Tetapi Janganlah Seperti Yang Kukehendaki

Renungan Harian Misioner
Kamis Biasa XVIII, 04 Agustus 2022
P. S. Yohanes Maria Vianney

Yer. 31:31-34; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mat. 16:13-23; atau dr RUybs

“Kata orang siapakah Anak Manusia itu?”

Yesus ingin tahu apa pendapat para murid-Nya tentang siapa diri-Nya. Itu penting bagi-Nya. Setelah tahu bahwa para murid tidak sungguh-sungguh menjawab menurut mereka, tetapi menurut apa yang dikatakan orang lain, Ia kembali bertanya, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”

Simon Petrus selalu terkenal dengan antusiasmenya. Ia hampir selalu tampil mewakili kedua belasan. Kali inipun begitu. “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Mesias adalah sebuah gelar untuk Sang Terurapi, yang diimani dan ditunggu-tunggu kedatangan-Nya untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Daud. Yesus memang benar adalah Anak Allah. Pengakuan ini pun pernah dilontarkan orang-orang dalam peristiwa Yesus berjalan di atas air dan meredakan angin sakal (Mat. 14:33).

Pengakuan Petrus bukanlah hasil dari pemikirannya sendiri, tetapi merupakan pernyataan dari Bapa yang diletakkan ke dalam mulutnya. Allah Bapa berkenan kepadanya sehingga memilihnya dan menyatakan hal itu kepadanya. Hal ini kemudian disampaikan Yesus dalam pernyataannya, “Engkaulah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa saja yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”

Namun, baru saja diberikan kuasa, tidak lama kemudian Petrus sudah ditegur Yesus dengan kata-kata yang keras, “Enyahlah iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Pasalnya Petrus yang tahu identitas Yesus sebagai Anak Allah yang hidup, berharap bahwa Yesus akan dijauhkan dari penderitaan dan salib. Petrus tak ingin Gurunya menderita. Ia juga tak paham mengapa Mesias Anak Allah harus menderita.

Ketidakmengertian Petrus merupakan celah bagi iblis yang berusaha mencegah terwujudnya rencana Allah. Tapi Anak Manusia memang harus menderita, diserahkan ke dalam tangan manusia; dibunuh, namun akan dibangkitkan pada hari ketiga (bdk. Mat. 17:22-23). Ini adalah rencana dan kehendak Allah, yang memang sulit untuk dipahami manusia. Kecenderungan manusia adalah mengharapkan situasi dan proses yang mudah. Segala kesulitan dan penderitaan jika bisa sebaiknya dihindari. Akan tetapi bukan itu yang dirancangkan Allah dengan mengutus Putra-Nya ke dunia. Yesus datang ke dunia bukan untuk menjadi raja bagi dunia, tetapi untuk menjadi Anak Domba Allah, Kurban silih penebus dosa manusia. Kurban Keselamatan. Untuk itu Ia harus rela menanggung banyak penderitaan, disalib dan wafat.

Di dalam hidup kita mungkin pernah bersikap impulsif (bersifat cepat, bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati) seperti Petrus. Spontan berusaha menghindari dan menolak penderitaan. Bahkan mungkin dalam doa-doa kita memohon agar dijauhkan dari segala derita. Dan jikapun kita telah berada dalam situasi penderitaan itu, mungkin doa kita sarat dengan keluhan dan ratapan pilu. Wajar saja. Bahkan Yesus pun pernah gentar menjelang sengsara-Nya. Ia berdoa mohon jika sekiranya mungkin Ia tak perlu minum cawan pahit. Namun, kita perlu ingat bahwa Ia menutup permohonan itu dengan, “… tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (bdk. Mat. 26:39).

Yesus selalu taat pada kehendak Bapa. Dalam kegentaran menghadapi beratnya sengsara yang harus ditanggung-Nya, Ia tetap taat. Mengikuti Kristus berarti mengikuti dan mengimitasi setiap gerak, langkah, tindakan dan juga sikap batin-Nya. Tetap taat pada kehendak Bapa, bahkan ketika langkah kita gentar menyongsong kesengsaraan.

 (Angel – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Usaha skala kecil dan menengah

Kita berdoa untuk usaha skala kecil dan menengah, semoga, di tengah krisis ekonomi dan sosial, mereka dapat menemukan jalan untuk meneruskan usahanya dan melayani masyarakat.

Ujud Gereja Indonesia: Sarana penyaluran donasi yang terpercaya

Kita berdoa, semoga kelompok-kelompok masyarakat mampu membentuk sarana yang dapat dipercaya untuk menyalurkan kebaikan dan donasi dari mereka yang berkehendak baik kepada mereka yang membutuhkan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s