Renungan Harian Misioner
Kamis, 30 Juni 2022
P. Martir Pertama di Roma
Am. 7:10-17; Mzm. 19:8,9,10,11; Mat. 9:1-8
Setiap orang mungkin pernah merasakan pengalaman penolakan baik dari orang-orang terdekat maupun orang-orang asing. Penolakan ini bisa berujung pada pengucilan bahkan sampai pembunuhan. Dalam bacaan-bacaan suci hari ini, kita melihat bahwa penolakan terhadap para pewarta Sabda Allah maupun orang-orang beriman sudah terjadi dan dialami oleh para nabi dan termasuk Yesus Kristus.
Dalam bacaan pertama, terlukis bahwa kehadiran dan pewartaan dari Nabi Amos dilihat oleh Imam Amazia, yang bekerja sama dengan Raja Yerobeam, sebagai sebuah ancaman terhadap pekerjaanya yang fokus pada pelaksanaan ibadah, ekonomi dan kesuksesan politik dalam bait Allah. Ia melihat Amos sebagai pengacau dan pemberontak maka itu ia mengusir Amos. Nabi Amos adalah seorang nabi yang terkenal dengan perlawanannya terhadap segala bentuk ketidakadilan sosial seperti korupsi, kemiskinan, penindasan, kekerasan, dll, yang terjadi pada masanya. Ia melawan segala pelecehan yang dilakukan oleh Amazia dengan memperkaya dirinya dengan persembahan yang ada tanpa mau memperhatikan para kaum miskin. Menurutnya, kaum Israel seharusnya mempraktikkan perjanjiannya dengan Allah dengan melakukan keadilan terhadap kaum miskin.
Dalam bacaan Injil, kita juga melihat bagaimana kehadiran dan pewartaan Yesus dilihat sebagai ancaman oleh para ahli Taurat. Mengapa demikian? Karena Yesus membawa suatu ajaran baru ketika Ia menyembuhkan orang yang sakit lumpuh. Ajaran tersebut yakni Dia adalah Anak Manusia – Anak Allah yang mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa manusia. Bagi ahli Taurat, ajaran baru ini sangat bertentangan dengan apa yang mereka imani yakni hanya Allah (Yahweh) yang bisa mengampuni dosa manusia, sedangkan manusia sendiri (seperti Yesus) tidak layak dan tidak memiliki kuasa untuk bertindak sebagai Allah untuk mengampui dosa manusia.
Dengan demikian bacaan-bacaan suci hari ini mengajak kita untuk menghidupi iman kita dengan melakukan apa yang kita imani. Nabi Amos melakukan perlawanan terhadap ketidakadilan karena dia ingin melakukan apa yang dianjurkan oleh Allah baginya. Begitupun Yesus, Dia menyembuhkan orang yang lumpuh karena Dia sendiri adalah Tuhan yang membawa kehidupan bagi setiap orang. Seperti Amos dan Yesus yang meskipun mendapat penolakan, kitapun seharusnya demikian ketika berhadapan dengan berbagai tantangan dalam mempraktikkan iman kita secara konkret. Selanjutnya, kita perlu menghargai kehadiran dan pewartaan baru dari orang lain yang membawa perubahan yang baik bagi masyarakat dan Gereja kita. Tidak seperti Imam Amazia, Raja Yerobeam dan para ahli Taurat yang menganggap kehadiran orang lain sebagai neraka bagi mereka (cf. Jean-Paul Sartre). Akan tetapi sebaliknya, kehadiran orang lain adalah surga bagi kita, dan keabsenannya atau ketidakhadirannya adalah neraka bagi kita. Kedua bacaan hari ini juga mengajak para kaum klerus, para pekerja dan organisasi-organisasi Gereja untuk mengevaluasi diri tentang apakah ada ketidakadilan sosial terjadi dalam kehidupan menggereja? Amin.
(RP. Erik Tjeunfin, SX – Misionaris Xaverian)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Cinta keluarga Kristiani
Kita berdoa untuk keluarga-keluarga Kristiani di seluruh penjuru dunia, semoga mereka memiliki dan mengalami cinta tanpa syarat dan mengutamakan kesucian dalam menjalani hidup sehari-hari.
Ujud Gereja Indonesia: Pendidikan yang kritis
Kita berdoa, semoga lembaga pendidikan dan keluarga mendidik anak-anaknya agar dapat bersikap kritis dan realistis terhadap tawaran-tawaran palsu dan kemewahan di sosial media.
Amin