Misi: Menjadi Saksi Kasih Setia Bapa

Hari Ke-9
Minggu Biasa XXVIII, 9 Oktober 2022
Peringatan: Abraham, Bapa Bangsa; S. Dionisius, S. Yohanes Leonardus

Bacaan: 2Raj. 5:14-17
Injil: Luk. 17:11-19

“Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?”

 (Luk. 17:18)

Naaman adalah orang Aram, atau lebih dikenal dengan Siria. Ia adalah seorang penting dan terpandang. Panglima raja Aram. Bukan hanya sang raja yang sayang padanya, tapi juga Tuhan. Dikatakan dalam kitab 2 Raja-Raja bahwa, “… sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram” (2Raj. 5:1). Namun, Naaman sakit kusta. Penyakit yang dilihat sebagai kutukan, membuat si penderita bukan hanya menderita secara fisik, tapi juga secara mental dan sosial, dianggap hina, dikucilkan dan dijauhi. Tapi meskipun juga menderita rasa malu, Naaman masih memiliki nasib yang lebih baik dari penderita kusta lainnya. Walau ia orang asing, Tuhan “sayang” padanya. Berkat seorang anak perempuan Israel yang menjadi pelayan istrinya, ia tertolong. Anak perempuan yang tidak diberi nama di Kitab Suci itulah yang memberitahu mengenai keberadaan seorang nabi di Samaria, yang dapat menyembuhkan penyakit Naaman. Nabi Elisa.

Syarat yang diberikan Elisa sederhana saja. Mandi tujuh di sungai Yordan, pasti sembuh. Bukannya percaya, Naaman protes, bahkan menjadi marah. Baginya permintaan itu seperti olok-olokan saja. Ia mengira akan ada tindakan nyata yang lebih istimewa yang akan dilakukan Elisa terhadapnya. Mungkin suatu ritual tertentu yang serius dan rumit dengan menyerukan nama Tuhan. Tapi ini hanya disuruh masuk tujuh kali ke sungai Yordan. Apa bedanya dengan rutinitas mandi di zaman itu? Lagipula menurut Naaman sungai-sungai di Damsyik lebih baik – mungkin lebih bersih – dari semua sungai di Israel. Kalau cuma urusan mandi di sungai, mengapa pula Elisa malah memilih sungai Yordan? Mengapa tidak sembarang sungai saja?

Tidak ada yang kebetulan. Permintaan Elisa bukan tanpa maksud dan makna. Ini bukan hanya persoalan menyuruh seseorang mandi sehingga tidak penting mandi di mana, yang penting ada air. Tapi Elisa mau memberikan kesaksian mengenai Allah di Israel, bahwa tidak ada Allah lain sehebat Allah bangsa Israel. Begitu hebatnya, tak perlu ritual khusus dan rumit. Hanya dengan taat mengikuti apa yang diminta sang abdi Allah, membenamkan diri tujuh kali dalam sungai Yordan – harus sungai Yordan -, Naaman langsung menjadi sembuh. “Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir” (2Raj. 5:14).

Kisah dalam bacaan Injil mirip. Mengenai penderita kusta juga. Bedanya, Naaman sendirian, sementara di Injil Lukas ada sepuluh orang penderita kusta. Ini penderitaan kolektif. Mereka bukan datang minta kesembuhan pada nabi, tetapi langsung berteriak minta belas kasih Yesus. Tanpa perlu mandi di sungai, kesepuluh penderita kusta itu hanya dipandangi Yesus, dan mereka pun sembuh di tengah jalan. Sayangnya, hanya satu orang, dan merupakan orang asing (ay. 18), yang ingat untuk kembali, mengucap syukur serta memuliakan Allah dengan suara nyaring.

Penyembuhan Naaman maupun sepuluh orang kusta adalah kisah-kisah kesaksian mengenai Allah yang mampu untuk memberi kehidupan baru. Kusta membuat mereka terkucil, putus dari relasi sosial. Yesus menyuruh mereka pergi memperlihatkan diri, karena Ia telah memulihkan bukan hanya fisik tetapi juga status dan relasi sosial mereka. Namun Yesus menuntut adanya ucapan syukur. Kesaksian tak lain adalah rasa syukur, tidak harus selalu dalam bentuk verbal atau kata-kata, tapi juga bisa berwujud pujian dan tindakan. Pun kesaksian tak harus selalu datang dari ahli agama, orang pintar dan saleh. Kesaksian bisa datang dari seorang pelayan, seperti anak perempuan tanpa nama, pelayan istri Naaman. Bisa juga datang dari orang asing, yang telah mengalami sendiri cinta Allah dalam diri dan hidupnya.  

Pada Hari Minggu Misi Sedunia 2006, Paus Benediktus mengatakan, “Kasih Allah yang memberi hidup kepada setiap orang sejatinya merupakan pula jiwa pengalaman dan pewartaan Injil. Ketika kasih itu diterima, mereka yang menerimanya itu diubah menjadi saksi-saksi Allah.”

Bapa Suci Paus Fransiskus untuk Hari Misi Sedunia 2022 berpesan: “Para murid diutus oleh Yesus ke dunia tidak hanya untuk melaksanakan, tetapi terutama menjalankan misi yang dipercayakan kepada mereka, tidak hanya untuk bersaksi, tetapi terutama menjadi saksi Kristus.”

Misi: Dipanggil menjadi saksi kasih setia Bapa.

(Angel – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Gereja terbuka bagi setiap orang

Kita berdoa, semoga dengan berpegang pada iman yang teguh dan berani dalam mewartakan Injil, Gereja dapat menjadi komunitas persaudaraan dan solidaritas, yang terbuka, sambil selalu hidup dalam iklim kebersamaan yang sungguh khas gerejawi.

Ujud Gereja Indonesia: Gereja yang terlibat

Kita berdoa, semoga di tengah kesibukannya dalam urusan-urusan internal, Gereja terus  memberikan diri, pikiran dan waktu untuk terlibat dalam persoalan masyarakat.

Amin

DOA ROSARIO MISIONER

DOA PEMBUKA

Marilah berdoa, (hening sejenak)

Allah Bapa yang Maha Pengasih,

Engkau mengutus Gereja untuk menghadirkan Kerajaan-Mu di tengah dunia dengan warta sukacita Injil dan perjuangan kesejahteraan segala makhluk. Bersama dengan Santa Perawan Maria, Bunda Putra-Mu Yesus Kristus, kami berdoa kobarkanlah semangat misioner umat beriman. Kuatkanlah dan bantulah kami supaya terus giat saling bekerja sama dan kreatif mewartakan kabar sukacita-Mu di tengah masyarakat, khususnya pada perayaan 400 tahun Kongregasi Penginjilan Bangsa-bangsa, 200 tahun Serikat Kepausan Pengembangan Iman, dan pada saat pemulihan dari pandemi Covid-19 ini.

Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

PERISTIWA MULIA

1. Yesus bangkit dari antara orang mati

“Malaikat itu berkata, janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya.” (Mat. 28:5-6)

Intensi doa untuk Benua Asia (butiran manik warna kuning)

Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami berdoa bagi diri kami dan semua orang di Benua Asia. Kami bersyukur atas perjuangan Kementrian Luar Negeri dan KBRI untuk membantu memulangkan Pekerja Migran Indonesia yang dieksploitasi dan bermasalah, terutama untuk kelompok rentan, yaitu: ibu hamil, ibu dengan bayi, anak, lansia, penderita sakit yang berada di negara lain. Juga atas upaya-upaya pertolongan yang dilakukan oleh Satgas perlindungan WNI, dan agen pengirim, serta bantuan dari aplikasi peduli WNI. Semoga segala jerih payah semua pihak dapat memberikan kebaikan bagi para migran pekerja, terutama menumbuhkan harapan di hati mereka yang selama ini hidup terpenjara dalam penderitaan dan ketidakberdayaan. Semoga kehidupan baru menerangi seluruh Benua Asia dengan terang pengharapan dan keselamatan-Mu. Dengan pengantaraan, Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!

2. Yesus naik ke surga

“Sesudah Ia mengatakan demikian, Ia diangkat ke surga disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. ‘Hai orang Galilea, mengapa kamu berdiri melihat ke langit?’ Yesus ini, yang diangkat ke surga meninggalkan kamu, akan kembali dengan cara yang sama seperti kamu lihat Dia naik ke surga.” (Kis. 1:9-11)

Intensi doa untuk Benua Australia & Oceania (butiran manik warna biru)

Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami semua mengarahkan tatapan kami saat ini hanya kepada-Mu. Secara khusus kami mendoakan Benua Australia dan Oceania. Kami berharap semoga seluruh masyarakat berusaha membangun masyarakat yang adil dan makmur. Berilah kerendahan hati dan rahmat kebijaksanaan bagi para pemimpin dan para pembuat kebijakan baik pusat maupun daerah, untuk mau duduk bersama, mengupayakan komunikasi dua arah, sesulit apapun situasi yang dihadapi. Hidupkanlah semangat persaudaraan yang sejati di antara orang-orang di Benua Australia dan Oceania sehingga mau dan mampu berkoordinasi untuk memperjuangkan kebaikan bersama bagi semua negara yang ada di benua ini. Dengan pengantaraan, Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!

3. Roh Kudus turun atas para rasul

“Tiba-tiba terdengarlah bunyi dari langit seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk […] lalu mereka semua dipenuhi Roh Kudus, dan mulai berbicara dalam bahasa lain, seperti yang diberitakan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan.” (Kis. 2:2.4)

Intensi doa untuk Benua Eropa (butiran manik warna putih)

Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami mohon kehadiran Roh Kudus-Mu, khususnya di Benua Eropa. Bapa berkatilah benua ini dengan perdamaian. Semoga upaya-upaya penghentian kejahatan agresi, negosiasi, dan penghentian pasokan senjata yang semakin memperuncing pertikaian mendapatkan perhatian dari semua pihak. Jauhkan perpecahan dari benua ini, doronglah setiap pihak untuk mau menempuh jalan-jalan damai agar bisa saling memahami dan menghormati. Kami berdoa juga bagi para korban perang, yang kehilangan keamanan dan hak hidup mereka. Semoga di tengah situasi sulit ini, orang-orang di  Benua Eropa senantiasa mendapatkan tuntunan Roh Kudus untuk mau berbelas kasih kepada sesama mereka yang membutuhkan pertolongan, terutama para korban perang. Baruilah setiap hati di Benua Eropa dengan cinta dan semangat persaudaraan sejati. Dengan pengantaraan, Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!

4. Maria diangkat ke surga

“Jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita juga percaya bahwa dengan perantaraan Yesus, Allah akan mengumpulkan bersama-sama dengan Dia, mereka yang telah meninggal. Sesudah itu kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” (1 Tes. 4:14.17)

Intensi doa untuk Benua Amerika (butiran manik warna merah)

Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami persembahkan Benua Amerika ke dalam tangan-Mu. Berkatilah semua pihak yang berkuasa dengan terang Roh-Mu agar mau menghentikan pasokan senjata untuk negara-negara yang sedang berperang dan berhenti melakukan tindakan-tindakan yang menimbulkan perpecahan serta perang di negara-negara tertentu. Sudilah Engkau tinggal di tengah para pemimpin, agar mereka berhenti melakukan politik kekuasaan dan eksploitasi, perebutan kekuasaan dan intimidasi terhadap negara-negara kecil. Semoga negara-negara di Benua Amerika dapat hidup damai, memilih jalan-jalan damai dan juga menjadi pembawa damai bagi seluruh dunia. Dengan pengantaraan, Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!

5. Maria dimahkotai di surga

“Tampaklah suatu tanda besar di langit; seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.” (Why. 12:1)

Intensi doa untuk Benua Afrika (butiran manik warna hijau)

Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami datang ke hadirat-Mu untuk mempersembahkan Benua Afrika. Pandanglah umat-Mu di benua ini, yang sering mengalami banyak masalah, konflik, ketidakadilan, kemiskinan, dan sakit-penyakit. Terutama bagi mereka yang menjadi korban dari perang Rusia-Ukraina. Fokus perhatian dunia saat ini berubah arah, lebih cenderung tertuju pada konflik yang terjadi, bukan pada korban akibat konflik tersebut. Perang juga mengakibatkan transportasi menjadi mahal sehingga bantuan yang ditujukan kepada negara-negara di Benua Afrika terutama makanan darurat menjadi ikut tertunda. Ya, Bapa semoga seluruh dunia dapat bekerjasama memberikan pertolongan dan harapan bagi mereka yang sedang menderita. Berkatilah Benua Afrika sehingga dapat menjadi benua yang sejahtera dan makmur. Dengan pengantaraan, Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s