Renungan Harian Misioner
Sabtu Biasa XX, 20 Agustus 2022
P. S. Bernardus
Yeh. 43:1-7a; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Mat. 23:1-12; atau dr RUybs
Pembaca RenHar KKI yang terkasih: Shalom!
Sekalipun manusia tidak selalu membuka diri untuk menyambut kasih dan penyertaan Allah terhadap mereka, namun Tuhan Allah tidak pernah menyerah untuk terus-menerus dan tetap menawarkan kasih-Nya kepada umat manusia, bahkan tempat kediaman-Nya di antara manusia pun Dia barui dan kuduskan. Bait Suci yang menjadi “bangunan fisik” dikonsekrasi ulang untuk menjadi “Takhta,” atau “Tempat Kediaman Allah”. Begitu juga Bait Suci yang ada di dalam “hati dan hidup kita umat-Nya,” direkomendasikan oleh Firman-Nya untuk dibarui kembali. Inilah dua hal yang menjadi “kabar gembira” tentang apa yang dikerjakan oleh Allah karena cinta-Nya kepada kita umat-Nya!
1.Rekronsekrasi Bait Suci Yerusalem
Bait Suci Allah di kota Yerusalem, telah berulangkali “dinajiskan oleh Umat-Nya oleh karena dosa-dosa mereka”, oleh Tuhan “dikonsekrasi kembali” untuk menjadi “takhta-Nya di tengah-tengah Umat Allah, penduduk Yerusalem”. Tentang Bait Suci Yerusalem itu, beginilah Firman Tuhan kepada Yehezkiel “Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku. Di sinilah Aku akan tinggal di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya” (Yehezkiel 43:1-7a).
2.Konsekrasi hati dan hidup Umat Allah
Demikian, Tuhan Allah selalu ingin berada di tengah-tengah umat-Nya. Dia tidak hanya ingin diam di dalam bangunan fisik, tetapi lebih lagi Dia ingin mendapatkan tempat diam-Nya itu di dalam hati dan hidup manusia, umat pilihan-Nya. Dalam surat kepada Jemaat di Korintus, Rasul Paulus mengingatkan jemaat itu, bahwa identitas mereka sesungguhnya adalah Bait Allah, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? …. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri” (1 Korintus 3:16; 6:19)?
Jikalau Allah sendiri menghargai umat pilihan-Nya, dan menghendaki hati dan hidup mereka sebagai Bait atau Tempat Diam-Nya, bagiamana umat pilihan-Nya menanggapi rancangan Allah melalui Surat kepada Jemaat di Korintus tersebut? Tentang tanggapan umat terhadap kehadiran dan penyertaan Allah ini, Yesus mengingatkan para murid-Nya tentang orang-orang Farisi dan Para ahli Taurat, Firman-Nya: “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka meng-ajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya” (Matius 23:2-4).
Peringatan Yesus kepada para murid-Nya tentang ajaran dan cara hidup orang-orang Farisi dan para ahli Taurat ini, menjadi catatan penting sehubungan dengan upaya untuk merawat Bait Allah di satu sisi dan merawat diri dan hidup kita di sisi yang lain, yang juga dirancang untuk menjadi tempat diam Allah. Kasus orang Farisi dan Para ahli Taurat ini mengingatkan kepada kita, bahwa mereka yang seringkali membaca, merenungkan, dan mengajarkan tentang Allah dan Firman-Nya, mereka sesungguhnya tidak memberi Allah tempat di dalam cara hidup mereka. Mereka terhubung dengan Allah hanya secara doktrinal saja. Mereka tidak membangun hidup berdasarkan doktrin atau ajaran tentang Firman Tuhan yang sering merka sampaikan kepada umat Allah!
3.Cara menguduskan diri supaya layak menjadi tempat kediaman Allah
Umat milik Allah seharusnya memberikan tempat yang layak bagi Tuhan Allah di dalam hati dan hidup mereka, namun hal yang dikehendaki Tuhan itu tidak selalu dapat terjadi. Israel meninggal Allah, bahkan orang-orang tergoda untuk memberikan diri mereka bagi sesuatu yang bukan Allah, (bdk. 1 Korintus 6:19). Karena pelecehan-pelecehan terhadap pribadi dan hidup oleh umat milik Allah itu sendiri, maka konsekrasi atasnya sungguh diperlukan. Cara pertama sesuai dengan arahan Yesus dalam Injil hari ini, ialah mengatur hidup dan tingkah laku sesuai dengan Firman Tuhan: mengikuti apa yang diajarkan para ahli Taurat dan orang Farisi, tetapi tidak mengikuti cara hidup mereka (Matius 23:2-4).
Demikian, semoga kita senantiasa menjadi pendengar plus pelaksana Firman Allah, dan bukan hanya sekadar sebagai pengajar Firman saja. Amin. Tuhan Yesus memberkati! (RMG).
(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Usaha skala kecil dan menengah
Kita berdoa untuk usaha skala kecil dan menengah, semoga, di tengah krisis ekonomi dan sosial, mereka dapat menemukan jalan untuk meneruskan usahanya dan melayani masyarakat.
Ujud Gereja Indonesia: Sarana penyaluran donasi yang terpercaya
Kita berdoa, semoga kelompok-kelompok masyarakat mampu membentuk sarana yang dapat dipercaya untuk menyalurkan kebaikan dan donasi dari mereka yang berkehendak baik kepada mereka yang membutuhkan.
Amin.