Renungan Harian Misioner
Kamis Biasa XIX, 11 Agustus 2022
P. S. Klara
Yeh. 12:1-12; Mzm. 78:56-57,58-59,61-62; Mat. 18:21 – 19:1; atau dr RUybs
Tuhan Yesus dalam bacaan Injil yang kita renungkan hari ini menekankan pentingnya pengampunan tanpa batas. Menjawab pertanyaan Petrus berapa kali ia harus mengampuni saudaranya jika ia berbuat dosa kepadanya, apakah sampai tujuh kali, Yesus menjawab, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Dengan mengatakan “sampai tujuh puluh kali tujuh”, Yesus mau memberi penekanan bahwa Petrus harus mengampuni saudaranya yang berbuat dosa kepadanya tanpa batas. Petrus harus mengampuni saudaranya setiap kali ia datang kepadanya untuk meminta ampun atas kesalahan yang dibuatnya.
Kalau saya bertanya kepada umat apakah perintah Tuhan Yesus ini mudah untuk dilaksanakan, kebanyakan dari mereka menjawab: tidak mudah! Mengampuni satu, dua sampai tiga kali masih mungkin dilakukan. Tapi kalau orang terus-menerus melukai hati kita dan setiap kali minta pengampunan rasanya berat untuk mengampuni orang macam itu. Kita bisa berhenti sejenak dan bertanya, “Tapi mengapa Yesus meminta kita untuk mengampuni tanpa batas ya?” Pasti Tuhan punya maksud baik!
Mari kita lihat bersama maksud baik Tuhan. Tanpa pengampunan orang tidak bisa membina relasi yang tulus. Seorang sahabat yang tidak bisa mengampuni sahabatnya tidak bisa meneruskan persahabatannya. Suami istri yang tidak bisa mengampuni pasangannya tidak bisa membangun rumah tangga yang harmonis, bahkan tak jarang berakhir dengan perceraian. Seseorang yang tidak bisa mengampuni saudaranya dalam hatinya akan lahir rasa benci. Rasa benci ini kalau dibiarkan lama-kelamaan akan melahirkan rasa dendam. Rasa dendam yang dipelihara akan melahirkan ide-ide untuk melakukan pembalasan. Dan biasanya pembalasan sifatnya lebih kejam dari tindakan menyakitkan yang pernah diterimanya. Tak jarang karena berawal dari tidak bisa mengampuni, orang melakukan pembunuhan terhadap orang yang dianggap pernah melukai hatinya. Supaya dalam diri kita tidak berkembang benih rasa dendam, sejak awal kita harus berusaha mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita.
Apa yang mesti kita lakukan supaya kita dapat mengampuni saudara-saudari kita yang berbuat jahat kepada kita? Kita mesti mohon bantuan Roh Kudus. Kita semua menyadari bahwa dengan kekuatan kita sendiri kita sulit untuk mengampuni maka kita memerlukan bantuan Roh Kudus. Kita mohon kepada Roh Kudus agar ia melunakkan hati kita, agar Ia mengubah hati kita supaya hati kita menyerupai hati-Nya. Hati Allah selalu siap mengampuni dosa kita setiap kali kita datang kepada-Nya untuk mohon pengampunan-Nya, betapa pun besar dosa kita. Di sini dibutuhkan sikap kerendahan hati di hadapan Allah, biarlah Allah mengubah hati kita yang keras seperti batu menjadi hati yang lembut seperti hati-Nya. Ini bukan proses yang selesai dalam sehari atau seminggu melainkan proses yang panjang, bisa berbulan-bulan bahkan bisa bertahun-tahun. Kalau kita percaya pada kuasa-Nya, dan ada keinginan untuk mengampuni, pasti suatu hari Allah akan memampukan kita untuk mengampuni saudara/saudari yang berkali-kali menyakiti hati kita.
(RP. Yakobus Sriyatmoko, SX – Magister Novis Serikat Xaverian di Wisma Xaverian Bintaro, Tangerang)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Usaha skala kecil dan menengah
Kita berdoa untuk usaha skala kecil dan menengah, semoga, di tengah krisis ekonomi dan sosial, mereka dapat menemukan jalan untuk meneruskan usahanya dan melayani masyarakat.
Ujud Gereja Indonesia: Sarana penyaluran donasi yang terpercaya
Kita berdoa, semoga kelompok-kelompok masyarakat mampu membentuk sarana yang dapat dipercaya untuk menyalurkan kebaikan dan donasi dari mereka yang berkehendak baik kepada mereka yang membutuhkan.
Amin.