Hari Ke-4
Selasa Biasa XXVII, 4 Oktober 2022
Peringatan: S. Fransiskus dr Assisi, Pengaku Iman
Bacaan: Gal. 1:13-24
Injil: Luk. 10:38-42
Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
(Luk. 10:41-42)
Bacaan Injil hari ini mungkin sudah sangat akrab di telinga kita semua. Kisah dua perempuan bersaudara yang cukup populer. Mereka berdua, bahkan kadang bertiga dengan Lazarus, kerap muncul bersama Yesus. Ada yang menafsir kisah ini dengan memperbandingkan kedua tokoh, dari karakter dan gestur mereka, kemudian menyimpulkan dengan tergesa. Yesus lebih sayang pada Maria daripada Marta. Atau, Yesus tampaknya mau menyuarakan emansipasi perempuan. Keberpihakan-Nya pada Maria, yang memilih duduk mendengarkan pengajaran-Nya, adalah sesuatu hal yang tidak lazim di masa itu. Perempuan tidak diperkenankan belajar. Perempuan seharusnya melayani rumah dan tamu seperti yang diperbuat Marta.
Jika kita mau lebih jeli mengamati kesamaan cerita Injil hari ini dengan kisah Saulus pada bacaan pertama, ada sesuatu kesamaan yang mendasar yang dapat kita temukan. Ada yang hilang dari pribadi Marta maupun Saulus. Keprihatinan Yesus pada Marta karena ia sibuk “melayani” namun perhatiannya tidak terarah pada Yesus. Sama halnya yang Saulus lakukan di masa sebelum pertobatannya. Ia sibuk ke sana ke mari membunuh pengikut Kristus, melakukan hal tak berguna yang dianggapnya penting. Walau terlihat sangat sibuk, perhatian Marta maupun Saulus luput dari sosok Yesus. Bahkan dalam keabsenan perhatian itu, Saulus malah menganiaya Yesus. Misionaris pun bisa menjadi seperti itu, terjebak dalam aktivisme saja. Sibuk turne ke sana ke mari, secara rutin melakukan kegiatan ini dan itu. Terjebak dalam aktivisme, tanpa ada perhatian yang terarah kepada Yesus. Maria disanjung dan dibenarkan Yesus karena memiliki satu poin ini. Poin yang kelihatannya sepele, tapi menjadi intisari dan dasar gerak misi.
Dalam dokumen Evangelii Gaudium no.82, Paus Fransiskus menulis demikian: “Masalahnya bukan selalu pada kegiatan yang berlebihan, melainkan lebih pada kegiatan yang dilakukan dengan kurang baik, tanpa motivasi cukup, tanpa spritualitas yang meresapinya dan membuatnya menjadi menyenangkan.” Ketika gerak misi dan evangelisasi menjadi sekadar aktivitas dan rutinitas, misionaris dapat jatuh ke dalam kelelahan dan kekhawatiran yang tidak perlu, seperti yang dialami Marta. Ia merasa berkewajiban melayani Tuhan dan tamu yang ada. Namun, gerak pelayanannya yang tidak terfokus pada Tuhan sendiri, kehilangan sukacita. Pelayanannya menjadi berat, menimbulkan kekecewaan dan ketegangan dengan orang lain. Ia menjadi kurang sabar, cemas, tidak puas dengan apa yang dilakukannya.
Paus Fransiskus dalam pesannya untuk Hari Misi Sedunia 2022 mengutip pesan yang diberikannya kepada Karya Kepausan pada tanggal 21 Mei 2020: “Menerima sukacita dari Roh adalah suatu anugerah. Terlebih lagi, itu adalah satu-satunya kekuatan yang memungkinkan kita untuk mengkhotbahkan Injil dan mengakui iman kita kepada Tuhan”.
Misi: Dalam setiap gerak dan langkah, arahkan perhatian pada Yesus.
(Angel – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gereja terbuka bagi setiap orang
Kita berdoa, semoga dengan berpegang pada iman yang teguh dan berani dalam mewartakan Injil, Gereja dapat menjadi komunitas persaudaraan dan solidaritas, yang terbuka, sambil selalu hidup dalam iklim kebersamaan yang sungguh khas gerejawi.
Ujud Gereja Indonesia: Gereja yang terlibat
Kita berdoa, semoga di tengah kesibukannya dalam urusan-urusan internal, Gereja terus memberikan diri, pikiran dan waktu untuk terlibat dalam persoalan masyarakat.
Amin
DOA ROSARIO MISIONER
DOA PEMBUKA
Marilah berdoa, (hening sejenak)
Allah Bapa yang Maha Pengasih,
Engkau mengutus Gereja untuk menghadirkan Kerajaan-Mu di tengah dunia dengan warta sukacita Injil dan perjuangan kesejahteraan segala makhluk. Bersama dengan Santa Perawan Maria, Bunda Putra-Mu Yesus Kristus, kami berdoa kobarkanlah semangat misioner umat beriman. Kuatkanlah dan bantulah kami supaya terus giat saling bekerja sama dan kreatif mewartakan kabar sukacita-Mu di tengah masyarakat, khususnya pada perayaan 400 tahun Kongregasi Penginjilan Bangsa-bangsa, 200 tahun Serikat Kepausan Pengembangan Iman, dan pada saat pemulihan dari pandemi Covid-19 ini.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
PERISTIWA SEDIH
1. Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut
“Ya, Bapa, jikalau Engkau berkenan, ambillah cawan ini dari hadapan-Ku, tetapi janganlah menurut kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu yang terjadi.” (Mat. 26:39)
Intensi doa untuk Benua Asia (butiran manik warna kuning)
Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami berdoa bagi diri kami, orang-orang di Benua Asia yang mengalami banyak cobaan hidup. Kami berdoa untuk negara-negara yang mengalami bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menyebabkan ribuan orang kehilangan rumah, tanaman dan ternak, serta kondisi jalan rusak parah sehingga tidak dapat diakses untuk layanan bantuan. Peliharalah dan bantulah kami semua agar mampu keluar dari himpitan beban dan kesulitan tersebut. Kami juga berdoa bagi negara-negara yang mengalami banyak persoalan di dalam negeri: konflik, pemberontakan, ancaman dan serangan ledakan bom, perebutan dan dominasi kekuasaan, serta juga hiperinflasi yang dikarenakan situasi genting akibat protes anti pemerintah. Semoga Engkau mendampingi para pejabat negara, penegak hukum maupun rakyat untuk bisa bahu-membahu bekerjasama menghadapi dan menyelesaikan masalah yang ada. Ingatkan kami untuk selalu berserah pada-Mu dan tetap tekun dalam doa di masa-masa pencobaan seperti ini, agar pengharapan dan iman kami tetap teguh dan terjaga. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!
2. Yesus didera
“Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia, mereka menanggalkan jubah ungu yang dipakai-Nya dan mengenakan lagi pakaian-Nya kepada-Nya.” (Mrk. 15:19-20a)
Intensi doa untuk Benua Australia & Oceania (butiran manik warna biru)
Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami berdoa bagi orang-orang di Benua Australia dan Oceania, khususnya bagi para pejabat pemerintahan dan pemegang otoritas penting pada setiap negara. Semoga dalam membuat dan menerapkan kebijakan penting, mereka tidak hanya sekadar memikirkan batas wilayah negara dan perbatasan mereka saja. Sudilah Engkau mendampingi mereka agar dalam menyusun kebijakan selalu didasari dengan semangat belas kasih, toleransi dan keberpihakan pada mereka yang kecil dan lemah, terutama pada para migran yang sering kali terdesak di perbatasan dikarenakan situasi hidup mereka yang sulit. Semoga setiap manusia di Benua Australia dan Oceania Engkau rahmati dengan hati yang penuh belas kasih, sehingga dapat memperlakukan sesamanya dengan kasih, penghormatan dan keadilan. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!
3. Yesus dimahkotai duri
“Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya katanya, “Salam, hai raja orang Yahudi!” (Mrk. 15:17-18)
Intensi doa untuk Benua Eropa (butiran manik warna putih)
Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami berdoa bagi negara-negara di Benua Eropa, terutama negara-negara yang mengalami kekeringan ekstrem, jarang mendapatkan hujan, diserang gelombang panas berturut-turut, mengalami penurunan debit sungai dan ketinggian air yang mana memengaruhi hasil panen tertentu. Seringkali penderitaan dan peristiwa-peristiwa buruk yang dihasilkan oleh bencana, menjadi halangan iman bagi manusia untuk dapat tetap percaya bahwa Engkau selalu ada menyertai diri dan hidup mereka. Yesus, Putra-Mu juga tak lepas dari penderitaan semasa hidup-Nya di dunia, namun Engkau memampukan-Nya untuk melewati semuanya itu. Semoga negara-negara di Benua Eropa juga Engkau mampukan bertahan melewati penderitaan hidup dan situasi hidup yang mereka alami. Teguhkanlah iman setiap orang, agar tetap percaya bahwa tak sekali pun Engkau akan meninggalkan manusia sendirian. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!
4. Yesus memanggul salib-Nya ke gunung Golgota
“Sambil memikul salib-Nya, Ia pergi keluar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, yang dalam bahasa Ibrani disebut Golgota.” (Yoh. 19:16b)
Intensi doa untuk Benua Amerika (butiran manik warna merah)
Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami berdoa bagi negara-negara di Benua Amerika. Hingga saat ini banyak sekali terjadi pelanggaran hak asasi manusia, baik itu melalui pembunuhan, penculikan, penghilangan nyawa, dan penyelewengan keadilan. Yesus Putra-Mu selalu berjuang demi orang-orang yang kecil, tertindas dan menderita. Ia selalu punya kasih dan perhatian yang besar terhadap korban ketidakadilan. Semoga orang-orang yang berada di Benua Amerka pun memiliki perhatian dan kasih kepada orang-orang yang menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia. Dan semoga kasih itu juga mendekatkan orang-orang di Benua Amerika kepada-Mu, serta membangkitkan kesadaran mereka bahwa mereka selalu tergantung kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!
5. Yesus wafat di salib
“Yesus berseru dengan suara nyaring, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. Sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.” (Luk. 23:46)
Intensi doa untuk Benua Afrika (butiran manik warna hijau)
Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami berdoa bagi negara-negara di Benua Afrika. Betapa benua ini tengah mengalami banyak kesedihan dan penderitaan. Ancaman kelaparan karena kekeringan, curah hujan yang tidak cukup, yang membunuh ternak, menghancurkan tanaman, serta memaksa jutaan orang meninggalkan rumah untuk mencari air dan makanan demi menyelamatkan nyawa mereka. Belum lagi eksploitasi berlebihan terhadap alam dan sumber daya yang dilakukan pihak-pihak yang rakus dan tidak bertanggung jawab. Semoga dengan kekuatan-Mu, mereka yang menjadi korban dapat berjuang dan berhasil menyingkirkan hal-hal yang menyebabkan penderitaan mereka. Sudilah Engkau mempersatukan penderitaan orang-orang di Benua Afrika dengan penderitaan Kristus, supaya pada akhirnya setiap orang juga dapat dimuliakan bersama dengan Yesus Kristus, Sang Juruselamat. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!