Renungan Harian Misioner
Senin, 11 Juli 2022
P. S. Benediktus Abas
Yes. 1:11-17; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mat. 10:34 – 11:1; atau dr RUybs
Abas Benediktus adalah teladan biarawan yang unggul, dan mendirikan biara Benediktin perdana di Italia. Bacaan Yesaya 1:11-17 memperlihatkan, bagaimana mendekatkan dirinya kepada Tuhan, adalah suatu PENGUTUSAN (MISSIO) bagi pemimpin biara. Sebab ia memang diutus, untuk mendampingi ‘perjalanan bersama bagi para biarawan (dan kemudian juga biarawati), yang berasal dari pelbagai pengalaman hidup maupun situasi dan kondisi yang beraneka warna’.
Langkah pertama pengutusan itu adalah mengundang rekan-rekannya untuk bertobat; ya amat bersifat seperti Kristus, yang memulai langkah pelayanannya dengan mempersilahkan Yohanes Pembaptis untuk membaptis, sebagai “tanda dan sarana pendekatan kepada Allah”. Langkah pertobatan disebut oleh Yesaya sebagai penting sekali; bukannya ritus-ritus sampai waktu itu. Langkah mendekat kepada Tuhan itu dibarengi dengan “mendekat kepada manusia lain”, yang “hidup bersama dengan mereka”. Sebab, “berdekatan dengan sesama” itu berhubungan dengan “berdekatan dengan Allah”. Oleh sebab itu bentuknya ya tindakan keadilan dan “tidak berbuat jahat”. Justru tindakan dan hidup di tengah sesama manusia, -bukannya pergi ke tempat yang jauh dan terpencil-, itulah missio yang disebut oleh Yesaya.
Di sana pula makna Matius 10:34-11:1 yang memperlihatkan PENGUTUSAN (MISSIO) Murid Kristus. Isinya ‘mempererat hubungan manusia dengan Allah’ secara lahir dan batin. Para Rasul DIUTUS (MISSIO) oleh Tuhan Yesus untuk mewartakan “nilai iman yang nampak dalam cinta kasih kepada sesama, yang dekat dengan saudara-saudara” sebagai “tanda dan sarana cinta Ilahi”. Dalam PENGUTUSAN itulah para Murid Kristus dipadukan dengan Sang Putra berkat karunia Roh Kudus, untuk merasuki Keluarga Allah, secara lahir dan batin.
Kaitan dengan perjalanan bersama, yang harus dilakukan manusia; sejak Adam-Hawa, Habel-Kain, Musa-Yoshua dan Kedua Belasan dengan Guru Nasaret. Pun kalau ada kerikil dan kerakal. Roh Allah menyelenggarakan segala dan menjiwai umat-Nya.
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Menghargai warisan lansia
Kita berdoa untuk para lansia; pada mereka kita dapat merasakan kembali akar hidup dan warisan berharga; semoga pengalaman dan kebijaksanaan mereka membantu kaum muda untuk menatap masa depan dengan penuh harapan dan tanggung jawab.
Ujud Gereja Indonesia: Kegelisahan anak muda
Kita berdoa semoga Gereja memberikan perhatian khusus kepada anak-anak muda yang depresi, gelisah, putus asa dan kehilangan harapan akan masa depannya karena dampak pandemi selama ini.
Amin