Renungan Harian Misioner
Senin Biasa XXVI, 26 September 2022
P. S. Kosmas dan S. Damianus
Ayb. 1:6-22; Mzm. 17:1,2-3,6-7; Luk. 9:46-50
Para Pembaca RenHar KKI yang terkasih: Shalom!
Selamat datang ke dalam H+26 BKSN Tahun 2022!
Lima hari menjelang berakhirnya Bulan Kitab Suci Nasional Tahun 2022 ini, Firman Tuhan mempertemukan kita dengan Ayub dalam Bacaan Pertama, dan seorang anak kecil di dalam Bacaan Injil. Kita juga bertemu dengan Pemazmur yang senantiasa berjuang untuk menghubungkan dirinya dengan Tuhan Allah dalam doa-doanya. Melalui pertemuan kita dengan tokoh-tokoh alkitabiah ini, terdapat sejumlah pelajaran yang disampaikan yakni tentang ketaatan seorang Ayub dan berkat yang dia terima dari ketaatannya itu, juga tentang keterbukaan untuk menerima orang-orang yang percaya kepada Yesus bukan sebagai musuh melainkan sebagai orang-orang yang sepihak dengan para murid, dan juga tentang kasih-setia Allah yang selalu dapat diminta kapan saja!
Ketaatan seorang Ayub dan berkat yang diperolehnya!
Mengikuti kisah Ayub dari Bacaan Pertama (Ayub 1:6-22), kita menemukan beberapa hal penting ini. Pertama, bahwa seluruh cara hidup orang-orang yang takwa seperti Ayub, tidak hanya berada dalam pengawasan dan pengamatan Allah, tetapi juga iblis. Lebih lanjut, dari dialog Iblis dengan Allah, kita menemukan pentingnya hidup sebagai orang yang takwa kepada Allah, yakni bahwa orang-orang seperti Ayub ini, oleh karena ketakwaannya, maka dia dilindungi oleh Tuhan.
Hal lain yang juga dimunculkan kepada kita adalah, bahwa iblis bukan hanya mengamat-amati orang-orang takwa, yang dalam kasus ini adalah Ayub, dia juga mencari-cari kesempatan untuk menjadikan dia, bahkan dengan meminta izin Allah untuk melakukan serangan itu. Hal lain lagi yang juga penting, adalah bahwa serangan untuk menjatuhkan manusia dari ketakwaannya kepada Allah, pertama-tama dipusatkan pada harta milik, yang atas izin Allah semuanya diambil dari Ayub. Namun, kesetiaan Ayub kepada Allah tidak dapat dipatahkan iblis. Inilah kata-kata Ayub menghadapi hal-hal buruk yang terjadi pada dirinya dan keluarganya, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang pula aku akan kembali ke dalamnya. Tuhanlah yang memberi, Tuhanlah yang mengambil, terpujilah nama Tuhan” (Ayub 1:21). Kisah Ayub untuk Bacaan Pertama kita hari ini, ditutup dengan pernyataan ini, “Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa, dan tidak menuduh Allah berbuat yang tidak patut” (Ayub 1:22).
Pengalaman Daud ketika mengalami cobaan hidup
Belajar dari pengalaman Ayub yang taat-setia seutuhnya kepada Allah, demikian kita menemukan hal yang sama pada Daud dalam Mazmur Tanggapan hari ini, yang menjadi semacam “kunci” atau “kiat” yang dapat kita lakukan, ketika kita mengalami cobaan, baik yang menyerang harta-milik kita, maupun yang terkait dengan kesehatan tubuh kita, dan keluarga kita, tetap menjaga hubungan dengan Allah menjadi cara yang wajib dilakukan. Demikian, dalam berbagai situasi hidup yang dialami, Daud selalu mencari pertolongan kepada Tuhan Allah, “Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, dan dengarkanlah kataku” (Mazmur 17:6-7).
Kuasa Nama Yesus: tidak exclusive melainkan inclusive!
Pengalaman Ayub dalam Bacaan Pertama berikut pengalaman Daud dalam Mazmur Tanggapan hari ini, menunjukkan bahwa cara terbaik untuk menghadapi dan mengelola pengalaman buruk yang terjadi di dalam kehidupan kita, adalah dengan “berteduh pada Tuhan dan memohon pertolongan-Nya.” Dan pertolongan Tuhan itu, de facto senantiasa terbuka kepada mereka yang mengandalkan-Nya. Senantiasa terhubung dengan Allah adalah benteng pertahanan yang tetap menghadapi berbagai pencobaan hidup. Maka berbahagialah orang-orang yang senantiasa ada dan hidup dalam relasi yang baik dengan Tuhan Allah, sebagaimana Ayub dan Daud yang Tuhan hadirkan kepada kita.
Dalam Injil, satu hal yang juga ditegaskan kepada kita, dan kepada siapapun yang terhubung dengan Tuhan Allah, yaitu bahwa hubungan itu tidak bersifat tertutup (= exclusive) melainkan terbuka (= inclusive), dalam arti bahwa para murid tidak bisa mengklaim bahwa Yesus Kristus dan kuasa yang mengalir dari Nama-Nya adalah milik khusus mereka, tetapi bahwa Yesus dan kuasa-Nya itu terbuka kepada dan untuk semua orang. Inilah yang Dia katakan ketika para murid melarang orang yang mengusir setan demi Nama-Nya, “Jangan kalian cegah, sebab barang siapa tidak melawan kalian, dia memihak kalian” (Lukas 9:49-50).
Terima kasih Bapa dan Putra dan Roh Kudus, atas anugerah kehidupan dan berbagai perlindungan dan rahmat yang Engkau sediakan bagi kami. Terpujilah Nama-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin (RMG).
(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Penghapusan hukuman mati
Kita berdoa semoga hukuman mati yang melawan martabat manusia, secara resmi dapat dihapus di semua negara.
Ujud Gereja Indonesia: Menghindari ketergantungan pada gawai
Kita berdoa semoga dengan sadar kita semua menghindari ketergantungan pada gawai secara berlebihan.
Amin