalam Ekaristi Jumat Pertama.

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Cinta keluarga Kristiani

Kita berdoa untuk keluarga-keluarga Kristiani di seluruh penjuru dunia, semoga mereka memiliki dan mengalami cinta tanpa syarat dan mengutamakan kesucian dalam menjalani hidup sehari-hari.

Ujud Gereja Indonesia: Pendidikan yang kritis

Kita berdoa, semoga lembaga pendidikan dan keluarga mendidik anak-anaknya agar dapat bersikap kritis dan realistis terhadap tawaran-tawaran palsu dan kemewahan di sosial media.

Amin

Satu respons untuk “Cinta Yang Memeluk Semua

  1. Terima kasih, kink ini sangat komplit dan sangat awal di share sehingga dapat di baca sebelum misa. Mengikuti misa dengan lebih khusyuk. Terima kasih Romo Mardi. Tuhan Yesus melindungi selalu. 🙏🏻

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s