TUHAN ALLAH Pencipta dan Penyelamat Kehidupan

Renungan Harian Misioner
Jumat Biasa XV, 15 Juli 2022
P. S. Bonaventura

Yes. 38:1-6,21-22,7-8; MT Yes. 38:10,11,12abc,16; Mat. 12:1-8; atau dr RUybs

Para Pembaca RenHar KKI yang terkasih: Shalom! Firman Tuhan yang kita bacakan pada Hari Peringatan Wajib Santo Bonaventura ini, menghadirkan Tuhan Allah Israel dan Yesus Kristus, Putra-Nya sebagai Pencipta sekaligus Penyelamat Kehidupan. Baik kehidupan dan pribadi yang berlaku pada Raja Hizkia maupun kehidupan umat Israel sebagai bangsa pada zaman Yesus.

Perpanjangan Usia Raja

Raja Hizkia jatuh sakit dan terancam bahaya maut, lalu Yesaya diutus untuk menyampaikan kepada Raja supaya menyampaikan pesan terakhirnya sebelum dia meninggal. Hizkia menerima pesan Tuhan itu kemudian menempatkan seluruh hidupnya dalam doa penyerahan yang penuh iman kepada Tuhan, Allah Israel. Dan apa yang terjadi? Tuhan mendengar doanya dan memberi Hizkia kesempatan untuk mendapatkan perpanjangan usia, selama 15 tahun. Hal itu dilakukan Tuhan karena Hizkia seorang raja yang baik di mata Tuhan. Doa sang raja didengarkan dan dikabulkan oleh Tuhan, dengan penegasan bahwa bukan hanya raja tetapi juga semua yang di Yehuda akan dilepaskan dari Raja Asyur. Melalui Nabi-Nya, Yesaya, Allah menghadirkan diri-Nya kepada Raja Hizkia dan seluruh rakyat Yehuda, juga kepada Raja Asyur yang menjajah Israel, bahwa Yahweh, Allah Israel sungguh adalah Allah yang menciptakan dan kemudian menyelamatkan hidup yang Dia sendiri ciptakan itu, dari sakit penyakit yang menggerogoti kehidupan umat-Nya baik secara rohani maupun jasmani (Yesaya 38:1-6. 7-8).

Hukum Sabat: dari fungsi yang “menghukum” menjadi fungsi yang “menyelamatkan”

Kuasa Allah yang menciptakan dan kemudian menyelamatkan ciptaan tersebut dari sakit penyakit serta dosa dan kelemahan, juga berlaku pada zaman Yesus. Hukum Sabat yang seharusnya berfungsi untuk “menyelamatkan,” di tangan orang-orang Farisi dialih-fungsikan dengan hanya mengutamakan aspek “penghukuman” saja. Dan penghayatan hukum tersebut berikut ketaatan terhadapnya, hanya terkonsentrasi kepada ada atau tidaknya kesalahan seseorang dan bagaimana kesalahan itu dikenakan sanksi hukumnya.

Praktik penghayatan hukum Sabat dengan tafsir ala para ahli Taurat tersebut, kemudian dikoreksi oleh Yesus Kristus melalui contoh kasus para murid-Nya yang memetik gandum pada hari Sabat dan memakannya (Matius 12:1-2). Untuk mengoreksi praktik hukum yang tidak berbelas kasih tersebut, Yesus mengangkat kisah Daud, yang memakan roti sajian yang seharusnya hanya boleh dimakan oleh para imam (Matius 12:3-5).

Setelah membenturkan para ahli Taurat dengan contoh kasus para murid serta kasus Daud dan pengikutnya tersebut, Yesus melangkah lebih jauh dengan menegaskan hal yang seharusnya melekat pada setiap ketentuan hukum, yakni aspek belas kasih, yang nyatanya adalah hal yang dikehendaki oleh Allah, dan kemudian memperkenalkan diri-Nya sebagai “Tuan atas Hari Sabat”, yang kedudukan-Nya melampaui Bait Allah, “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan (Matius 12:6-8).

Demikian sebagaimana Allah, Yahweh menampakkan diri kepada Raja Hizkia dan rakyat Yehuda bahwa Dialah Pencipta dan Penyelamat kehidupan. Demikian juga Yesus melakukan hal yang sama kepada orang-orang di masa hidup-Nya, terutama kepada para penegak hukum, yang menjauhkan umat dari belas kasih Allah, dengan cara menegakkan hukum hanya kepada soal ada atau tidaknya pelanggaran hukum terkait ketentuan hukum tertentu. Dan dengan cara itu, Tuhan kita Yesus Kristus juga menghadirkan diri-Nya sebagai Pencipta dan Penyelamat kehidupan, penanda jati-diri-Nya yang melekat pada gelar “Anak Manusia” dan “Tuan atas hari Sabat” itu. Semoga pengajaran Yesus tentang Hukum Sabat ini menjadikan kita sebagai orang-orang yang berbelas kasih satu kepada yang lain. Amin. (RMG)

(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Menghargai warisan lansia

Kita berdoa untuk para lansia; pada mereka kita dapat merasakan kembali akar hidup dan warisan berharga; semoga pengalaman dan kebijaksanaan mereka membantu kaum muda untuk menatap masa depan dengan penuh harapan dan tanggung jawab.

Ujud Gereja Indonesia: Kegelisahan anak muda

Kita berdoa semoga Gereja memberikan perhatian khusus kepada anak-anak muda yang depresi, gelisah, putus asa dan kehilangan harapan akan masa depannya karena dampak pandemi selama ini.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s