Cinta YESUS

Renungan Harian Misioner
Kamis Biasa XXXIII, 17 November 2022
P. S. Elisabet dr Hungaria

Why. 5:1-10; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Luk. 19:41-44; atau dr RUybs

Banyak umat Katolik terpesona kepada Elisabeth dari Hungaria. Tak sedikit Rumah Sakit didirikan dengan memohon perlindungan kepada St. Elisabet. Wanita yang hidup seperempat abad pada bagian awal dari abad 13 ini memulai hidupnya di tengah kemewahan istana. Suaminya akan ikut dalam salah satu Perang Salib untuk memuliakan Tuhan Yesus, yang wafat di Golgotha. Namun suami itu juga akan dipanggil Tuhan: meninggal. Pada waktu itu, Elisabet belum berusia seperempat abad. Ia mengambil keputusan untuk seutuhnya memberikan dirinya kepada Tuhan, melalui penyerahan kepada umat jelata sebagai suster. Kita boleh merenung: apa yang Tuhan beri dan apa yang kuberi?

Wahyu 5:1-10 melukiskan hati Elisabet, yang memberikan dirinya seperti Sang Guru. Guru Yesus digambarkan sebagai Dikorbankan secara kudus. Elisabet merasa dipanggil kepada Guru Nasaret, untuk memberikan hidupnya. Ia ingin, agar memiliki hati, seperti Tuhan Yesus, yang menyerahkan Hati-Nya untuk tanda kasih-sayang-Nya kepada anak-anak Allah. Dengan cara itu, Elisabet mau melaksanakan seruan hati Paulus di awal suratnya kepada umat Filipi, bab 2. Semangat itu agaknya juga meresapi banyak orang, yang melayani para penderita sakit dan keluarganya: baik di masa sekarang selama pandemi ini maupun di sepanjang waktu. Pertanyaan yang dapat membawa kita refleksi: pernahkah hati kita tersentuh oleh para penderita sakit selama pandemi ini atau di luarnya; di dekat kita atau di tempat lain: demi Tuhan? Bagaimanakah kita memperlakukan para pasien atau penderita duka? Dengan hati?

Lukas 19: 41-44 membawakan bagi kita, Kehendak Allah, yang akan datang kepada kita membawa salib dan mengajak ke Golgota: Sang Putra membukakan Hati-Nya untuk menebus kita sampai “keluar air dan darah dari Hati-Nya”. Kini, Dia dapat saja datang dengan pelbagai derita-Nya dalam diri sesama kita: tanpa kita duga-duga; dalam situasi dan kondisi yang Dia tentukan. Pertanyaannya: apakah kita siap untuk menyambut Hati-Nya dengan seluruh hati kita juga? Elisabet telah memberi teladan. Sejauh manakah kita siap “memberi hati kita”?

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Anak-anak yang menderita

Kita berdoa untuk anak-anak yang menderita, terutama tuna wisma, yatim piatu, dan korban perang; semoga mereka mendapat jaminan untuk memperoleh pendidikan dan kesempatan merasakan kehangatan kekeluargaan.

Ujud Gereja Indonesia: Mengenang mereka yang meninggal karena Covid-19

Kita berdoa untuk mereka yang meninggal karena Covid 19, semoga Tuhan menganugerahkan belas kasih-Nya pada mereka, dan arwah mereka beristirahat dalam ketentraman kekal.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s