Panggilan

Renungan Harian Misioner
Selasa Biasa XXIII, 06 September 2022
P. S. Thomas Tzugi

1Kor. 6:1-11; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Luk. 6:12-19

Bacaan-bacaan suci hari ini mengingatkan saya pada suatu pengalaman. Di paroki di mana saya bermisi, pernah terjadi perdebatan di antara para umat mengenai bantuan misi Katolik terhadap orang-orang dari agama lain. Menurut sebagian dari mereka, misi Katolik (kami para pastor) sebaiknya tidak melanjutkan program bantuan untuk orang-orang tersebut berhubung sebagian dari mereka pernah menjadi Katolik tapi hanya karena adanya bantuan berupa makanan dan beasiswa. Setelah bantuan tersebut tidak ada, mereka beralih kembali ke agama asli mereka. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus bersama orang banyak pergi ke sebuah bukit, di sana Ia memilih beberapa dari mereka untuk menjadi para rasul-Nya dan tinggal bersama dengan-Nya. Ia memanggil mereka satu per satu dengan nama mereka. Setelah itu, ia mengajak mereka untuk turun dari bukit dan di sana ia bertemu dengan banyak orang dari berbagai daerah dan suku yang menunggu-Nya untuk mendapatkan bantuan berupa penyembuhan dari roh-roh jahat. Tidak hanya itu, setiap dari mereka berusaha untuk menyentuh pakaian Yesus dan mereka mengalami penyembuhan.

Di dalam bacaan Injil ini kita melihat bahwa setelah berdoa, Yesus memanggil kedua belas rasul dengan nama mereka masing-masing. Artinya Yesus memanggil dan mengetahui identitas, profesi dan sejarah hidup mereka. Ia ingin membangun sebuah relasi pribadi yang mendalam dengan mereka. Ia memanggil mereka untuk tidak menjadi sebuah perkumpulan dan massa yang tidak memiliki identitas dan komitmen melainkan tinggal dalam komunitas (communion) di mana mereka dapat mengenal satu sama lain, saling berbagai suka-duka, memiliki komitmen dan tanggung jawab atau misi untuk mewartakan Sabda Allah kepada semua orang tanpa kecuali. Tentu para rasul adalah orang biasa dan memiliki dosa, maka itu Yesus ‘membersihkan’ mereka melalui pengampunan dosa, menguduskan mereka melalui Sabda dan perjamuan-Nya dan menjustifikasikan mereka melalui penerimaan Roh-Nya (bdk. bacaan kedua).

Maka pesan bacaan-bacaan suci hari ini adalah kita seharusnya menjadikan doa sebagai sarana utama bagi kita untuk mengambil sebuah keputusan, sebagaimana dilakukan Yesus. Selanjutnya, kita dipanggil oleh Yesus untuk tidak tinggal bersama dalam kerumunan melainkan dalam komunitas yakni Gereja untuk merasakan kekhadiran-Nya melalui sakramen-sakramen suci, berbagai tanggung jawab dan memiliki komitmen untuk menghidupi Sabda-Nya. Kita dipanggil untuk diutus mewartakan kasih-Nya kepada berbagai bangsa dan negara. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa Yesus memanggil kita untuk berdoa, tinggal dalam komunitas dan pergi mewartakan (misi) Kerajaan Allah bagi setiap orang. Amin.

(RP. Erik Tjeunfin, SX – Misionaris Xaverian)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Penghapusan hukuman mati

Kita berdoa semoga hukuman mati yang melawan martabat manusia, secara resmi dapat dihapus di semua negara.

Ujud Gereja Indonesia: Menghindari ketergantungan pada gawai

Kita berdoa semoga dengan sadar kita semua menghindari ketergantungan pada gawai secara berlebihan.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s