TUHAN Yang Dimuliakan Di Atas Segala Dewata

Renungan Harian Misioner
Sabtu Biasa XVIII, 06 Agustus 2022
Pesta YESUS Menampakkan Kemuliaan-Nya

Dan. 7:9-10,13-14 atau 2Ptr. 1:16-19; Mzm. 97:1-2,5-6,9; Luk. 9:28b-36

Hari ini kita merayakan Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Bacaan pertama dari Kitab Daniel mengisahkan prosesi nan istimewa yang terjadi di langit. Terjadi sebuah perayaan kolosal, yang melibatkan ribuan pelayan dan ratusan ribu hadirin di hadapan takhta Yang Lanjut Usianya. Awan gemawan menghantar Dia yang serupa Anak Manusia ke hadapan Majelis Pengadilan dan Dia Yang Lanjut Usianya itu. Lalu terjadi penyerahan kekuasaan dan kemuliaan. Kekuasaan yang kekal dengan kerajaan yang takkan binasa, segala suku, bangsa dan bahasa mengabdi kepada-Nya.

Pemazmur hari ini melambungkan pujian pada Tuhan yang adalah Raja. “Sebab, ya Tuhan, Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.”

“Inilah Anak yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” Ayat ini adalah sebaris kalimat Allah, Bapa yang menyatakan kemuliaan Yesus di atas gunung saat dikunjungi oleh Musa dan Elia. Sebelum peristiwa itu terjadi Yesus sedang berdoa, lalu rupa wajah-Nya berubah. Menarik untuk kita renungkan bersama, bahwa Yesus sebagai Anak Allah, Tuhan yang adalah Raja yang Mahatinggi, selalu ingat untuk berdoa. Ya, Yesus selalu ingat untuk undur dari pelayanan-Nya dan orang banyak, untuk menyepi agar bisa berdoa. Meskipun diri-Nya terlahir sebagai Putra Allah, Ia sadar wujud manusia-Nya tak luput dari godaan dan kelemahan. Ia butuh penguatan dari Bapa-Nya. Dalam doa Ia berjumpa dan berelasi dengan Bapa di surga. Ini mengingatkan sekaligus menegur kita, betapa kitapun yang diakui sebagai anak-anak Bapa karena Kristus, juga harus lakukan hal yang sama. Menyadari kelemahan dan kerapuhan kita terhadap dosa dan kesalahan, selalu mau mendekat dan melekat pada Bapa dengan bertekun dalam doa. Berdoa bukan berarti harus pandai menyusun kata-kata, atau merangkai litani permohonan kepada Bapa. Tidak. Paus Fransiskus dalam satu Audiensinya mengatakan bahwa, “Doa selalu hidup dalam kehidupan, seperti bara api… Bahkan ketika mulut tak bersuara, hati akan bicara” (“We met God in prayer in the ‘today’ that we live”, Audience 10 Feb 2021).

Pada saat momen perjumpaan Guru-Nya bersama Musa dan Elia, Petrus diliputi kebahagiaan dan tak ingin momen itu berakhir. Ia menawarkan untuk mendirikan tiga kemah, masing-masing untuk mereka. Ia ingin momen itu tetap berlangsung selama mungkin. Dikatakan bahwa Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Ya, kita juga kerap seperti Petrus, ketika berada dalam luapan kegembiraan atau konsolasi, kita berharap akan terus berlangsung, jangan sampai berhenti atau selesai. Tapi Yesus tahu bahwa Ia tak boleh tinggal di atas gunung, Ia harus turun gunung. Masih ada tugas penting yang menanti-Nya di bawah sana. Tidak lama setelah peristiwa itu Ia memberitahukan tentang penderitaan-Nya (bdk. Luk. 9:22). Setelah momen permuliaan, Ia berjalan masuk ke masa sengsara-Nya. Apa pesan yang bisa kita petik bersama?

Kegembiraan dan kesedihan tak pernah terpisahkan dalam kehidupan ini. Jika ada masa konsolasi, pasti ada masa desolasi. Jika Yesus yang telah dipermuliakan di atas gunung oleh Bapa sendiri pun harus mau turun gunung untuk menjalani penderitaan dan masa sengsara-Nya, kita pun diharapkan mau dan mampu menyiapkan diri serta bertahan menjalani masa-masa sulit dalam hidup kita. Yang perlu selalu kita ingat adalah setelah sengsara dan kematian-Nya, ada kebangkitan. Dan itulah satu-satunya tujuan hidup kita, bahwa kelak kita akan bangkit bersama Kristus dan dipermuliakan bersama-Nya.  

(Angel – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Usaha skala kecil dan menengah

Kita berdoa untuk usaha skala kecil dan menengah, semoga, di tengah krisis ekonomi dan sosial, mereka dapat menemukan jalan untuk meneruskan usahanya dan melayani masyarakat.

Ujud Gereja Indonesia: Sarana penyaluran donasi yang terpercaya

Kita berdoa, semoga kelompok-kelompok masyarakat mampu membentuk sarana yang dapat dipercaya untuk menyalurkan kebaikan dan donasi dari mereka yang berkehendak baik kepada mereka yang membutuhkan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s