Renungan Harian Misioner
Senin Biasa XVI, 18 Juli 2022
P. S. Frederik dr Utrecht
Mi. 6:1-4,6-8; Mzm. 50:5-6,8-9,16bc-17,21,23; Mat. 12:38-42
Salah satu karya misi para misionaris Serikat Xaverian untuk mewartakan Kerajaan Allah di Sierra Leone adalah pendidikan – membangun dan mengawasi sekolah-sekolah Katolik yang berada di setiap paroki di mana mereka berkarya. Para Xaverian percaya bahwa dengan adanya pendidikan formal, keselamatan dari Allah bisa dirasakan oleh masyarakat dan umat Katolik khususnya melalui perubahan pikiran/cakrawala berpikir, hati, mental dll. Dengan adanya perubahan tersebut, masyarakat dapat mengalami perkembangan yang baik secara fisik, mental maupun rohani. Berkaitan dengan kisah di atas, bacaan-bacaan Suci hari ini, memaparkan kepada kita, bagaimana perubahan atau pertobatan iman kepada Allah seharusnya terjadi. Dalam bacaan pertama, Nabi Mikah menasihati dan mengingatkan orang-orang Israel khususnya para pemimpin keamanan, politik dan agama yang diibaratkan dengan “gunung-gunung” yang menjaga dan memimpin umat Allah. Sebagai pemimpin mereka seharusnya melindungi. Akan tetapi yang terjadi adalah mereka berlaku tidak adil dan menindas kaum kecil (Mi. 6:2).
Mereka melakukan eksploitasi baik secara fisik, material maupun mental terhadap masyarakat. Sebagai konsekuensi dari perilaku dari para pemimpin ini, masyarakat atau umat Allah akan menderita karena dosa para pemimpin. Kegagalan dari kepemimpinan membawa kedurhakaan bagi masyarakat terutama kaum kecil. Maka itu melalui Nabi Mikah, Allah menyerukan kepada umat-Nya khususnya para pemimpin untuk bertobat dengan berlaku adil, mencintai dengan hati, dan berjalan dengan rendah hati bersama-Nya. Dalam bacaan Injil, Yesus bertemu dan berdialog dengan para pemimpin agama (para ahli Kitab Suci) dan orang-orang Farisi. Mereka menginginkan agar Yesus memberikan tanda kepada mereka. Akan tetapi Yesus mengecam mereka karena mereka gagal untuk memahami isi Kitab Suci mereka sendiri. Melalui dialog, Yesus mengajak mereka untuk bertobat seperti orang-orang Niniweh yang bertobat Setelah mendengar pewartaan Nabi Yunus.
Dengan demikian, bacaan-bacaan Suci hari ini menampilkan kepada kita figur Allah yang mau berdialog dan mengajak kita untuk bertobat dari segala gaya hidup yang tidak sejalan dengan ajaran-Nya. Sebagaimana Allah yang kita imani adalah Allah yang adil, Maha Belas Kasih dan selalu berjalan bersama kita (Imanuel: Allah beserta kita), dengan demikian, kitapun perlu berlaku seperti apa yang dilakukan oleh-Nya. Melalui bacaan-bacaan ini juga, kita diajak untuk mengevaluasi kepemimpinan kita atau juga orang-orang yang memimpin kita. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang takut terhadap Allah dengan berlaku adil, mencintai dengan sepenuh hati, dan berjalan bersama orang-orangnya dalam terang Allah.
Perubahan dan perkembangan yang baik dan mulia tidak akan terjadi dalam masyarakat dan Gereja jika tidak ada perubahan dan pertobatan dalam diri para pemimpin, sebagaimana terjadi dalam bacaan pertama hari ini. Sebagai umat Katolik, kita berterima kasih kepada Paus Fransiskus yang telah melakukan beberapa perubahan (misalnya: melibatkan umat dan mendengarkan usulan-usulan mereka untuk Sinode Para Uskup sedunia, melibatkan kaum perempuan dalam proses pemilihan seorang Uskup, dll) yang sungguh revolusioner dalam sistem kepemimpinan agama kita. Oleh karena itu, semoga dengan merenungkan bacaan-bacaan suci hari ini, kita semakin hari semakin bertobat untuk lebih percaya kepada Allah dan melakukan firman-Nya dalam kehidupan kita. Amin.
(RP. Erik Tjeunfin, SX – Misionaris Xaverian)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Menghargai warisan lansia
Kita berdoa untuk para lansia; pada mereka kita dapat merasakan kembali akar hidup dan warisan berharga; semoga pengalaman dan kebijaksanaan mereka membantu kaum muda untuk menatap masa depan dengan penuh harapan dan tanggung jawab.
Ujud Gereja Indonesia: Kegelisahan anak muda
Kita berdoa semoga Gereja memberikan perhatian khusus kepada anak-anak muda yang depresi, gelisah, putus asa dan kehilangan harapan akan masa depannya karena dampak pandemi selama ini.
Amin