Renungan Harian Misioner
Minggu, 20 November 2022
HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM
2Sam. 5:1-3; Mzm. 122:1-2,4-5; Kol. 1:12-20; Luk. 23:35-43
Penyaliban bukanlah hukuman biasa. Itu bentuk hukuman luar biasa, yang dikhususkan kepada musuh negara Roma, para pemberontak kelas kakap. Biasanya proses penyaliban itu sengaja dijadikan display: si terdakwa diarak di jalanan, lalu disalibkan di pinggir kota, supaya dapat disaksikan oleh banyak orang. Pesan penguasa Roma jelas: setiap pemberontak akan mengalami nasib yang sama. Jadi, jangan coba-coba! Salib adalah pameran penghinaan, display penderitaan dan perendahan paling ekstrim. Aneh bin ajaib, bagi iman Kristen momen itu justru menjadi saat si terdakwa menjadi Raja, saat si Terhina menjadi Yang Termulia! Dialah Raja dan Penguasa yang sangat tidak biasa!
Pertama, Dialah Raja yang berdoa mohon pengampunan bagi para musuh-Nya. Selama hidup-Nya, Yesus senantiasa berdoa dan mewartakan serta menawarkan pengampunan Bapa kepada manusia pendosa (Luk. 6:37). Itulah yang juga dibuat-Nya di akhir hayat-Nya. Di mata Tuhan, kejahatan manusia banyak kali karena ketidaktahuan, bukan kesengajaan (bdk. Kis. 3:17). Oleh karena itu, Ia tidak berhenti memohonkan pengampunan Bapa bagi manusia. Di tengah dunia yang penuh dendam dan berlogika balas dendam, sang Raja mengajarkan kasih dan pengampunan tanpa batas. Musuh diampuni, lawan didoakan!
Kedua, Dialah Raja yang tidak hanya mengajar, tetapi menjalankan ajaran-Nya. Dalam penderitaan dan penghinaan akibat ketidakadilan, Dia mempraktIkkan apa yang pernah Dia ajarkan: “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; berkatilah orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang berbuat jahat terhadap kamu” (Luk. 6:27-28). Dialah Raja yang mengajarkan kesejatian: hidup yang selaras antara kata dan perbuatan.
Ketiga, Dialah Raja yang menyelamatkan manusia lewat salib dan kematian-Nya. Tiga olokan terhadap-Nya: dari para pemimpin, prajurit dan salah seorang penjahat, semuanya berkaitan dengan verba “menyelamatkan” (ay. 35, 37, 39). Bagi mereka, Raja harus menyelamatkan rakyatnya dengan kekuatan. Raja harus jaya dan mengalahkan lawan. Yesus menjadi Raja justru dengan jalan sebaliknya. Kuasa dan kehebatan-Nya sebagai Raja tidak perlu dipamerkan dengan turun dari salib. Ia menjadi Raja dengan terus bergantung di salib: sarana hukuman, siksaan dan penistaan. Tetapi, Ia menderita semuanya itu sebagai orang benar. Dia dihukum mati, setelah tiga kali dinyatakan tidak bersalah (Luk. 23:4, 14, 22). Ia mau senasib dengan siapa-saja yang disiksa, ditindas dan direndahkan secara tidak adil.
Keempat, Dialah Raja yang memberi keselamatan “hari ini”. Ia menjanjikan keselamatan kepada si penjahat yang bertobat, pada hari ini juga, langsung setelah kematiannya (ay. 43). Tuhan tidak menjanjikan keselamatan nanti tetapi kini, saat Saya dan Anda mengakui kesalahan, menerima pengampunan-Nya dan mengakui kebenaran dari Dia, Sang Raja Penyelamat (ay. 41). Pada saat itulah, kendati semua ancaman, penderitaan dan ketidakadilan, kita semua akan menerima keselamatan-Nya. Saat kita mengakui dan membiarkan Dia merajai hidup kita, dalam seluruh suka duka keseharian kita, pada saat itulah Firdaus tidak lagi jauh, tetapi sungguh terjangkau, bukan nanti tetapi kini!
(Hortensius Mandaru – Lembaga Alkitab Indonesia Jakarta)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Anak-anak yang menderita
Kita berdoa untuk anak-anak yang menderita, terutama tuna wisma, yatim piatu, dan korban perang; semoga mereka mendapat jaminan untuk memperoleh pendidikan dan kesempatan merasakan kehangatan kekeluargaan.
Ujud Gereja Indonesia: Mengenang mereka yang meninggal karena Covid-19
Kita berdoa untuk mereka yang meninggal karena Covid 19, semoga Tuhan menganugerahkan belas kasih-Nya pada mereka, dan arwah mereka beristirahat dalam ketentraman kekal.
Amin