Renungan Harian Misioner
Sabtu Biasa XXXI, 05 November 2022
P.S. Elisabet dan S. Zakaria
Flp. 4:10-19; Mzm. 112:1-2,5-6,8a,9; Luk. 16:9-15
Sesama sahabat misioner yang terkasih dalam Kristus. Dalam bacaan pertama rasul Paulus mengungkapakan rasa syukurnya atas partisipasi jemaat di Filipi dalam kesulitan dan kesusahannya. Paulus ketika itu menyadari bahwa perhatian jemaat Filipi atas kebutuhan hidupnya merupakan bukti kehadiran Allah yang memperhatikan kesusahannya dan memenuhi kebutuhannya. Oleh karena kehadiran Allah yang dianggap nyata melalui uluran jemaat Filipi akhirnya sang rasul ulung pasca kebangkitan kristus itu berkata: “Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan padaku”. Rasul Paulus dengan tulus mengakui keterlibatan jemaat Filipi dalam hidupnya dengan berkata: “…kalian telah mengambil bagian dalam kesusahanku”. Dan rasul Paulus mengingatkan jemaat Filipi bahwa perbuatan mereka itu akan membawa buah yang makin menambah keuntungan bagi mereka, dan Allah akan memenuhi segala keperluan mereka menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Sementara dalam Injil Lukas hari ini, Yesus menegaskan kepada murid-murid-Nya untuk setia kepada Allah bukan kepada mamon. Mamon bukanlah sesuatu yang menguasai cinta kasih manusia kepada sesama dan Allah, melainkan mamon harus ditaklukkan oleh kasih manusia agar manusia bisa sampai pada sesama dan kepada Allah. Penegasan Yesus ini justru ditujukan juga kepada kaum Farisi yang merupakan barisan budak uang. Yesus mau menegaskan bahwa antara kasih Allah dan mamon terdapat dua kutub yang tak terdamaikan.
Ketika rasul Paulus mengakui peranan jemaat Filipi dalam hidupnya dengan sendirinya rasul Paulus mengajak komunitas Kristiani Filipi untuk selalu terlibat dalam kehidupan sesama yang sangat membutuhkan perhatian dan pertolongan. Yesus malah semakin mengerucut pada suatu spiritualitas keterlibatan bagi keadaan buruk kaum miskin. Dan Yesus mengajak para pengikut-Nya untuk menjadi miskin seperti Dia. Bagi pengikut Kristus, nasib buruk kaum miskin menjadi hulu dan muara spiritualitas untuk mengikuti Kristus.
Kristus memberi sorotan pada perhatian bagi kaum miskin yang semestinya menjadi sentral dan tema aktual bagi pewartaan kita. Kitapun dengan sentuhan sabda Yesus dalam Injil Lukas hari ini bisa melihat tiga hal penting yakni pertama, kita sebagai pengikut Kristus adalah orang yang telah menentukan pilihan yang tak terbatalkan untuk mengikuti Kristus, bukan untuk menghambakan diri kepada mammon. Kedua, pilihan kita harus sejalan dengan pilihan Kristus yakni menjalankan kehendak Allah untuk berpihak kepada sesama yang miskin, bukan merangkul kesenangan (kepuasan), pujian (kehormatan), kekuasaan (status sosial), sebagaimana yang tercantum dalam Mat. 4:1-11 dan pararelnya tentang tiga babak drama pencobaan di padang gurun. Ketiga, pilihan kita menjadi pengikut Kristus merupakan pilihan yang tepat sejauh kita tidak memberi ruang pendewaan kepada mamon yang tidak hanya sebatas harta kekayaan, melainkan pula keserakahan terhadap kehormatan dan kekuasaan.
Sesama saudara saudari misioner yang terkasih. Ketiga pilihan kita di atas tidak terlepas dari dua prinsip spiritualitas kemuridan kita yakni pertama, kita menemukan bahwa ada pertentangan yang tak terdamaikan antara Tuhan dan kekayaan jika kekayaan menjadi tembok yang menghalangi kebersamaan kita dengan Allah dan sesama. Kedua, kitapun menemukan bahwa terdapat perjanjian yang tak terbatalkan antara Tuhan dengan kaum miskin.
Mari kita menggunakan apa yang kita miliki baik harta, kemampuan, keberhasilan, bahkan status sosial kita untuk mengabdi Allah dan melayani sesama. Amin.
(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Anak-anak yang menderita
Kita berdoa untuk anak-anak yang menderita, terutama tuna wisma, yatim piatu, dan korban perang; semoga mereka mendapat jaminan untuk memperoleh pendidikan dan kesempatan merasakan kehangatan kekeluargaan.
Ujud Gereja Indonesia: Mengenang mereka yang meninggal karena Covid-19
Kita berdoa untuk mereka yang meninggal karena Covid 19, semoga Tuhan menganugerahkan belas kasih-Nya pada mereka, dan arwah mereka beristirahat dalam ketentraman kekal.
Amin